*Rin's POV
PIP PIP
Seketika itu juga mataku terbuka dengan lebar. Aku mengangkat kepalaku yang berada di ujung kasur.
Benar juga, semalam aku ketiduran.
Setelah Rheel pergi aku tetap berpikir sampai ketiduran. Badanku berada di lantai dan kepalaku berada di ujung kasur. Aku bahkan sangat terkejut karena leherku tidak sakit.
Aku menghela napas.
Mana ada Tuan Puteri yang tidur di lantai ya.
Yah, apa boleh buat. Selama 10 tahun aku tidak sempat mempelajari tata karma seorang Putri.
PIP PIP
Suara itu lagi. Suara apa itu?
Aku membolak – balikkan kepalaku untuk mencari asal suara itu. Kepalaku terhenti saat melihat tanda telepon berwarna putih di dinding tepat di samping tempat tidurku.
Aku menatapnya keheranan.
Memangnya stiker itu sudah dari dulu ada di sana?
Tapi tanda telepon itu berkedip – kedip seolah memanggilku.
Aku naik ke tempat tidur dan menatapnya keheranan.
Tanda telelpon itu tidak timbul. Justru rata dengan dinding.
Tanpa pikir panjang aku menyentuhnya dan tanda telepon itu berubah menjadi lebih lebar dan besar, ditambah lagi ada Lynn di dalamnya.
Aku terkejut dan mundur−hampir terjatuh dari tempat tidur.
"Hahaha, reaksimu lucu sekali Rin." Serunya dengan riang karena melihat reaksiku tadi.
Aku masih terheran – heran dan mencari asal gambar ini. Aku melirik ke belakang, berpikir kalau gambar ini adalah proyektor tapi ternyata bukan.
"Selamat pagi Rin." Sapa Karen. Dia berjalan di belakang Lynn dan berhenti tepat di sampingnya. Aku baru sadar kalau mereka berdua berada di ruangan Top Devision.
Layar itu cukup luas sampai – sampai aku bisa melihat Gilbert yang duduk tidak jauh dari Lynn.
"Selamat pagi Karen, Lynn. Ini...apa?" tanyaku menunjuk layar yang berada di dindingku. Aku jadi seperti menunjuk mereka.
"Ini adalah connector. Benda ini berfungsi untuk menyampaikan pesan dari ruangan Top Devision ke kamar – kamar anggota Shadow." Jelas Lynn.
Connector ini seperti proyeksi yang terpancar di dinding−tapi tanpa proyektor tentunya.
Tapi warnanya sangat nyata, seakan – akan ruangan Top Devision berada di depanku.
"Jadi tidak bisa antar kamar – kamar anggota Shadow ya?" gumamku.
"Ia, tapi kau bisa datang ke kamar Rheel kapan saja. Kalau dia, bahkan suara pintu kamarmu terbuka pun dia bisa mendengarnya." Karen tertawa kecil saat mengatakan hal ini.
Mendengar nama itu aku hanya terdiam dan menatap kasurku. Kejadian kemarin terulang lagi di kepalaku. Soal Rheel dan bayangan hitam serta baru Kristal itu.
"Huh? Bukan reaksi yang kuprediksi." Seru Karen. "Maaf Rin, apa aku mengatakan hal yang tidak seharusnya?" Karen terlihat sangat khawatir dan bersalah.
"Ti−Tidak! Aku hanya kepikiran sesuatu." Aku melambaikan tanganku dan tersenyum. Aku jadi tidak enak dengan Karen.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Karen ragu.
Walau berpikir semalaman aku tetap tidak bisa mendapatkan solusi soal kejadian Rheel. Apakah kutukan itu adalah bayangan hitam kemarin? Aku bermaksud untuk menayakannya kepada Karen dan Lynn. Tapi rasanya tidak baik kalau aku mengetahuinya dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...