Part 2

2.1K 119 2
                                    

Dalam sejarah hidup Ali baru kali ini ia tidak bangun kesiangan, dikarenakan Ali tidur cepat tidak seperti biasanya.

"pagi mamaku sayang, kakak ku cintaku" sapa Ali sembari mencium pipi mereka satu persatu. "kak Elang belum pulang Ma?" Elang Putra Pratama anak sulung dari Harry Pratama dan Nadia Pratama. Elang sangatlah sibuk seperti Papanya, dikarenakan Elang membantu Papanya mengurus perusahan.

"tumben lo nanyain gue, kangen lo sama gue?" suara Elang yang tiba-tiba mengagetkan Ali yang hendak mengoleskan selai coklat ke roti tawar.

"idih.. ngapain juga gue kangen sama lo" cibir Ali. Elang langsung bergabung di meja makan dan duduk disamping Mamanya. "makannya lo kalau bangun pagi, jadi lo bisa ketemu kak Elang" Kaia memarahi adiknya, pasalnya Ali tidak pernah bangun pagi dan setiap Ali bangun, kak Elang sudah pergi untuk bekerja.

"li, lo berangkat sekolah gue anter ya" ucap Elang yang membuat Ali tersedak.

"ati-ati dong li, kalau makan" Mama menyodorkan segelas air putih kepada Ali. "lo kata gue anak SD apa kak, yang harus dianter ke sekolah terus pulangnya nunggu jemputan. Ogah ahh!" gerutu Ali, karena ia tidak mau berangkat sekolah dihantar.

"yaudah kalau lo nggak mau, Ma nanti uang jajan sama uang bensin Ali selama seminggu nggak usah dikasih biarin aja" ancam Elang. Ali yang mendengar, matanya langsung terbelalak kaget. "curang ahh lo kak, mainnya ngancem-ngancem"

"abisnya lo nggak peka, gue mau nganter lo sekolah itu gue kangen sama lo, kita udah nggak pernah keluar bareng" jelas kak Elang. "iddiihhh.. tapi gue nggak homo kayak lo ya kak"

Nadia yang melihat tingkah anak-anaknya hanya bisa tersenyum, jarang-jarang momen seperti ini terjadi walaupun tanpa kehadiran suaminya, Nadia tetap bersyukur. "udah sana Ali berangkat sekolah nanti telat, jangan sampe udah bangun pagi tapi tetep telat"

Ali dan Elang bangkit dari duduknya dan segera pamit pada Mama dan Kaia. "Mama. Ali berangkat ya, ati-ati kalau di rumah sendirian nanti ada setan keliaran" pamit Ali sambil member pesan konyol kepda Mamanya. "mana ada setan siang-siang gini Ali"

"kakak gue yang paling cantik, gue berangkat dulu yaa.. kuliah yang bener". "yaelah li, lo kayak mau pergi jauh aja. Lo juga jangan sok kegantengan lo"

******************

"kak lo udah punya cewek belum" Tanya Ali memecahkan keheningan dalam mobil. Saat ini Ali diantarkan Elang ke sekolah menggunakan mobil pribadi milik Elang yang ia beli menggunakan uang tabungannya sendiri berkat membantu di perusahan papa.

"belum li, kenapa? Kalau lo gimana?" Elang bertanya balik kepada Ali.

"belum juga sih kak, gue males aja gitu. Kalau lo kenapa kak?" Tanya Ali mematap kak Elang yang fokus menyetir. "gue belum dapet cewek yang sifatnya kayak Mama, kalau nggak kayak Mama paling enggak kayak Kaia". Ali yang mendengar jawaban kak Elang mengernyitkan dahinya, Elang yang menatap Ali sekilas dan tau apa yang hendak ditanyakan adiknya langsung berucap "menurut gue perempuan yang palik baik dan cantik itu cuman Mama sama Kaia, bukan karena cantik fisik tapi juga cantik hati, karena cuman mereka perempuan yang bisa ngertiin perasaan gue luar dalam. Sekarang susah banget dapet perempuan kayak mereka li, gue bersyukur punya mereka makannya gue nggak mau kehilangan"

Ali yang paham dengan jawaban Elang hanya mengangguk-ngangguk. Tak terasa mereka sekarang sudah tiba di sekolah Ali dan Ali pun bergegas pergi masuk ke sekolah.

******************

"tumben bro, lo dateng pagi?" Tanya Brayen heran. Brayen adalah teman sebangku Ali dan mungkin hanya Brayen teman yang ia punya. "lo harus traktir gue yen" ucap Ali sambil menepuk pundak Brayen.

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang