Ketiganya duduk bersila, masing-masing tangan beristirahat di atas lutut. Membentuk titik temu antara telunjuk dengan ibu jari. Hela napas teratur mendisiplinkan aliran darah dan detak jantung. Semburan ketenangan memenuhi diri masing-masing. Praktik ketenangan yang telah mereka lakoni selama tinggal dan menjaga alam Watukayu ini.
Meski disebut sebagai Yang Memegang Kunci, mereka tak lantas menyombongkan jabatan itu. Tahu diri, mereka masih bukan apa-apa. Selalu genggam dan tanamkan prinsip tersebut kuat-kuat. Karena itu mereka disegani.
Ritual seperti ini seringnya mereka gunakan untuk menghubungkan kesadaran diri di tempat ini dengan alam bawah sadar diri mereka yang di atas sana. Sebuah koneksi yang tak bisa putus. Hanya jiwa mereka di sini yang menyadari hal tersebut. Di dunia atas, tempat manusia fana tinggal, koneksi ini menyamar menjadi suara-suara gagasan. Cenderung menuntun ke arah yang lebih baik. Tanpa mereka sadari.
Sesuatu telah terjadi di atas sana. Menurut hitungan waktu normal manusia, peristiwa itu terjadi di ujung tahun lalu. Penghujung 2014, kata mereka. Sewaktu peristiwa itu terjadi, diri mereka yang di permukaan tengah mengelana mencari peruntungan nasib. Sewaktu kembali, barulah mereka ketahui dari cerita seorang kawan.
Peristiwa itu bisa saja berakibat fatal kepada eksistensi alam Watukayu. Satu Pohon Kehidupan telah roboh bersama penjaganya. Satu cabang dimensi pohon yang menjadi pilar penahan penjara Raja Siluman. Sangat disayangkan, mereka tak punya cukup banyak andil untuk mempertahankannya.
"Itu bukan peran kalian. Alam telah menentukan peran ini diambil dan dilakoni oleh siapa. Jangan ganggu, biarkan segalanya terjadi sesuai rencana-Nya. Kita harus tahu siapa diri kita, jati diri kita, dan peran apa yang kita miliki. Tanpa memaksakan diri mencampuri peran orang lain. Yang ada malahan pertubrukan masalah. Kau terhanyut jauh dari tujuan semula." Begitu petuah Nini Dhanyang Smarabumi kala peristiwa itu kian menggemuruh. "Bahkan Pendekar Putih pun tak mengambil peran di sana."
"Namun Nini, bagaimana bila anak itu gagal?" tanya Darto.
"Lantas kamu yakin bisa membuatnya berhasil?" Nini bertanya balik.
Darto gelisah, "Setidaknya ada upaya untuk membantu."
"Kamu tentu bisa membantu. Yaitu dengan tidak ikut campur. Kau memiliki peranmu di sini, yang mana jauh lebih penting."
Darto tahu bila Nini sudah berkata demikian. Tak ada guna membantah. Nini lebih tahu banyak darinya.
"Keresahanmu aku maklumi, Darto. Tapi tidak ada yang perlu kauperbuat. Pohon itu hanya satu di antara ribuan pilar lain yang tersebar di muka Bumi. Mati satu tumbuh seribu. Ingat?"
Darto mengangguk.
"Alam ini begitu luas lebih dari yang kau bayangkan, Darto. Itu baru yang di atas permukaan. Alam lain, yang seringkali disebut dimensi lain, lebih luas lagi. Kau hanya satu dari sekian banyak pemegang kunci. Laksanakan saja tugasmu dengan baik. Banyak masalah bergejolak di sini yang harus kau dan temanmu selesaikan."
"Eling lan waspada." Darto menjawab.
"Camkan itu selalu, Darto."
"Baik Nini." Darto undur diri.
Kembali ke pondok Nyai Laksmi. Mereka mengusaikan rehat meditasi, membuka mata perlahan. Didapati oleh mereka Nyai Laksmi tengah berjalan pelan mondar mandir. Raut wajahnya tak tertebak. Begitu banyak perihal yang disembunyikan oleh wajah tua berkerut itu. Dibungkus apik oleh wajah keras yang sering mengancam. Satu sunggingan senyum pun mereka jarang temui.
Langkahnya patah-patah, termakan usia. Dibantu dengan satu tongkat jalan kayu berukir rumit, tampak semua peristiwa yang terjadi di dunia atas terangkum dalam gambar-gambar simbolik di permukaan tongkat itu. Jemarinya yang kurus mencengkeram erat. Dari situ terlihat samar-samar jalaran energi berwarna kebiruan. Nyai Laksmi tengah mengawasi pesuruh Gandarupanya, mereka mengetahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRAL TRAVEL AGENT
ParanormalSemenjak peristiwa yang hampir saja meregangkan nyawanya, Jaya tak mau lagi memejamkan mata. Karena bisa saja ia benar benar mati. Peristiwa itupun perlahan menyeretnya hingga lupa pada jati diri, sampai ia merasakan lubang menganga dalam tubuh. Seb...