Malam semakin menunjukkan betapa liarnya club malam ini. Semua orang mabuk. Semua orang berjoget mengikuti irama musik DJ. Gemerlap lampu tidak menghalangi pandangan nakal mereka. Para wanita itu aku pekerjakan sebagai pelayan para tamu dan penari striptis.
"Lepaskan tank top itu" Aku menyuruh empat wanita ku untuk melepaskannya diruang kamar diatas.
"Dan bra nya juga ganti semuanya dengan bikini ini" Aku menyerahkan bikini warna hitam kepada mereka.
Mereka terlihat malu tapi mereka menurut dan membukanya di depanku. Aku menelan ludah.
"Mereka telanjang. Ingin rasanya...."
Mereka memakai bra hitam dengan model hanya putingnya saja yang ditutupi sedangkan sisanya terekspos begitu saja. Dan celana dalam warna hitam transparan memperlihatkan bagian paling eksotis. Aku memungut pakaian mereka.
Mereka tampak mengamati satu sama lain. Ah kalian terlalu bodoh untuk aku rusak.
Mereka akan menjadi penari striptis yang memamerkan kebodohannya sendiri.
Aku tak tahan.
Dengan sergap aku mencium dengan paksa yang aku beri nomor sembilan dalam sistem penamaanku.
Kemudian aku berganti mencium leher si nomor dua.
Lalu aku menepuk bokong yang indah milik si nomor sebelas.
Dan yang terakhir aku memeras dada besar nan kenyal dari wanita nomor lima. Dan dia pun mendesah.
Mereka semua lezat. Memuaskan. Aku pun tertawa dalam hati. Tertawa atas kenafsuanku. Mereka langsung keluar dan disambut para tamu yang bermata nakal.
Ah inilah nikmat dunia.
"Hei Ben apakah kita berdua boleh make?"
Dua temanku yang ini hampir terlupakan.
"Iya silahkan saja pilih gratis"
Mereka kegirangan. Dan memilih wanita yang mereka suka. Aku duduk dimeja bertender menikmati misi ini.
Ricky memilih wanita yang berambut sebahu sedang mengantarkan minuman kearahnya.
"Minum tuan?" Tawarnya.
"Oh tidak aku ingin dirimu" Ricky mengambil nampan yang dibawanya dan meletakannya dimeja.
"Dadamu sangat besar" Kata Ricky menggoda.
"Ah aku juga tidak tahu bagaimana bisa sebesar ini" Wanita yang ada di hadapannya Ricky langsung meremas dadanya sendiri. Sangat polos.
"Aku ingin memegangnya"
"Boleh"
Ricky langsung menarik tangan wanita bernomor sepuluh itu dan menjatuhkannya di sofa. Sungguh tolol wanita ini, pikirnya. Ricky bagaikan singa yang akan menyantap makan siangnya.
Meremas dadanya sungguh menyenangkan. Hasil operasi kemarin.
Ricky ingin lebih.
"Mau keatas? Aku ingin melihat dadamu seperti apa" Ricky mulai liar dan lagi-lagi wanita itu mengangguk.
Aku melihat mereka berdua naik keatas dan masuk ke kamar nomor tiga. Aku tertawa jahat.
"Boleh aku membuka bajumu?"
Wanita itu mengangguk.
"Waw sungguh besar"
Wanita itu tersipu malu seperti anak kecil. Wanita tolol, pikirnya.
Ricky terus meremas dadanya bagaikan meremaskan spon mandi. Wanita itu terlihat menikmati dan sedikit mendesah. Ricky memainkan putingnya dan menggigitnya. Seperti anak bayi yang haus ASI.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Dead
RandomPembalasan tidak akan berarti jika aku mati dipembalasan lainnya.