Bagian 25: Manis dan Pahit

45 4 0
                                    

-Holly's Cafe-
"Lo pesen Hot Choco Ly?" Tanya Devan

"Iya"

"Yaudah, sama apa lagi?"

"Pengen Chocolate Cake deh"

"Oke, Hot Choco 1, Chocolate cake-nya 1, Orange juice 1 sama Orange cake-nya 1"

"Okay, mohon ditunggu sebentar" ucap Waiter itu sebelum meninggalkan meja Loly dan Dimas

"Ly" ucap Devan sambil menggenggam tangan Loly

"Lo cantik banget hari ini" lanjut Devan

Loly tersipu, wajahnya merah merona akibat perkataan Devan

Berawal dari tatap indah senyummu memikat

Memikat hatiku yang hampa lara

Senyum membawa tawa, Tawa membawa cerita

Cerita kasih indah tentang kita

Terkadang ku ragu, kadang tak percaya

Tapi ku yakin kau milikku

(Yura - Berawal dari tatap)

Alunan musik yang dimainkan di Cafe tersebut seakan menggambarkan isi hati Loly, Berawal dari tatap pertemuannya dengan Devan saat tak sengaja dia menabrak kakak kelas nya itu, dan hingga kini mereka sangat dekat, semua kenangan itu terasa manis semanis Chocolate Cake yang selalu dipesannya..

'Betapa indahnya hidupku' pikir Loly
~~~~

Keesokan harinya

-SMA Cahaya-
"Ly dengerin gue bentar kenapa sih?" Ucap Dimas sambil berusaha mengejar Loly yang berjalan cepat berusaha menghindar darinya

"Loly!" Sentak Dimas sambil menarik tangan Loly sehingga Loly menghadap kearahnya, Loly mengedarkan pandangannya berusaha menghindari pandangan Dimas..

"Maafin gue Ly"

Loly tetap memutuskan untuk tidak mengeluarkan suara

"Loly, please jangan kayak gini ke gue. Gue kangen sama Loly yang dulu maafin gue"

"Dim" Loly memutuskan untuk berbicara

"Maafin gue Ly, tapi gue beneran gak mau lo sakit hati gara-gara Devan. Gue mohon jauhin Devan Ly sebelum dia bikin lo sakit ha--"

"CUKUP DIMAS!" Teriak Loly mampu membuat Dimas terdiam

"Gue capek dengernya, gue males dengernya dan asal lo tau Devan gak seperti yang lo pikir"
Loly pergi meninggalkan Dimas yang masih terdiam

"Maafin gue Ly, maafin gue" lirih Dimas
Seseorang menepuk pelan bahu Dimas dari belakang, ya dia Reynaldi.

"Kayaknya lo butuh refreshing kemana gitu bro, gimana kalo besok kita pergi hiking atau apalah gitu" usul Reynaldi

"Wah ide bagus tuh, gimana Dim? Ya bolos sehari gak apa-apa kali, ya ayolah Dim. Gue lagi pengen banget hiking nih" ucap Nadifa

"Oke deh"

"Sip, kelas yuk ah"

"Yuk"
~~~~

-Istirahat-
Loly memutuskan untuk pergi terlebih dulu meninggalkan Dimas yang masih sibuk merangkum tugas IPA yang harus dikumpulkan hari ini..

"Heh gimana rencana lo Dev?" Tanya seorang laki-laki berperawakan tinggi dan berkulit tan yang sedang menyender didinding sekolah

"Kayaknya sih berhasil" jawab seseorang yang tak lain adalah Devan yang sedang duduk dibangku..

Loly penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, Loly berusaha menguping pembicaraan mereka, dia berdiri agak jauh dari mereka agar mereka tidak tahu keberadaan Loly

"Hebat juga ya lo" puji temannya yang lain, tapi lebih terdengar seperti sebuah ejekan

"Siapa dulu dong? Devan gitu loh"

"Eh tapi kasian juga ya tuh cewek polos lo kerjain Dev, lo jadiin bahan buat mancing si Salsa balikan sama lo"

'Apa bahan buat mancing Salsa?' Batin Loly dia berusaha mempertajam pendengarannya..

"Naura, lo kan tau kalo si Devan orangnya kejam" ucap Laki-laki yang bersandar pada dinding itu pada seorang perempuan yang duduk disebelah Devan

"Iya sih Jie, tapi itu mah kejam banget" ucap Naura

"Yang penting gue bisa balikan sama Salsa, bodo amat sama perasaan yang si Loly rasain, lagian nih ya Lolyta itu bukan tipe gue. Pendiem, polos, rajin, cantik enggak tapi lucu iya sih, ah pokonya dia itu berbanding terbalik sama Salsa yang selalu modis dan cantik"

"Ah lo mah penampilan mulu yang dinilai"

"Biarin"

'Apa? Jadi semua nya ini sandiwara? Gak mungkin, ini pasti mimpi! Mimpi terburuk yang pernah aku alamin! Devan manfaatin aku doang? Ternyata bener kata Dimas dia cuman manfaatin aku doang' batin Loly, dia tidak sanggup mendengar semuanya, pertahanan Loly runtuh kakinya tidak mampu menopang berat tubuhnya, Loly menenggelamkan wajahnya dilututnya, tidak peduli orang akan berpikir seperti apa saat melihatnya

'Kejam! Devan lo kejam banget! Tega! Gue tarik semua perkataan gue di Cafe kemarin, gak kenangan gue sama Devan gak MANIS, kenangan gue sama dia kenangan terPAHIT yang pernah gue alamin! Gue benci! Gue benci diri gue sendiri dan lo Devan! Hidup gue gak seindah yang gue bayangin'

Loly memutuskan kembali ke kelas..

-Kelas-
Dimas bingung melihat tingkah Loly, Loly masuk kedalam kelas, dan langsung duduk dibangkunya dan menenggelamkan wajanya diatas meja..

"Ly, lo kenapa?" Tanya Dimas akhirnya, Dimas tidak kuat jika melihat Loly tidak bersemangat seperti ini, tapi pertanyaan Dimas malah membuat Loly semakin merasa sakit..

"Loly lo kenapa?" Tanya Dimas yang semakin khawatir saat melihat Loly malah menangis..

'Ini pasti gara-gara Devan' batin Dimas, sudah cukup, dia sangat geram pada Devan. Dia tidak suka pada perlakuan manisa Devan pada Loly yang pada akhirnya membuat Loly menjadi sakit hati seperti saat ini

"Maaf gue gak bisa... gue.. gak bisa cerita" Loly memutuskan bicara

"Gue ngerti kok Ly" ucap Dimas sambil merangkul Loly..

Dimas mengusap kasar wajahnya dengan sebelah tangannya yang tidak ia gunakan untuk merangkul Loly, pertahanan Dimas ikut runtuh Dimas tidak mampu menahan air matanya dia terlalu sakit saat melihat Loly seperti ini hanya karena seorang pria brengsek seperti Devan..

'Awas lo Dev!' Batin Dimas geram

--~--~--~--~--~--~--~--~--~--~--~
Wah gimana nih? Pendek ya? gak rame ah!

Keep waiting for the next chapter ya guys!

*peluk hangat ChipFar :*

Camera LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang