Rere's POV
Aku duduk dengan tanganku yang bergetar menggenggam ponsel Alvero dengan layar yang retak namun masih aktif.
Bahkan ada sisa darah pada ponsel itu saat Petugas kepolisian menyerahkan ponsel itu padaku. Aku yakin sekali kalau itu adalah darah Alvero.
Petugas itu mengatakan kalau posisi Ponsel ini berada di layar panggilan ke nomor Apartemen. Petugas itu yakin kalau Alvero berusaha menghubungiku ditengah kesadarannya yang semakin menipis setelah kecelakaan itu, dimana malah membuatku semakin menangis.
Hal yang lebih membuatku sedih adalah saat petugas itu menyerahkan sebuket bunga Jasmine putih yang sekarang sudah bercampur dengan warna darah Alvero padaku.
Petugas itu tidak tega hati membiarkan aku melihat gambar dan kondisi mobil Alvero saat kecelakaan tadi setelah melihatku yang sudah ingin pingsan, jadi dia memberiku kartu nama dan juga nomor telepon. Memberitahuku kalau aku bisa mencarinya mengenai kejadian ini kalau hatiku sudah siap.
Sedangkan Alvero? Aku tidak bertemu dengannya saat aku sampai. Dia sudah berada di Emergency Room dan sampai sekarang, tidak ada tanda kalau Operasi atau penanganan pada Alvero akan berakhir.
Selamatkan Alveroku, Tuhan. Jangan ambil dia dariku. Kami baru saja mulai memperjuangkan cinta kami, Jangan mengambilnya, Tuhan... Doa ku dengan tangan terkepal memegang ponsel Alvero yang menahan keningku.
Airmataku tidak bisa berhenti membayangkan Alvero yang tengah berjuang di dalam sana.
Menurut kepolisian yang tadi menemuiku, Mobil Alvero terlibat tabrakan dengan truk besar di perempatan jalan raya. Mobil yang terlibat ada lima mobil termasuk mobil truk itu, dan diantaranya, mobik Alvero dan satu mobil lagi yang paling parah karena kedua mobil itu tertabrak dari samping oleh Truk besar hingga kedua mobil itu terpental cukup jauh dan ringsek hingga tidak berbentuk lagi.
Hanya mendengarnya saja aku sudah merinding, aku tidak sanggup membayangkan Alvero yang berada disana.
Kenapa harus Alvero yang terlibat kecelakaan itu?
"Dimana.?! Dimana ruangan anak saya?!!!" Seru suara seorang bapak-bapak yang histeris tidak jauh dari tempat dudukku. "Putra saya!!! Dimana Putra saya Alvero!?"
Aku mendongak dan melihat pria paruh baya dengan wajah memerah, di belakangnya ada dua orang wanita cantik yang satunya sedang merengkuh bahu wanita yang lebih tua yang sedang menangis kejar.
Aku bisa menebak kalau itu adalah Mommy dan Daddy Alvero, sedangkan satunya lagi adalah kakak perempuan Alvero yang pernah kudengar, Adera.
Dibelakang mereka ada satu sosok lagi, sosok yang membuatku terdiam dan nyeri di hatiku bertambah. Cindy berada di belakang mereka bertiga, ikut berjalan menghampiri ruangan disampingku.
Tatapan Cindy begitu menusukku, matanya melihat ku, ponsel alvero dan bunga di sampingku bergantian.
Ayah Alvero sudah berada di depan pintu rawat dan mencoba untuk melihat melalui celah yang ada.
Sungguh, hatiku sakit sekali. Kami dipertemukan dalam situasi yang seperti ini. Semua ini bukan mauku.
"Kenapa Alvero bisa mengalami ini semua?" Tanya Ayah alvero sepertinya ia bertanya pada dirinya sendiri. "Tadi dia baru saja meneleponku, dan mengatakan kalau dia ingin bicara denganku. Dia juga mengatakan kalau dia menyayangiku. Tolong jangan ambil putraku, Tuhan..."
Hatiku tertusuk ribuan duri tak terlihat. Alvero juga mengatakan kalau dia mencintaiku, dan aku belum membalas ucapannya. Aku belum mengatakan seberapa cinta aku kepadanya. Ya Tuhan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated! [#DMS 2]
Romance(TELAH DI BUKUKAN. BISA DI TEMUKAN DI TOKO BUKU KESAYANGAN KALIAN 😊) Sequel Dirty Marriage - Anindana Orang bilang, Pertemuan PERTAMA adalah kebetulan, Pertemuan KEDUA adalah kepastian, dan pertemuan KETIGA adalah TAKDIR. "Aku hanya bisa bertanya k...