Aku berada dalam ruang latihanku bersama para wanita yang kusuruh bertelanjang. Ya semua wanita yang kupunya seluruhnya aku lucuti baju mereka satu persatu.
"Waw aku seperti disurga dengan penuh wanita telanjang seperti ini" Aku menelan ludah. Hasratku tak tertahan tapi aku tidak menyukai seks, aku lebih suka melihat dan melakukan dengan sedikit.
Lalu aku suruh mereka menindih ku dan menggosokkan payudaranya ke dadaku yang bidang. Hangat. Dan kenyal.
Aku sedang menunggu panggilan dari telpon.
"Sial"
Aku mencoba kedua kalinya dan panggilan ku diangkat.
"Halo.."
"Halo...selamat malam pak Kaito"
Aku sembari memainkan puting wanitaku. Menggemaskan.
"Saya Ben dari perusahaan industri company. Saya dengar perusahaan anda cukup terkenal dan memiliki beberapa aset yang besar. Saya ingin mengajak anda bekerjasama"
Terdiam.
"Tapi kalau anda masih ragu, bisa kah kita bertemu dan berbincang-bincang? Malam ini di cafe The Girls"
"Hm..."
"Dan tentunya gratis untuk anda. Itu milik saya"
"Baiklah malam ini"
Telfon ditutup. Aku tersenyum jahat.
Lalu aku langsung menggigit puting wanitaku hingga dia kesakitan.
"Ah..tuan sakit"
"Ah payah!" Aku pun langsung menyingkirkan dengan paksa wanita itu dan merangkak kewanita yang lain.
Aku langsung memasukkan bajuku ke mulutnya hingga tidak bisa berbicara dan menghantam wanita itu ketembok. Dia kesakitan.
"Kau tahu berapa sakit hah? Menyakitkan buat anak delapan tahun yang menyaksikan orangtuanya dibunuh"
Aku marah.
Aku meremas dada wanita yang kusumbat mulutnya dengan kencang dan kasar. Dia menggerang kesakitan dan suaranya terpendam.
"Haha! Malam ini kau akan bertugas wanita jalang"
Aku melepaskan sumbatannya dan dia jatuh dengan lemas.
Yang lain mengamatiku dengan ketakutan.
"Kalian seharusnya menghasilkan susu untukku!"
Ya seperti sapi.
Aku bisa saja menyuntikkan hormon produksi susu ketubuh mereka dan aku meminum langsung dari payudara mereka.
"Haha menyenangkan pastinya" aku membatin.
