"ngapain lo bro disini sendirian Biasanya kalau udah jam pulang lo di parkiran, tumben-tumbenan lo di depan gerbang gini?" Tanya Brayen heran, melihat sahabatnya Ali sedang berdiri didepan gerbang sekolah seperti menunggu seseorang.
"gue nunggu kak Elang jemput" jawab Ali singkat dan datar dan memfokuskan pandangannya lurus kedepan. Mendengar jawaban Ali, Brayen langsung tertawa terbahak-bahak. "ngapain sih lo, malah ketawa nggak jelas" cibir Ali yang tak suka ditertawakan Brayen.
"abis lo lucu bro, hari gini masih dijemput kakaknya? Lo anak SMA apa anak SD?"."udah sana-sana, pergi aja lo! Ganggu aja!" usir Ali pada Brayen, Karena semakin kesal dengan ledekan Brayen. "iye-iye gue pergi".
Sudah 15menit Ali berdiri didepan gerbang menunggu kak Elang yang tak kunjung datang. "belum pulang?" Tanya seseorang tiba-tiba yang sudah berada disamping Ali.
Ternyata yang bertanya padanya adalah gadis yang selalu numpang duduk dikantin bersamanya. Bukannya menjawab, Ali hanya diam dan menatap tajam gadis tersebut. Tak berapa lama yang Ali tunggu datang. Saat mobil kak Elang sudah berenti dihadapannya, Ali segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan gadis tersebut. "siapa tuh li?" Tanya kak Elang saat Ali sudah berada dikursi penumpang samping kursi pengemudi.
"bukan siapa-siapa" jawab Ali singkat sambil menatap luar jendela. Kak Elang pun langsung menancapkan gasnya dan bergegas menuju rumah.******************
"Papa sudah pulang kak?" Tanya Ali pada Elang, karena heran melihat mobil Papanya sudah terparkir rapi di depan rumahnya. Elang tak menjawab dan langsung berlalu meninggalkan Ali di luar sendirian. "Ali mana lang?" Tanya Mama yang saat ini sedang duduk bersantai di ruang tengah sambil membaca majalah.
"Allliii dissssiinniiiii!!!" seru Ali yang sontak membuat Mamanya kaget akibat suara teriakan Ali.
"lo kata ini hutan apa? Main teriak-teriak sembarangan" gerutu Elang. Tiba-tiba Ali, Elang dan Mama sudah dikejutkan lagi dengan suara menggelegar "Kkkaaiiiaaa puuullaaanngggg" ya, suara menggelegar tersebut milik Kaia.
"buset, bisa nggak sih suara lo dikecilin. Budeg nih ntar kuping gue" ucap Ali kesal. "yeee.. lo aja kalau pulang sekolah juga teriak-teriak" jawab Kaia yang tak kalah kesal. "Kai, lo itu cewek nggak sopan kalau lo teriak-teriak" sahut Elang.
"lagian gue teriak-teriak di rumah sendiri, nggak papa dong" Kaia langsung mendapat toyoran dikepalanya oleh Ali. "kalau yang di rumah cuman lo nggak papa"
"ada apa ini? Kok ribut-ribut ya?" Tanya Papa tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka. "Papppaaa?!" teriak Ali dan Kaia bebarengan. "buset lo berdua bisa jaga suara nggak sih, gue pusing denger suara kalian" gerutu Elang sambil mencubit telinga Ali dan Kaia.
"adduuhh.. sakit kak" keluh Kaia. "geblek sakit, kuping gue kak" Ali yang juga merasa kesakitan mencoba melepaskan tangan Elang yang masih bertengger ditelinganya.
"kalian ini Papa datang bukannya dipeluk, malah dikasih tontonan kakak adik bertengkar" sahut Harry. "udah nggak usah berantem, kita makan siang aja yuk! Mama udah masak makanan enak". "yuk Ma, aku udah lapeeeeeer" rengek Kaia manja. "diihh.. manja banget sih lo" cibir Ali.******************
Malam yang sunyi serta hembusan angin yang menusuk ke tulang, membuat Ali enggan melakukan aktivitas dan memilih berdiam diri di kamar sambil memainkan gitarnya. Ali yang sedang asik-asiknya memetik gitar dengan posisi bersandar dikepala ranjang, mendengar suara ketukan pintu. "masuk aja, nggak dikunci" suruh Ali.
Ceklek, suara pintu terbuka pun terdengar. Ternyata yang membuka pintu adalah Harry, Papanya. "ada apa Pa?" Tanya Ali dan langsung merubah posisinya menjadi duduk tegak.
"nggak ada, Papa cuman kangen aja sama anak Papa yang paling ganteng ini" jawab Harry dengan lembut. Saat ini Harry tengah duduk ditepi ranjang milik Ali. "kan Papa juga ganteng, jadi wajar kalau Ali ganteng" jawab Ali dengan terkekeh.
"gimana sekolahmu? Aman-amankan?"."aman kok" jawab Ali sambil tersenyum.
"anak Papa yang ini udah punya pacar belum?" pertanyaan tersebut sontak membuat Ali kaget, pasalnya Papanya ini jarang sekali menanyakan soal kisah cintanya. "belum Pa, males punya pacar" jawab Ali singkat. "kenapa?"
"belum ada yang pas buat Ali, belum ada yang kayak Mama sama Kaia"."Ali kecil udah berubah jadi dewasa ya" ucap Harry sambil menepuk-nepuk pundak Ali. Ali hanya tersenyum. Harry dan Ali pun melanjutkan berbincang-bincangnya melepas kangen, hingga larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Tatap
FanfictionMaaf cerita ini tidak pakai sinopsis, jadi kalau penasaran langsung baca aja:)