Jam beker berdering lima menit yang lalu. Menunjukkan pukul sembilan pagi. Kamar tidur yang luasnya setengah lapangan futsal menjadi pandangan pertama ketika aku terbangun. Sinar matahari masuk melalui celah kecil di balik tirai coklat. Tempat tidur dengan motif macan sangat berantakan. Baju-bajunya berserakan di lantai. Celana dalam dan BH wanitanya juga berceceran. Dia tertidur pulas disampingku tanpa busana. Lekuk tubuhnya yang indah. Aromanya seperti buah ceri. Warna kulitnya yang berkilauan. Begitu hangat dan menggoda.
Semalam benar-benar sangat melelahkan. Misinya berjalan dengan lancar. Tak ada bukti yang akan ditemukan di TKP. Aku juga melakukan dengan panas diruangan ini tadi malam. Gesekan demi gesekan membuatnya lemas. Membuatku semakin bergairah dan ingin memasukinya lebih dalam. Dia berkata berhenti tapi aku menginginkannya lagi.
"Ahh jadi buat apa aku menikah kalau sudah punya mainan"
Aku keluar untuk mengambil beberapa soda di kulkas. Lalu masuk ke dalam kamar lagi.
Membuka tirai coklat dan mengizinkan sinar matahari masuk. Dia terbangun. Televisi aku nyalakan dan langsung tersambung dengan berita pagi tentang pembunuhan semalam.
Dia terbangun sambil memperhatikanku yang sedang berdiri di depan TV. Aku mendekatinya lalu menindihnya kembali. Menciumnya dengan liar. Mencium setiap lekuk tubuhnya. Dia kegelian.
"Ayo kita lakukan lagi!"
Aku berteriak kesenangan. Melakukannya dipagi hari dengan berita yang menampilkan kemenangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Dead
CasualePembalasan tidak akan berarti jika aku mati dipembalasan lainnya.