Part 6

1.6K 97 0
                                    

Tok.. Tok.. Tok.. Ceklek, pintu dihadapannya terbuka.
"eh nak Ali, masuk nak Prilly lagi sarapan" Ali mengekor dibelakang Vina. Ali mengikuti apa kata Mamanya untuk mejemput Prilly dan berangkat sekolah bersama, karena itu pagi tadi Ali bangun lebih awal dari biasanya.
"Prill, ini Alinya udah dateng" Prilly langsung berdiri dan menghampiri Ali dan Vina yang berdiri di ruang tengah. "Ma, Prilly berangkat dulu ya" pamit Prilly mencium pipi Vina serta mengambil tas sekolahnya yang bermotif doraemon.
"tante Ali pamit yaa" Ali juga pamit kepada Vina dan mencium punggung tangan Vina.
Prilly yang melihat adegan seperti itu hanya tersenyum "bisa sopan juga ya lo sama orang tua" lirihnya dalam hati.
Ali dan Prilly berjalan keluar rumah, saat mereka sudah berada di depan mobil yang bermerk audi R8 hitam mengkilat Ali segera masuk kedalam mobil. "bener-bener cowok kaku yaa, masak gue nggak dibukain pintu" cibir Prilly yang masih terdiam didepan pintu mobil milik Ali. Ali membuka kaca jendala pintu mobil sebelah kiri depan.
"nggak usah ngarep deh dibukain pintu. Cepet masuk!" Prilly langsung bergegas masuk kedalam mobil.

******************

Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang terjadi, Prilly tidak tau harus memulai pembicaraan apa, mengingat disampingnya adalah laki-laki super dingin, cuek dan kaku.
Karena tidak tahan dengan suasana hening, Prilly memulai pembicaraannya "ternyata lo nurut juga ya sama apa yang disuruh nyokap lo" ucap Prilly sarkastik. "kalau nggak karna kak Elang ngancem potong uang jajan sama uang bensin, mana mau gue jemput lo"."ternyata seorang Ali takut sama anceman"
Ali tak ingin berdebat terlalu lama dengan Prilly, lebih baik ia diam tak menggubris ucapan Prilly baru saja.
Mereka sudah tiba di sekolah, mobil Ali pun sudah terparkir rapi di tempat parkir sekolah. Ali dan Prilly berjalan ke kelas bersamaan, karena kelas mereka bersebelahan Ali kelas XII IPS dan Prilly kelas XII IPA. Sepanjang lorong yang mereka lewati banyak sekali omongan-omongan yang terdengar, bayangkan seorang Ali laki-laki dingin, cuek dan kaku berjalan bersama Prilly yang termasuk gadis idaman di sekolah ini. Jarang sekali mereka melihat pemandangan seperti ini.
"Ali sama Prilly cocok ya.."
"harusnya gue yang jalan bareng Ali"
"tumben banget Ali jalan sama cewek?"
Itulah ucapan-ucapan yang didengar Ali dan Prilly saat mereka melewati lorong menuju kelas. Tak luput juga mereka mendapat tatapan-tatapan dari para fans mereka masing-masing, ada yang senang akhirnya Ali berjalan dengan seorang gadis, ada yang Iri karena bukan dia sendiri yang berjalan dengan Ali. Tapi semuanya itu tak digubris oleh Ali dan Prilly

******************

Kaia menoleh kebelakang, karena ia merasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Saat ia menoleh tapi tak ada orang, Kaia pun melanjutkan aktivitas membacanya lagi, tapi ia kembali merasa ada yang menepuk pundaknya dengan cepat Kaia menoleh kebelakang dan nihil, tidak ada siapa-siapa dibelakangnya.
Kaia pun mendengus kesal. "siapa sih yang nepuk pundak gue?" ucapnya dalam hati. Kaia kembali membaca, tiba-tiba ia merasakan lagi pundaknya ada yang menepuk. Untuk kali ini Kaia tidak ingin dipermainkan lagi, dengan hati-hati Kaia melirik pundak kanannya dah hap! Tangan yang menepuk pundaknya berhasil ia dapat.
"dapet juga, ngapain sih lo pegang-pegang pund.. ak.. gg.. ggu.. e.." ucapannya terhenti, ketika mengetahui orang yang menpuk pundaknya adalah seorang laki-laki tampan.
Laki-laki dibelakang Kaia langsung memposisikan duduknya disamping Kaia. "bengong aja lo". Kaia melepaskan tangan laki-laki tampan itu. "si.. ssii.. siapa lo?" Tanya Kaia gugup, karena jarang-jarang bahkan tak pernah ia melihat laki-laki tampan di kampusnya ini.
"biasa aja dong, kalau ngeliat cowok ganteng. Nggak usah gugup" bisik laki-laki tersebut. "lo inget gue nggak?" dengan cepat Kaia menggeleng.
"jahat lo Kai, temen sendiri lo lupain". "Siapa sih lo?" Tanya Kaia dengan suara berusaha tenang.

Laki-laki dihadapan Kaia memposisikan duduknya menghadap Kaia dan meraih dagu Kaia agar perempuan dihadapannya menatap wajahnya.
"Lo beneran nggak inget siapa gue?" Tanya laki-laki ini, Kaia kembali menggelengkan kepalanya. "Tapi lo inget siapa yang dulu sering ngerjain PR lo sama Ayu?"
Kaia hanya menjawab dengan anggukan. "Kalau gue bilang, gue Yudha yang suka ngerjain PR lo sama Ayu, lo bakal percaya?". Kaia bingung harus menjawab seperti apa, pasalnya temannya Yudha yang dulu dengan laki-laki dihadapannya sekarang sangatlah berbeda. Laki-laki dihadapannya memiliki wajah yang tampan, hidung mancung, kulit putih, kacamata yang menambah kesan cool dan bibir yang seksi. Sedangkan temannya Yudha sangatlah cupu.
Laki-laki dihadapan Kaia yang mengerti kebingungan Kaia langsung berucap "gue Yudha dan gue yakin lo nggak percaya"

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang