*Kevin's POV
Aku membuka mataku dengan perlahan.
Kutegakkan tubuhku yang bersandar di dinding dan memperhatikan sekelilingku.
Tampaknya sudah 11 jam sejak Elysia memasuki gelembung air itu.
Walaupun sudah siang, keadaan sekitar masih sunyi. Benar – benar sunyi. Padahal seharusnya banyak petugas istana yang berkeliling saat ini.
Tiba – tiba salah satu dari wanita putih itu datang ke hadapanku. Dia menunduk memberikan hormat lalu menulis di udara.
Tuan Kevin apakah anda mengundang beberapa teman? Barusan barrier di depan pintu menuju kolam ini dilewati oleh seseorang dan mereka sedang menuju kemari.
Memang benar. Kini aku merasakan kehadiran orang yang sedang menuju kemari tapi aura orang ini tidak berbahaya sama sekali.
Rin muncul duluan dari tangga diikuti oleh Rheel yang berjarak hanya selebar 1 langkah di belakangnya.
Ketiga wanita putih itu langsung bergegas mendekati Rin dan Rheel lalu memberikan hormat. Ketiganya lalu menulis menggunakan air di udara.
Selamat datang Putri Rin dan Pangeran Rheel. Mohon maaf tapi sekarang Putri Elysia masih melakukan penyucian, oleh karena itu mohon jangan berbicara.
Rheel dan Rin segera mengangguk secara bersamaan.
Rin segera berjalan mendekati kolam itu walaupun dia tidak diperbolehkan menyentuh airnya. Dia melihat ke arah Elysia dengan tatapan seperti anak hilang. Tampaknya pikirannya sedang melayang entah ke mana.
Rheel awalnya menatap Rin lama sekali tapi akhirnya dia dengan cepat melangkah keluar. Aku segera menyusulnya dan berdiri bersamanya di samping kolam yang berada di tengah halaman istana. "Ada apa denganmu?" tanyaku.
Dia menatapku sejenak dengan mata hitamnya itu. "Aku telah mengecewakan Ketua. Aku tidak mengikuti perintahnya."
"Maksudmu? Apakah Ketua memberikan tugas khusus padamu?"
Rheel hanya diam dan menatap pantulan dirinya di kolam. "Kemarin aku hampir..."
Aku menunggu lanjutannya dan dia mengatakannya dengan wajah yang sangat dingin. "... menciumnya."
Aku hanya diam.
Jujur saja ini pertama kalinya aku mendengar sesuatu yang sangat pribadi dari Rheel. Bahkan selama 10 tahun ini dia selalu terlihat dingin, selalu terlihat tidak punya emosi. Semuanya terjadi semenjak perang antara Ultimo itu.
"Memangnya kenapa? Apa ada yang salah dari hal itu? Dia adalah tunanganmu kan?" tanyaku.
Dia menatapku masih dengan tatapan yang dingin. "Tentu kau tidak mengerti Kevin. Untuk orang sepertiku yang memiliki kutukan ini aku tidak boleh memperlihatkan emosiku."
Dia menatapku dan matanya mengkilat hitam. Pandangan matanya sangat dingin. "Untuk orang yang memiliki rambut dan mata hitam sepertiku tidak ada gunanya mengenal perasaan seperti ini."
Aku kembali terdiam dan hanya menatapnya. Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu tapi dunia Rheel berbeda. Hanya mereka yang pernah merasakannya yang tahu. Kalau aku bicara rasanya hanya akan terdengar sok baik saja.
"Memangnya Rin tahu soal kutukanmu?" aku mengingat – ingat wajah Rin tadi yang tampaknya sedang memikirkan sesuatu.
Rheel menggeleng pelan. "Ratu tidak pernah memberitahunya lalu dia juga tidak pernah menyinggungnya jadi kemungkinan besar dia belum mengetahuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...