BAB 23

3.2K 323 3
                                    

*Rin's POV

"Menjauh dari kakakku!" teriak sebuah suara yang terdengar sangat familiar di telingaku.

"Ren?!" teriak Jen yang berada agak jauh di depanku.

Rene berada di antara semak – semak dan batang kayu yang rusak. Dia memegang sebuah busur dan tangan kanannya dalam posisi terangkat karena baru saja melepas anak panah yang diarahkannya ke Lacey.

Tiba – tiba aura di sekeliling Lacey berubah. Auranya menjadi aura membunuh yang sangat kuat.

Dia menarik anak panah itu dengan tangan kirinya tapi anehnya darah yang keluar hanya sedikit sekali. Tapi aku sudah tidak memperhatikan hal itu lebih lanjut lagi.

Aku segera berlari ke arah Rene. Dia tidak terlalu jauh dariku, aku seharusnya bisa menjangkaunya tepat waktu. Dia harus pergi dari sana kalau tidak−

"Kau mengganggu gadis kecil." Gumam Lacey.

Cahaya emas muncul dari tangannya dan dengan cepat terlempar ke arah Rene.

Aku memeluk gadis kecil itu dan memposisikan tubuhku di depannya sehingga punggungku berhadapan langsung dengan serangan Lacey.

DUAARRRRR!

Suara ledakan memekakkan telingaku dan cahaya itu bersinar terang sekali.

Hanya selang beberapa detik, cahaya itu hilang dan angin langsung berhembus dengan cepat di sekelilingku karena ledakan tadi−membuatku menutup mataku.

Tapi tunggu, tidak sakit.

Tidak sakit sama sekali.

Pelan – pelan aku membuka mataku dan mendapati Rene−tidak terluka sama sekali.

Badannya bergetar dan dia menangis tapi dia baik – baik saja.

Aku membalikkan tubuhku. Kukira aku akan berhadapan dengan Lacey tapi ternyata bukan.

Di depanku ada seseorang. Aku menatap punggung dan bahunya yang lebar. Tapi dari warna rambutnya yang berwarna hitam yang lembut aku tahu siapa orang ini.

"Rheel!" teriakku, panik karena dia menerima serangan Lacey secara langsung.

Pelan – pelan dia membalikkan kepalanya dan melihatku.

Aku terkejut.

Rheel sama sekali tidak terluka. Bahkan satu goresan pun tidak ada.

Di kedua tangannya ada pedangnya yang berwarna hitam pekat.

"Kau...menahannya?" tanyaku takjub.

Rheel menatap mataku tapi matanya justru terlihat...terkejut.

"Bukan aku." Katanya pelan.

Dan aku melihatnya.

Di depan Rheel-tepatnya di udara, ada rantai berwarna silver.

Mungkin ada sekitar 5 rantai yang saling tersilang di hadapan Rheel. Rantai itu bersinar karena terkena cahaya bulan, membuatnya terlihat sangat indah dan mistis.

"Itu..." aku tidak dapat melanjutkan perkataanku.

"Destiny Weaponmu." Sambung Rheel yang juga tampak takjub melihat rantai yang indah itu.

Tiba – tiba tawa Lacey terdengar lagi.

Rheel berdiri dan mempersiapkan pedangnya.

Aku masih berlutut tapi rantai itu perlahan – lahan kendur dan masuk kembali ke dalam tubuhku.

"Ternyata ada orang yang mampu menahan seranganku secara langsung! Kau menyimpan sesuatu yang sangat hebat nona!" kata Lacey luar biasa senang. Darah mengalir turun dari lengannya tapi dia tidak peduli.

LEGEND OF ASWALD - Quarter 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang