Part 7

1.4K 100 1
                                    

"Mama tumben banget ngajak Prilly ngobrol di taman belakang?" Saat ini Vina mengajak Prilly untuk membicarakan masalah yang ada di perusahaan mendiang suaminya. "Ya kan jarang-jarang kita ngobrol santai di taman ini, papa kamu bikin taman ini supaya kita bisa santai-santai disini" jawab Vina santai, menutupi kegugupan dalam dirinya.

Vina mengusap punggung Prilly yang duduk disebelahnya. "Hhmm.. Prill, ada yang mau mama omongin nih" ucap Vina. "Ngomong aja Ma" sahut Prilly sambil mendongakkan kepalanya keatas, melihat bintang-bintang yang bersinar. "Kalau Mama kerja gantiin posisi Papa kamu giman Prill?" Tanya Vina hati-hati. Prilly langsung menoleh kearah Vina. "Buat apa Ma? Kan ada om Hendra orang kepercayaannya Papa sama Mama" tanya Prilly heran, kenapa tiba-tiba Vina meminta bekerja?

"Perusahaan Papa kamu sedang mengalami krisis Prill, semua cara sudah dilakukan sama Hendra dan timnya. Tapi hasilnya nihil. Cara satu-satunya Mama harus turun tangan mengetahui dimana letak kesalahannya biar Mama perbaiki" jawab Vina tenang, berharap Prilly mengijinkannya bekerja. Prilly diam, tak tau harus apa yang ia perbuat. Kalau Mamanya tak diperbolehkan bekerja, bagaimana nasib perusahaan alm. Papanya yang sudah menjadi cita-cita Papanya, bagaimana nasibnya dan Mamanya nanti, mau makan pakai apa mereka?. Tapi, kalau mengijinkan Mamanya bekerja, ia takut Mamanya terlalu capek bekerja dan tidak memikirkan kesehatannya.

Prilly nampak berpikir sejenak. "Tapi kalau perusahaan Papa sudah normal lagi, Mama nggak usah bekerja ya?" Pinta Prilly. "Mama janji, Mama bekerja hanya untuk menyelesaikan masalah perusahaan" sahut Vina dengan yakin. "Kalau itu demi kebaikan perusahaan Papa, Prilly ijinin Mama bekerja menggantikan posisi Papa" Vina langsung memeluk Prilly yang ada disampingnya. "Makasih sayang, Mama sayang banget sama kamu" ucap Vina dalam pelukan Prilly. "Prilly juga sayang sama mama, tapi Mama harus jaga kesehatan juga" Vina mengangguk paham.

*****************

"Li, mulai besok kamu berangkat sekolah bareng Prilly" ucap Nadia, sontak Ali yang sedang makan mie goreng instan menjadi tersedak. "Uhuukk.. uhuukkk.."
"Ati-ati li, kalau makan" Nadia memberikan segelas air putih pada Ali. "Nggak mau ahh Ma, males"
"Kalau Ali nggak mau, gampang Ma potong aja uang jajannya" sahut Elang yang tiba-tiba datang dari kamar dan duduk disamping Ali. Untuk kali ini Ali tidak takut dengan ancaman Elang. "Potong aja ngakpapa" jawab Ali singkat sembari menjulurkan lidahnya keluar kearah Elang yang berada disampingnya. "Jadi lo nantangin nih?" Goda Elang. "Okee.. we will see! Siapa yang bertahan!" sahut Elang. Ali hanya diam saja dan melanjutkan makannya.

******************

"Alliiii.. bangun nak, udah siang juga" seru Nadia dari balik pintu kamar Ali. "Iyaa Ma, Ali udah bangun kok" guman Ali lirih. Ali segera bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang, bukannya bergegas mandi Ali malah diam melamun. Nadia yang merasa anaknya belum juga bangun akhirnya masuk ke kamar Ali. "Yaa ampun Ali, bukannya mandi malah ngelamun" ucap Nadia sembari menggoyang-goyangkan tubuh Ali supaya sadar dari lamunannya.

"bentar Ma, Ali lagi ngumpulin nyawa Ali dulu" guman Ali lirih dengan mata terpejam. "Ayo kamu mandi sekarang, terus jemput Prilly! jangan sampai kalian ke sekolah telat"."ngapain sih Ma jemput Prilly segala? dia bisa kali ke sekolah sendiri"

"Mama hitung sampe tiga, kalau nggak mandi Mama siram pake air" ancam Nadia. "iya-iya, Ali bukan anak kecil lagi nggak usah pake ngancem-ngancem" Ali bergegas menuju kamar mandi.

******************

"Ma, kunci mobil Ali kok nggak ada? dimana ya?" tanya Ali pada Nadia yang sedang berkutat di dapur. "kamu taruh mana Li? kebiasaan deh teledor" ucap Nadia menghampiri Ali yang sedang mencari kunci mobilnya di ruang tengah. "biasanya Ali taruh diatas nakas kamar Ali kok Ma, tapi tadi pas Ali mau ambil nggak ada" Ali saat ini sedang pusing mencari kuncinya mobilnya yang tiba-tiba hilang tak tau kemana. "Lo nyari ini?" sahut Elang tiba-tiba yang datang menghampiri Ali dan Nadia. Digenggaman Elang saat ini sudah ada kunci mobil milik Ali.

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang