DuapuluhTiga

101K 5.6K 198
                                    

Rere's POV

Aku dan Alvero duduk bersampingan di ruang tamu.

Di hadapan kami ada kedua orang tua Alvero yang menatap kami bingung.

Aku hanya berani menundukan kepalaku, sedangkan Alvero menatap kedua mata orang tuanya berani.

Sedangkan Alleria, dibawa Kak Adera kedalam rumah untuk bermain bersama anaknya yang masih berumur satu tahun.

Memang Kak Adera sudah menikah cukup lama, bahkan dari sebelum aku dan Alvero bertemu lagi di kafe sunny side up saat dirinya bersama Via dan peter sekitar 7 tahun yang lalu, tapi kata Alvero, Kakaknya masih belum mau memiliki anak dan ingin menikmati masa pacaran dulu dengan suaminya.

Jadi sebenarnya Alleira bisa dihitung cucu pertama dari silsilah keluarga Bramantyo. Itupun kalau mereka mau mengakui Alleira.

"Katakan sekali lagi." Ucap Ayahnya datar.

"Alleira adalah putri kami, Dad. Sekarang umurnya menginjak 5 tahun." Ujar Alvero lagi.

"T-tapi... bagaimana bisa? Kalian kan kepisah hampir 6 tahun?" Tanya ibunya bingung. "Apa kamu yakin dia putri kamu?"

"Mom!!! Rere bukan cewek murahan!!" Gerutu Alvero kesal begitu membaca kearah mana Orangtuanya berpikir. "Memangnya Mommy gak bisa liat kalau Alle itu mirip Alvero?"

"Bagian mananya?" Tanya Ayahnya bingung sambil menatap istrinya.

"Alisnya. Alisnya Alle tebal kayak Alvero." Protes Alvero.

Meskipun aku sering bilang kalau Alle mirip ayahnya, tapi seiring dia tumbuh, Alle semakin mengambil bagian wajah asiaku. Sepertinya gen Alvero kurang kental selain alis tebalnya.

"Gara-gara Alis, terus kamu yakin dia anak kamu?" Tanya Ayahnya mengernyitkan alis.

"Dad, Mom. Sekali lagi, Rere bukan perempuan murahan, dan Rere itu gak bisa bohong. Terutama sama Alvero. Dan kami..." ucapannya tertahan. Aku mendongak dan melihat wajahnya yang mendadak memerah. "Kami..."

"Apa?" Desak Ayahnya.

"Kami memang sudah melakukannya 2 hari sebelum aku kecelakaan dan koma."

Wajahku memanas akibat malu. Aku tidak tahu kalau Alvero pada akhirnya akan mengatakan hal itu. Sial! Aku jadi terlihat murahan.

Melakukan hal itu dengan tunangan orang?

Ayah dan Ibu Alvero berdeham salah tingkah dan saling tatap. Keduanya bergumam tidak jelas dan posisi duduk mereka jadi tidak bisa diam.

"I-itu... aku gak pernah tahu kalau putraku akan membawa topik ini sebagai pembicaraan." Ucap Ibu Alvero malu.

Jangankan Ibunya Alvero, aku sendiri saja sudah ingin menenggelamkan diriku ke dasar palung laut terdalam sekarang.

"Hanya sekali itu?" Tanya Ayahnya Alvero. Alvero mengangguk. "Hanya sekali itu dan Alleira terbentuk di rahim Rebecca?" Tanya Ayahnya lagi tidak percaya. Aku mengangguk takut-takut.

"Gila! Hebat sekali kepunyaanmu? Bahkan Dad harus menunggu 2 tahun baru mendapatkan Adera dulu." Ucap Ayahnya membuatku mendongak.

"Mungkin sebentar lagi akan bertambah satu, Dad." Ucap Alvero bangga.

Wah gila. Ini gila. Apa yang diucapkan ayah Alvero itu benar, atau hanya berupa sindiran??

"Jadi... Alleira benar-benar anak kalian?" Tanya ibunya lagi.

"Kalau anda tidak percaya, anda bisa melakukan tes DNA pada Alle. Karena saya berani bersumpah kalau Alle adalah anak Alvero. Maaf kalau saya telah menghancurkan masa depan Alvero dengan kehadiran Alleira." Ucapku sambil menunduk.

Fated! [#DMS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang