Memori

13.2K 129 4
                                    

Hujan deras malam itu melancarkan rencana pembunuhannya. Tidak tersisa satupun yang dibiarkan hidup dirumah itu.
"Aku akan jadi penguasa. HAHA"
Pesta besar diadakan di kediamannya. Alkohol, PSK, dan musik DJ disediakan. Malam pembantaian malam kenikmatan.
"Malam ini kita berpesta!"
"Yaaa!!"
"Aku yang akan menjadi satu-satunya penguasa!!"
"Yaa!!"
Kebisingan membuat seorang anak kecil terbangun dan turun untuk menemui pimpinan mereka.
"Ayah kenapa mereka ada disini? Apa ayah membunuh lagi?"
"HAHA ayah tidak membunuh,hanya menyingkirkan orang-orang yang pantas di singkirkan......"
".....veronica"
"Heh brengsek tolong antarkan dia kembali tidur" sambung Kaito.
"Baik bos"
"Ayo nona kecil besok kamu harus sekolah kan?"
"Uhm... Iya"

Veronica mengenang saat saat pembunuhan oleh ayahnya itu. Pikirannya kacau. Antara benci dan menyesali. Membenci ayahnya seperti monster yang selalu memakan korban dan menyesali untuk kesendiriannya sekarang tanpa seorang ayah.

"Sial sial sial siallllllll akkkkk!"
"Siapa yang membunuh ayah? Tak ada ampun bagi pedangku ini!"

Kebencian mulai menyelimuti hatinya. Matanya mulai terisi dengan kebengisan yang membara.

Dia akan membalaskan dendam. Siapapun itu orangnya. Harus terbunuh dengan satu tebasan pedangnya.

I'm DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang