Part 21

1.2K 75 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak Joko, guru matematika.

"Selamat pagii paaakkkk" seru murid-murid membalas sapaan sang guru.

"Tolong kumpulkan PR nya segera" perintah pak Joko. Prilly membulatkan matanya mendengar perintah pak Joko, ia baru ingat kalau ia belum mengerjakan PR. Dikarenakan tadi malam ia harus mengajar Verlita dkk, kemudian mati lampu dan harus berdebat panjang dengan Ali. Mana mungkin pak Joko akan menerima alasan Prilly tidak mengerjakan PR.

Teman-teman Prilly semua sudah maju kedepan mengumpulkan tugasnya, hanya Prilly yang masih duduk diam dibangkunya.

"Ini sudah semuanya?" Tanya pak Joko, namun tak ada jawaban dari para siswa.

Pak joko pun memilih untuk memeriksa kembali tumpukan buku tugas para siswa sekaligus mengabsen. Absen dimulai sesuai huruf abjad.

"Arif Wildan, sudah" sebut pak Joko.

"Berta Ayu Ning Shinta, sudah"

"Christo Armanda, sudah"

...

...

"Odelia zenia, sudah" jantung Prilly semakin berdegup ketakutan, sebentar lagi namanya akan disebut.

"Oliv mangunsong, sudah"

Siap tidak siap, Prilly harus siap menerima hukuman yang akan diberikan oleh pak Joko.

"Prilly Tharisa Mahendra, kenapa buku kamu nggak ada di meja saya?" Tanya pak Joko yang tanpa Prilly sadari telah berada disamping Prilly.

"Hhhmmm... "Prilly bingung harus menjelaskan bagaimana. Prilly hanya bisa menggaruk tengguknya yang tak gatal.

"Kamu pasti belum mengerjakan?" Tanya pak Joko yang tepat sasaran.

Prilly hanya mampu nyengir "maaf pak, tadi malam kan mati lampu" ucap Prilly memberi alasan.

"Kerjakan di perpustakaan sekarang, saya tunggu nanti setelah istirhat harus sudah selesai" perintah pak Joko tanpa terbantahkan.

Prilly segera membawa buku matematikanya dan segera bergegas menuju perpustakaan. Jika menuju perpustakaan, Prilly harus melewati kelas Ali dan saat Prilly melewatinya, Brayen melihat Prilly melintasi kelasnya.

"Ehh, li itu kok Prilly keluar sih? Mau kemana dia?" Tanya Brayen pada Ali dengan nada berbisik, mengingat saat ini mereka sedang mengikuti pelajaran Geografi, yang diajar oleh guru killer, Pak Rahadian.

"Toilet paling" jawab Ali Santai sambil mencatat apa yang diterangkan oleh pak Rahadian.

"Kayaknya ke perpus deh, arahnya aja kesana" ucap Brayen seraya melihat kearah Prilly berjalan. Ali pun mengikuti arah pandang Brayen.

"Ngapain dia ke perpus?"

"Lo mau kemana li?" Tanya Brayen saat melihat Ali menutup buku catatannya.

"Gue ada urusan bentar" ucap Ali kemudian meminta ijin ke pak Rahadian.

"Hhhmm.. pak" seru Ali sambil mengangkat tangannya. "Kenapa Ali?"

"Saya ijin ke toilet bentar ya pak" ijin Ali. "5menit dari sekarang"

Dengan segera Ali berlalri keluar, bukannya menuju toilet melainkan menuju perpustakaan. Dengan langkah mengendap-ngendap, Ali mencari-cari keberadaan Prilly. Ali memicingkan matanya saat melihat seorang gadis yang bertubuh mungil yang sangat ia kenal sedang duduk sendiri di pojok Perpustakaan.

Akhirnya Ali mendekat kepada gadis itu yang tak lain adalah Prilly. "Ngapain lo disini?" Tanya Ali seraya duduk disamping Prilly.

Prilly segera menoleh kearah asal suara. "Ya suka-suka gue dong, kan ini tempat umum. Nggak ada yang ngelarang gue"

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang