Warning!!! 21++ content ahead!
***
Alvero's POV
Tuhan, bantu aku.
Tahan nafsuku.
Meski aku mencintainya, tapi perempuan di pelukanku tidak lebih dari perempuan mabuk yang tidak sadar apa yang dia lakukan.
Aku gencar berdoa begitu aku menggendong Rere menuju ke Apartemenku saat mobilku sudah sampai di gedung apartemen.
Rere tertidur sepanjang perjalanan, namun kembali terbangun saat mobilku berhenti, atau lebih tepatnya saat aku membopong tubuhnya, dan perempuan bodoh itu malah kembali menciumi leherku, dan hembusan nafasnya.... ohhhhh Ya Tuhan, hambaMu tidak kuat.
"Re, Stop!" Ujarku tegas namun tidak kunjung mendapat respon. Malah sekarang bulu kudukku berdiri semua akibat ciuman yang Rere layangkan ke leherku.
Dengan susah payah aku membuka pintu Apartemenku, menghiraukan pandangan selidik dari sekuriti yang sudah mengenalku lama, ataupun tetangga apartemen yang tidak ku kenal.
Shit! Aku rasa Juniorku sudah sangat menegang dibawah sana. Nyeri.
Aku merebahkan tubuh Rere perlahan ke kasurku, namun lingkaran tangan Rere tetap tidak mau melepas leherku.
Rere malah makin menarikku dalam. Aku meregangkan pelukannya dan menatap Rere. Matanya sendu, aku yakin dia terlalu banyak menangis.
"Tidur, Re." Ujarku. "Lo udah terlalu mabuk."
"Gue gak mabuk, Ver." Jawabnya. Namun bau alkohol masih sangat kuat tercium dari mulutnya.
Aku mengusap wajahnya pelan. Wajah manisnya, lesung pipitnya yang kecil di dagunya yang sekarang tidak terlihat, dan bibirnya.
Tiba-tiba tangan Rere menghentikan tangan kananku dan menjauhkannya dari wajahnya. Menggeser tanganku menuju ke bawah, ke dadanya. Aku terbelalak.
Aku ingin menarik tanganku, namun Rere dengan keras kepala menahannya.
Ya Tuhan!
"Touch me, Ver." Bisiknya pelan dan menghipnotis.
Gak ver, gak. Lo harus sadar kalau Rere itu mabuk. Gak gak gak... arghhh celana gue sempit!!
Bibir Rere mendarat di bibirku. Menciumnya pelan dan tangannya kembali melingkar di leherku.
Aku dapat merasakan alkohol dari ciuman Rere.
Aku seharusnya menarik diri.
Aku seharusnya tidak boleh menyentuh Rere dalam keadaan seperti ini.
Mungkin saja saat Rere terbangun besok, dia akan melupakan segala macam yang terjadi hari ini. Ya....
Tapi nafsu sialanku tidak bisa dibendung lagi. Sepertinya aku juga berada dibawah pengaruh alkohol yang kuminum tadi.
Persetan dengan persahabatan. Persetan dengan keadaan.
Aku menginginkan Rere. Aku mencintai Rere dan Rere juga mencintaiku.
Iblis di dalam tubuhku berbicara dan mengontrol nafsuku hingga meledak.
Aku membalas ciuman Rere penuh nafsu.
Tubuhku yang tadinya menggantung di sisi ranjangku, sekarang merangkak naik, menindih tubuh kecil Rere.
Nafsu sialan telah menguasaiku.
Tanganku yang pasif di atas dada Rere tadi langsung menjadi aktif meremas, membuat Rere mendesah pelan di sela-sela ciuman kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fated! [#DMS 2]
Любовные романы(TELAH DI BUKUKAN. BISA DI TEMUKAN DI TOKO BUKU KESAYANGAN KALIAN 😊) Sequel Dirty Marriage - Anindana Orang bilang, Pertemuan PERTAMA adalah kebetulan, Pertemuan KEDUA adalah kepastian, dan pertemuan KETIGA adalah TAKDIR. "Aku hanya bisa bertanya k...