Maafkan ya terlambat update dua hari.
--
Valia seminggu ini sudah mempersiapkan banyak hal untuk pernikahannya. Tapi dia sangat kecewa karena Baya memutuskan untuk menikahinya di rumah sakit karena keadaan Axella yang belum juga sadar.
Alhasil yang dilakukan Valia adalah membatalkan hal-hal yang tidak memungkinkan terjadi karena keputusan yang dibuat oleh Baya.
Awalnya ia sempat menangis dan menolak mentah-mentah rencana yang di inginkan Baya. Tapi dia langsung mau-mau saja saat Baya mengancam tidak akan menikahinya. Baya juga mengatakan tidak peduli dengan bayi yang ia kandung.
Valia mengambil ponselnya yang berada diatas nakas kamarnya, saat hendak menghubungi seseorang ponselnya berbunyi tanda ada yang menghubunginya melalui line.
Valia memutar bola matanya saat melihat siapa yang menghubunginya,
"Ada apa sih, fan?" Ujarnya cepat tanpa basa basi setelah ia menekan tombol hijau.
"Valia, kapan kamu pulang? Kau tahu, aku memikirkan kamu dan juga bayi kita, sweet."
"Aku dan bayiku baik-baik saja. Lagipula aku belum bisa pulang, kau tahu kan kakakku masih sakit. Aku harus menemaninya." Penjelasan Valia tidak semuanya berbohong. Baya adalah kakak sepupunya.
"Oke. Tapi sudah hampir sebulan. Kau tahu kan kita harus rutin cek keadaan bayi kita. Aku ingin tahu perkembangan anakku, Valia."
"Sudahlah nanti saja kita bahas. Aku harus segera pergi."
"Oke, I lo-"
Sebelum Stefan menyelesaikan kalimatnya Valia sudah lebih dulu memutuskan sambungannya. Valia segera menyeret tubuhnya ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri.
Hari ini adalah jadwal operasi wajahnya Baya untuk menghilangkan bekas luka di wajahnya pasca kecelakaan yang membuat nyaris orang lain tak mengenal wajah Baya yang sebenarnya.
Valia ingin sekali menemani Baya, berharap mendapatkan respon yang baik dari kakak sepupunya itu.
Sesampai di rumah sakit Baya sudah bersiap untuk melakukan operasi. Valia memohon untuk menemani didalam ruangan. Baya menyanggupi atas keinginan Valia.
"Kamu kapan akan memeriksa bayi itu?" Baya bertanya saat dokter dan para suster mempersiapkan alat-alat untuk menghilangkan bekas luka di sekujur wajah dan juga tubuhnya.
Valia sedikit terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Baya, "Ke-kenapa kak?"
Baya tersenyum, "Kakak hanya bertanya, kakak juga ingin tahu perkembangan janin itu. Bukankah dia anakku?"
"I-iya kak, benarkah kakak ingin menemaniku memeriksa bayi kita?" Valia masih tidak percaya.
"Tentu. Kapan waktunya, Valia?"
"Besok lusa kak." Ujarnya dengan tersenyum lebar.
"Baiklah, sekarang tunggu kakak disitu ya. Kakak akan memulai operasi."
Valia mengangguk cepat dia mundur beberapa langkah dan akhirnya duduk dimana ruangan itu ada single sofa disana. Ternyata benar kebanyakan orang mengatakan laki-laki akan luluh dengan kehadiran seorang bayi. Terbukti perlakuan yang dilakukan Baya membuat Valia merasa senang. Sangat senang sekali dapat perhatian seperti tadi. Apalagi Baya akan menemaninya ke dokter kandungan nantinya, pasti seperti pasangan suami istri yang sedang tidak sabar dengan kehadiran bayi pertamanya.
Valia benar-benar tidak sabar menunggu hari pernikahannya dimana dia akan memiliki Baya seutuhnya. Valia tertawa sinis mengingat Axella, harapannya sekarang adalah gadis itu tidak akan pernah bangun sampai dia bisa meluluhkan hati kakak sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Obsession
RomanceAbbaya Fahmi Putra anak tunggal dari keluarga Fahmi yang hidupnya penuh dengan semua apa yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ada satu permintaan yang membuat Indri yang berstatus ibunya sangat terkejut. Abbaya menginginkan seorang bayi perempuan...