Sebelas

117K 6.6K 325
                                    

SELAMAT SIANG PARA PEMBACA!!

Hihihi

Berhubung banyak yang minta foto para pemeran, Author yang kemarin berencana nulis, malah jadi browsing foto cogan cecan. *loh malah curhat*

Berikut foto Alvero yang baru *oh my god he so COOL!!!*

Dan berikut Rebecca yang Author baru tahu kalau ternyata dia orang Jepang bukan Korea. But she still Cute!!

Untuk pemeran lainnya, Author sudah siapkan, dan akan author upload hmm... next Chapter ya? Hehe

Selamat membaca kalian para Readers yang Author cintai ^^

Semoga kalian terpuaskan dengan chapter ini! ✌✌

***

Alvero's POV

"Re, Gue Cinta sama Lo..."

TIIIIIIIIIINNNNNNNN TINNNNN

"Hah? Kamu ngomong apa?" Tanya Rere menengok kearahku.

"G-gak... gak ngomong apa-apa." Aku menatap jalanan tanpa berani menatap mata Rere.

Sial! Butuh keberanian ekstra untuk mengatakan hal itu semua, tapi kenapa mobil sialan itu harus memilih waktu yang sama dengan tekadku untuk mengatakan cinta?!

"Oh..."

Rere kembali terdiam di bangkunya sambil sesekali menurunkan kemeja putihku yang hanya sedikit menutupi paha mulusnya.

Ohhhh shit! Konsentrasi ver, konsentrasi. Jalanan di depan, mobil di depan, apartemen lo di depan. Ahhh shit shit shit pahanya menggoda!!

Aku berusaha menekan nafsu sialanku, tanganku meraih jok belakang dan melempar jas yang tadi sempat kupakai saat makan malam kearah Rere.

Rere melihatku seakan mengerti apa maksudku, dia tersenyum dan menutupi paha mulusnya itu dengan jasku.

Untuk sementara, Aku aman berkendara.

*

Aku menekan kombinasi angka di pintu apartemenku. Tidak berusaha kututupi dari Rere, bahkan kalau dia mau, aku akan memberitahunya langsung.

Entahlah...
Tapi semenjak perbincangan terakhirku dengan Peter beberapa hari yang lalu, tepatnya setelah aku bertemu dengan Rere dan Ruben di restoran waktu itu, hatiku terasa gelisah memikirkan Rere.

Merasakan kalau Rere sedang berada dalam suatu masalah dan membuatnya gelisah meskipun bibirnya terus berkata tidak.

"Teh, atau Kopi?" Tanyaku begitu kami masuk kedalam apartemenku.

"Biar aku yang buat. Ehm... kamu mandi aja dulu." Wajah Rere sedikit memerah di pipinya.

Ah Tidak... Aku memicingkan mataku melihat luka yang sepertinya saat makan malam tadi sudah mengering. Kenapa sepertinya luka itu masih sangat baru sekarang?

Aku menghampiri Rere yang terlihat gelagapan karena aku setengah berlari menghampirinya. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya memperdulikan luka itu sekarang.

"Ini kenapa lagi?" Tanyaku ingin tahu.

"G-gak kok." Jawabnya gugup.

Shit! Aku tahu dia sedang berbohong.

Aku menghela nafas panjang. Dan membelai pipi kirinya pelan, sedikit membungkuk dan menatap matanya berharap semoga aku bisa meyakinkannya.

"Re..." panggilku. "Kamu bisa ceritain semuanya sama aku. Sekarang udah aman."

Fated! [#DMS 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang