Part 8

1.4K 101 3
                                    

Prilly sedang sibuk memperhatikan boneka hello kitty yang ada di genggamannya berharap orang yang akan ia beri boneka tersebut suka dengan pemberiannya. Sepulang sekolah tadi Prilly tidak langsung pulang, melainkan pergi ke mall untuk membeli boneka hello kitty dan akan diberikan kepada Verlita.

Sekarang Prilly sedang menuju ke taman ia biasa bertemu dengan Verlita menggunakan taksi. Sesampainya di taman senyum Prilly mengembang melihat Verlita sedang duduk di sebuah bangku yang biasa ia gunakan bersama Verlita. Namun sebuah pertanyaan muncul dalam hati Prilly "siapa cowok itu?" Tanya Prilly dalam hati, ia tak mengetahui siapa seorang laki-laki yang sedang duduk bersama Verlita pasalnya Prilly datang dari arah belakang. Tak ingin terus menerus penasaran, Prilly menghampiri Verlita dan laki-laki tersebut.

"Haii ver.. li.. tt.." ucap Prilly menggantung "Ali?" Lanjut Prilly. Ali yang merasa namanya disebut menoleh kearah kanannya dan ternyata disana ada seorang gadis yang sedang membuatnya kesal tadi saat di sekolah. "Prilly, ngapain lo disini?" Tanya Ali dingin. Belum sempat Prilly menjawab, Verlita sudah berbicara terlebih dahulu "Kak ii? Waahhh seneng banget ada kak ii" ucap Verlita saat menyadari keberadaan Prilly. "Hai Verlita.. Kamu kok bisa sama kak Ali?" Tanya Prilly bingung, kenapa Verlita bisa bersama dengan Ali. "Duduk sini dulu kak" Verlita mengajak Prilly duduk disebelahnya. Prilly pun mengikuti apa mau Verlita dan sekarang posisi Verlita berada di tengah-tengah Ali dan Prilly. "Kak prilly kenal sama kak Ali?"."temen satu sekolahnya kak Prilly" jawab Prilly. "Kok Verlita bisa sama kak Ali" tanya Prilly lagi. Verlita melirik kearah Ali yang sedang melihat lurus kedepan, danau buatan yang indah. Sedetik kemudian Verlita tersenyum.

Flashback on
"Verlita aku boleh pinjam boneka kamu nggak? Boneka aku jelek nih" tanya Shabia teman bermain Verlita saat di taman. "Jangan, ini boneka yang kasih Mama aku, kenang-kenangan yang aku punya dari mama aku" Verlita bukannya pelit tidak mau meminjamkan, ia hanya takut kalau boneka pemberian alm. Mamanya rusak. Karena hanya boneka tersebut yang membuatnya nyaman, kalau ia sedang rindu pada Mamanya.

"Kamu pelit, tiap kamu pinjam boneka ku aja aku bolehin, sekarang pas aku mau pinjam boneka mu nggak dibolehin" Verlita menjadi bingung, ia harus bagaimana. "Kamu aku bolehin pinjem semua mainan dan boneka-boneka aku, tapi jangan yang ini yaa" rayu Verlita, karena memang ia tak ingin  boneka Hello kitty berwarna putih pink dengan pita merah dikepala boneka ini menjadi rusak. "Nggak mau, pokoknya aku mau yang itu" ucap Shabia sambil merebut boneka kesayangan Verlita. Aksi rebut-rebutan terjadi, hingga boneka kesayang Verlita dibawa lari oleh Shabia. Verlita menangis histeris, karena boneka kesayangannya diambil temannya. "Hhhhhuuuuu.. hhuuaaaa... Mama maafin Verlita nggak bisa jagain boneka itu" ucap Verlita dalam tangisnya.

"Verlita udah nggak punya kenang-kenangan lagi dari Mama, bonekanya diambil Shabia. Shabia nakal" Verlita masih terus terisak.

Saat masih menangis, ada seorang laki-laki memperhatikan Verlita dan mengahampiri Verlita. "Kamu kenapa nangis?" Tanya laki-laki tersebut dengan lembut dan duduk berjongkok dihadapan Verlita menyamai tinggi Verlita yang sedang duduk. "Boneka kesayangan aku diambil temenku" ucap Verlita yang masih terus menangis. Kedua tanga laki-laki tersebut menangkup pipi Verlita dan mengahapus air mata Verlita yang mengalir deras dengan ibu jarinya. "Udah kamu nggak boleh nangis, temen kamu nanti pasti balikin bonekanya" ucap laki-laki itu memberi pengertian pada Verlita. "Nggak mungkin dibalikin, kalau Shabia minjem nggak pernah dibalikin"."kalau gitu, nanti kita beli yang baru lagi"  laki-laki tersebut mencoba menenangkan Verlita. Verlita terlihat sudah tidak terlalu sedih "bener?" Laki-laki dihadapan Verlita mengangguk dengan cepat. "Makasih kak" sedetik kemudian Verlita kembali tersenyum. "Udah jangan nangis lagi ya, nanti jelek lhoo" ucap laki-laki tersebut tertawa dan melepaskan tangannya dari wajah Verlita. "Kakak namanya ganteng siapa?" . "Ali" ternyata laki-laki  yang membuat Verlita tak menangis lagi adalah Ali . "Kalau aku Verlita" ucap Verlita mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Ali.
Flashback off

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang