Tok.. tok.. tok..
"Ma" suara bariton laki-laki paruh baya membuat Nadia dan Regine melihat ke ambang pintu yang ternyata sudah ada Harry berdiri tegap disana.
"Ada Regine rupanya.. apa kabar?" Tanya Harry kemudian menyalami Regine.
Regine pun membalas uluran tangan Harry, "baik kok om. Om sendiri apa kabar?"
"Om juga baik-baik aja" jawab Harry sembari mengambil kursi disamping Regine dan diarahkan untuk dia duduki disebelah Nadia. "Papa ngapain ke sini?" Tanya Nadia.
"Cuman mau main aja"
"Emang kerjaannya udah selesai? "
"Sudah, tadi juga dibantuin Elang"
"Gimana hubungan kamu sama Elang, re?" Tanya Harry yang membuat Regine mengernyitkan dahinya.
"Maksudnya om?" Tanya Regine yang tak mengerti maksud pertanyaan Harry.
"Maksudnya, hubungan persahabatan kalian gimana? Baik-baik aja kan?"
"O, itu sih baik-baik aja om" jawab Regine santai.
"Kalian nggak ingin hubungan persahabatan kalian naik satu tingkat lagi?"
Pertanyaan Harry lagi-lagi membuat Regine mengernyitkan dahinya tanda tak paham apa maksudnya.
"Maksudnya kalian nggak ingin merubah status persahabatan kalian menjadi pacaran gitu?" Sahut Nadia menjelaskan pada Regine yang kebingungan.
"Hah?!" Pekik Regine kaget.
"Ehhm.. ka.. kalau itu sih.." Regine gelagapan, bingung ingin menjawab pertanyaan itu dengan jawaban apa.
Belum sempat menjawab, hp Regine berdering petanda ada yang menelponnya.
"Maaf om, tante.. Regine angkat telponnya bentar ya" ijin Regine.
*********************
"Hallo lang, ada apa?" Tanya Regine disebrang sana.
"Kamu lagi dimana sekarang?" Tanya Elang tanpa memperdulikan pertanyaan Regine.
"Lagi di butik mama kamu, kenapa sih emangnya?"
"Ini, Kaia kan ada di kantor aku. Hmm.." entah mengapa tiba-tiba Elang menjadi sangat gugup, padahal hanya mengajak Regine untuk makan siang bertiga menjadi susah berkata-kata.
Kaia yang melihat kegugupan kakaknya hanya bisa menahan tawanya.
"Terus kenapa kalau Kaia ada di kantor kamu?"
"Ee.. Kaia ngajak makan siang bertiga sama kamu. Kamu mau nggak?"
Elang bernafas lega, akhirnya bisa berkata dengan lancar tanpa gugup.
"Boleh, kita makan di mana? Biar aku nyusul kesana"
"Kita makan di cafe deket kantor aku"
"Kamu tunggu aja, bentar lagi aku kesana"
Klik.
Sambungan telepon terputus. Setelah itu langsung terdengar gelak tawa Kaia yang membuat Elang menatap tajam kearah adiknya.
"Ketawa lagi, nggak ada yang lucu" dengus Elang.
"Hahahaha.. lucu tau, sejak kapan kak, lo jadi gugup gitu pas telpon sama kak Rere?"
"Biasanya juga santai-santai aja" tambah Kaia.
"Diem lo kai" umpat Elang kesal. "Ckckckck... kak Elang.. kak Elang" ucap Kaia sambil menggelengkan kepalanya menatap kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Tatap
FanfictionMaaf cerita ini tidak pakai sinopsis, jadi kalau penasaran langsung baca aja:)