Hi semuanya!! Maaf banget ya author lama updatenya :p
Author lupa #upss
Tapi tenang saja, author akan update seminggu dua kali jadi kalian tetap akan baca 2 chapter sebelum senin minggu depan.
Jadi, enjoy!
-----------------------------------------------------
*Rin's POV
Seperti biasa, Jen disapa oleh banyak orang dan aku juga kadang – kadang disapa dengan senyuman yang ramah. Tapi aku merasa banyak orang yang memperhatikanku jadi aku bertanya pada Jen.
"Oh, haha. Mereka tertarik padamu. Tadi kau mengenakan pakaian resmi yang menutupi tubuhmu dan tadi juga wajahmu tampak kucel. Tapi setelah mandi wajahmu jadi segar dan bersih. Kau juga menggunakan pakaian yang cukup memperlihatkan lekuk tubuhmu. Oh dan apa aku lupa mengatakannya padamu? Kau ini sangat cantik." Kata Jen panjang lebar sambil mengamatiku dari atas ke bawah.
Aku merasakan wajahku memanas dan aku menundukkan kepalaku.
"Wah, kalau pemuda bermata hitam itu−siapa lagi namanya? Oh ya Rheel−melihatmu dengan wajah seperti itu kau bisa memenangkan hatinya." Jen nyengir dan menyenggol bahuku.
"J−Jen!" Aku meneriakkan namanya karena malu.
Jen tertawa dan berhenti. "Kita sudah sampai." Dia menunjuk ke salah satu rumah pohon yang tidak terlalu tinggi. Rumah pohon ini unik karena hanya dia saja yang memiliki tangga menuju pintu utamanya.
Aku dan Jen menaiki tangga batu itu lalu mengetuk pintunya. Kami masuk dan berhadapan dengan seorang wanita muda berambut merah pendek. Dia terkejut saat melihat kami.
"Nona Jen? Ada urusan apa datang ke sini?" tanyanya dengan sopan.
"Selamat malam Bianca, kami datang untuk menjenguk teman gadis ini." Jen menunjukku dengan jempolnya.
"Oh, gadis dari kelompok Shadow? Dia ada di ruangan 3, mari kuantar."
Bianca berjalan di depan kami dan berbelok ke kiri. Tak butuh waktu lama sampai dia berhenti dan membuka sebuah pintu.
Di dalamnya Elysia sedang tidur dengan pulas.
Aku berjalan dengan cepat ke sampingnya. "Bagaimana keadaannya?" tanyaku.
"Dia baik – baik saja. Tidak ada luka internal maupun eksternal. Mungkin dia hanya kecapean saja." Bianca tersenyum dan aku langsung lega.
"Syukurlah." Gumamku dan aku duduk di kursi samping kasurnya.
"Tapi aku tidak dapat membiarkan anda begitu saja nona." Kata Bianca kepadaku. "Tolong jangan bergerak dari tempat anda!" Dia berlari keluar, meninggalkanku dan Jen tapi kembali lagi sebelum 1 menit berlalu.
Dia membawa sebuah kotak putih ditangannya dan menggeser sebuah kursi ke sampingku. Dia membalikkan tubuhku agar berhadapan dengannya.
"Apa yang kau−" dia meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, menyuruhku untuk diam.
Dia menyentuh pipi kiriku sambil berkata. "Lukanya sudah menutup sedikit tapi tetap harus diobati dengan benar."
Dia meletakkan kotak putih itu di atas pahanya dan membukanya. Dia mengelurkan sebuah kapas bulat dan menjepitnya menggunakan penjepit besi lalu mencelupkannya ke dalam sebuah botol yang berisi cairan bening.
Diarahkannya kapas itu ke pipiku dan seketika itu juga aku merasakan rasa nyeri yang menusuk dan secara refleks aku menutup 1 mataku.
"Lukanya belum tertutup sepenuhnya." Gumam Bianca. "Kau baru saja terlibat perkelahian ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...