Part 1

3.8K 159 8
                                    

Seperti sudah menjadi kebiasaan tidur larut malam, bangun kesiangan, telat masuk sekolah dan dihukum berdiri didepan tiang bendera. Dan saat ini Ali sedang berdiri dibawah panasnya terik matahari yang sangat menyengat kulit, tapi sepertinya hal tersebut tidak membuat Ali kapok akan kelakuannya. Ali Bintang Pratama, putra bungsu dari tiga bersaudara anak Harry Pratama pemilik utama Pratama's CORP dan penyumbang dana terbesar SMA Pelita Harapan Nusantara.

"kapan sih istarahatnya? Capek gue, udah panas gini belum sarapan lagi kalau gue pingsan gimana? Yakali ada cowok ganteng pingsan ditengah lapangan gara-gara dihukum telat" gerutu Ali.

Sudah hampir setengah jam Ali dijemur ditengah lapangan akibat dia telat masuk sekolah dan sekarang dia hanya bisa menunggu waktu istirahat. Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang, bel istarahat sudah berbunyi pertanda masa hukuman Ali sudah berakhir.

*****************

"Bu, nasi goreng satu sama es teh satu ya bu. Ditempat biasa" Ali memesan mkanan dan minuman kepada ibu kantin dan langsung duduk disudut paling pojok kantin, karena memang tempat itu adalah tempat favorite Ali.

Ali merasa jengah, karena dia terus mendapat tatapan-tatapan memuja dari gadis-gadis yang berada di kantin. Wajar saja jika dia mendapat tatapan tersebut, karena dia memiliki wajah yang tampan berparas arab, bulu mata lentik, alis tebal, jambul yang menawan, badan atletis, hidung yang mancung dan yang paling menarik adalah mata elangnya.

"gue tau kalau gue itu ganteng, tapi liatnya biasa aja dong" gerutu Ali dalam hati dan membalas tatapan para gadis dengan tatapan tajam.

Tak tau kenapa Ali paling tidak suka mendapat tatapan memuja seperti itu, sehingga Ali selalu bersikap dingin terhadap perempuan dan itu membuatnya sampai sekarang tidak mempunyai pacar. Meskipun banyak gadis yang suka dengannya, dia tak tertarik satu pun.

Pesanan yang dipesan Ali datang dan sekarang ia hendak menyatap pesanannya, namun tiba-tiba ada seorang gadis datang ke meja Ali sambil membawa satu mangkok bakso dan satu gelas es jeruk. "hhmm.. gue boleh numpang duduk disini nggak? Soalnya nggak ada tempat kosong lagi" ucap gadis tersebut lembut.

Ali tak menjawab malah membalas ucapan gadis itu dengan tatapan tajam, bukannya takut mendapat tatapan tajam dari Ali gadis tersebut malah langsung duduk dihapan Ali.

"buset nih cewek main nyelonong duduk aja, nggak takut apa gue tatap gitu tadi" guman Ali dalam hati. Dia merasa bingung karena gadis dihapannya tidak takut mendapat tatapan tajam darinya. Keheningan pun terjadi, karena Ali bingung harus bersikap seperi apa. Jujur Ali tidak pernah berada dalam keadaan seperti ini, karena memang tidak ada yang berani mendekati Ali. mengingat Ali selalu menatap tajam pada siapapun yang ada didekatnya.

"Makasih ya buat tempatnya" ucap gadis tersebut tiba-tiba dan berlalu meninggalkan Ali sendirian.

*****************

"Alliiiii pulaaannngggg..." Ali berteriak saat memasuki rumahnya.

"nggak usah teriak bisa nggak sih li? Kuping gue bisa budeg nanti" gerutu Kaia yang berada di ruang tamu sambil membaca majalah. Kaia Putri Pratama kakak Ali nomor dua dan satu-satunya anak perempuan yang dimiliki Harry Pratama. "kok lo udah pulang sih kak?" Tanya Ali heran, karena biasanya Kaia jam segini masih berada di kampus.

"dosennya nggak ada, jadi gue pulang aja. Mau ke mall males nggak ada temennya" jawab Kaia sambil menaruh majalah yang ia baca diatas meja tamu.

"kasian banget sih lo, dasar jomblo" ledek Ali. Kaia yang tak terima langsung melempar Ali dengan bantal. "kurang asem lo, kayak lo nggak jomblo aja" balas Kaia dan berdiri berlalu meninggalkan Ali. "gue emang jomblo, tapi gue banyak fansnnya nggak kayak lo yang nggak punya fans" Ali yang tak terima juga diledek Kaia langsung membalas dengan berteriak mengingat Kaia sudah pergi dari hadapannya.

*****************

"Li, sini makan siang bareng yuk" ajak Mama Nadia. Ali memberhentikan langkahnya saat mamanya mengajaknya makan siang bersama.

"emangnya Mama masak apa?" meskipun keluarga ini memiliki harta berkelimpahan, tapi mereka tetap hidup sederhana. Buktinya mereka tidak memiliki asisten rumah tangga, dengan alasan agar semuanya dikerjakan bersama-sama. "Mama masak ayam opor sama tadi goreng kerupuk" jawab Mama Nadia lembut. Ali pun mengurunkan niatnya untuk langsung ke kamar, memang setelah pulang sekolah tadi Ali belum ke kamarnya melainkan nonton tv di ruang tengah.

"Ma, Papa kapan pulang?" Tanya Kaia memulai pembicaraan.

"minggu depan mungkin, Papa belum telepon mama hari ini" Harry Pratama atau yang biasa dipanggil Papa oleh keluarga kecilnya ini memang memiliki banyak kesibukan. Dan kesibukannya saat ini mengurus bisnisnya di Jepang.

"Papa belum telepon Mama hari ini? Awas loh Ma, jangan-jangan Papa.." ucap Ali menggantung dan membuat Nadia penasaran. "jangan-jangan apa li? Kamu ini ada-ada aja". "ada-ada aja itu acara yang ada di tv Ma" kata Ali sambil tertawa terbahak-bahak. "Kamu ini becandaan mulu". "Ma Ali mau cerita nih"

"cerita aja li, Mama selalu dengerin kok" ucap Mama lembut.

"tadi waktu pas istirahat ada cewek nyamperin Ali di kantin, terus dia mau duduk sama Ali karena kursi yang kosong tinggal didepan Ali. Dia minta ijin sama Ali, tapi aku nggak jawab malah aku kasih tatapan tajam ke dia eh dia malah berani Ma. Aku kira dia bakal takut, dia langsung duduk gitu aja heran deh ma Ali baru kali ini ada cewek yang nggak takut sama Ali" Ali menceritakan panjang dan lebar kepadan Mamanya.

"dasar bocah, gitu aja cerita sama Mama" gerutu Kaia pada Ali yang menurutnya Ali menceritakan hal yang tidak penting.

"itu tandanya gue nggak ada yang ditutup-tutupi dari Mama, nggak kayak lo yang kalau ada apa-apa cuman diem. Diem-diem ntar bunuh diri lagi" balas Ali kesal karena ucapan Kaia.

Dari ketiga anaknya, hanya Ali yang dekat dengannya, pasalnya hanya Ali yang terbuka dengannya, bukan berarti yang lain tidak terbuka tapi tidak seperti Ali yang selalu blak-blakan menceritakan semuanya padanya.

"Ali nggak boleh gitu sama Kaia, Kaia juga harus hargai sikap Ali yang terbuka" jelas Mama dengan senyum yang menurut Ali senyuman itu tidak dimiliki oleh perempuan manapun, kecuali Mamanya. "Mama mau tanya sama Ali, kenapa sih Ali suka natap cewek-cewek tajam? Kan mereka nggak ada salah? Terus kenapa kamu malah natap cewek yang mau duduk dikantin dengan tajam juga Kan dia cuman mau duduk?"

"yaa Ali nggak suka aja Ma ditatap aneh sama cewek-cewek itu, yaudah mending Ali balik tatap mereka tajam, mereka tu alay Ma. Kalau soal cewek itu paling dia juga cewek alay yang ngefans sama Ali makannya aku tatap tajam" jawab Ali polos. "harusnya Ali bersyukur punya banyak fans, tandanya Ali banyak yang sayang. Dan nggak semua cewek itu sama buktinya cewek itu kamu tatap tajam gitu dia nggak takut, bisa aja emang dia nggak ngefans sama kamu" Mama memberi penjelasan kepada Ali.

"masak sih Ma dia nggak ngefans sama Ali? Kan Ali ganteng, cewek-cewek aja pada klepek-klepek sama Ali masak dia enggak sih? Penasaran Ali Ma". "awas lohh ntar penasaran jatuh cinta abis itu" ledek Kaia.

"apaansih nggak mungkinlah, gue mau fokus sekolah dulu" jawab Ali sambil menjulurkan lidahnya keluar.

"nama cewek itu siapa li? Cantik nggak?" Tanya Kaia penasaran.

"gue belum kenalan sama dia, pas makan tadi aja cuman diem-dieman" jawab Ali polos. "Tuhan itu adil ya, lo dikasih muka ganteng tapi otak kagak bisa digunain. Harusnya lo ajak dia kenalan, biar lo punya temen cewek" ledek Kaia lagi.

"udah ah, gue mau mandi dulu males gue lo ledekin mulu" Ali bergegas ke kamarnya untuk mandi dan beristirahat.

*****************

Hai! aku iseng nulis ini, heheheh. Semoga kalian suka yaa.. jangan lupa buat vote & comment!! maaf kalau ceritanya jelek dan berantakan, maklum penulis baru

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang