*Rin's POV
Tak menunggu waktu lama, aku berjalan mengikuti petunjuk Jen. Orang – orang masih sibuk dan sudah mulai ada lelaki yang berjalan – jalan jadinya jalanannya cukup ramai.
Beberapa di antara penduduk ada yang menyapaku dan ada pula yang tersenyum kepadaku tapi ada juga yang cuek dan bahkan tidak melihatku.
Yah, reaksi yang wajar untuk orang asing sih.
Suara besi yang dipukul makin terdengar saat aku mendekati toko besi itu. Di depannya seorang pria besar memukul potongan besi panas dengan palu – palu besar. Tiap kali palunya mengenai besi panas itu, percikan api meloncat keluar dan berjatuhan di tanah.
'Setelah rumah penuh besi belok kiri' ingatku dalam hati.
Setelah melewati rumah tukang besi itu, di sebelah kiriku ada jalanan yang tampaknya menuju keluar desa.
Aku mengikuti jalan itu. Di samping kanan dan kiriku hanya ada pohon dan semak – semak. Pohonnya tidak sebesar pohon Morillgena. Tampaknya pohon di sini hanya pohon biasa.
Tidak ada siapa – siapa dan suara pukulan besi terdengar menjauh seiring dengan langkahku.
Walaupun pemandangan sekitarku terlihat sangat alami tapi aku sama sekali tidak mendengar kicauan burung atau binatang – binatang kecil lainnya yang biasanya hidup di hutan. Setelah di pikir – pikir di dalam desa juga tidak ada binatang sama sekali. Tapi di Shadow juga tidak ada. Mungkin karena hutan ini adalah hutan buatan?
Aku menghela napas.
Cerita yang diceritakan Jen kemarin kembali terulang di kepalaku.
Aku baru tahu apa yang terjadi 10 tahun yang lalu kemarin.
Masih banyak hal yang tidak kuketahui mengenai dunia ini. Jangankan dunia ini... bahkan soal Rheel pun banyak yang tidak kuketahui.
Orang bermata dan berambut hitam... dikatakan orang terkutuk.
Mereka dikutuk oleh sebuah kutukan...
Kemarin waktu Rheel di kamarku ada semacam banyangan hitam di punggungnya. Apakah itu bentuk kutukannya?
Aku terkejut saat kakiku tersandung batu kerikil dan hampir terjatuh, tapi sebelum jatuh aku berhasil mempertahankan posisi tubuhku lalu berdiri dengan tegak.
"Hampir saja." Kataku.
Aku sadar kalau aku sudah jalan cukup jauh. Bahkan suara besi yang dipukul sudah tidak terdengar sama sekali.
Jalanannya sama sekali tidak berubah jadi aku melanjutkan langkahku.
Beberapa langkah ke depan aku mendapati danau yang cukup besar. Walau besar tapi kelihatan sekali kalau volume airnya lebih sedikit dibandingkan dulu karena antara tepi danau dan airnya sendiri ada sebuah jarak yang kelihatan janggal.
Aku melangkah mendekati danau itu dan berhenti saat mendengar sebuah suara. Seseorang sedang bersenandung.
Aku mengintip dan mendapati seorang gadis kecil berambut perak sedang duduk di sisi danau.
Rene duduk sambil menggulung kedua kakinya ke dadanya dan menyandarkan pipi kanannya di atas lututnya. Dia sedang menutup matanya dan menyenandungkan sebuah lagu yang tidak kukenal.
Aku tersenyum dan kuakui, tampaknya suara Rene indah sekali. Rasanya seperti suara anak kecil yang masih polos dan lugu.
Aku berdiri dan berjalan mendekat. Tampaknya Rene sangat keasyikan bersenandung karena dia bahkan tidak sadar kalau aku berjalan mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...