Part 20

142K 10.5K 731
                                        

Sesaat, aku kehilangan orientasi berpijakku. Aku merasa berada di tempat yang berbeda dengan suasana dingin yang mencekam. Namun lampu yang sudah kembali menyala terang jelas membuktikan jika aku masih berada di tempat yang sama, di dalam bar, masih di tempat awal aku berdiri.

Jika saja pelukan yang mengerat ini tidak menyelimutiku, membuatku merasakan kehangatan dan cengkraman kuat telapak tangan lebarnya, mungkin aku tak akan mempercayai apa yang sedang kulihat sekarang. Tidak sampai aku benar-benar terbelalak dengan mulut setengah terbuka penuh. Bahkan aku tak merasa perlu untuk menutupinya dengan tangan.

Beberapa kali mataku berkedip, berharap ini hanyalah ilusi atau trik mata, namun tetap saja kondisi semua orang yang berada di dalam bar ini membeku dengan tubuh melayang di udara. Mereka layaknya patung yang tak bernyawa dengan tubuh seringan kapas. Sheila dan laki-laki yang menggerayangi tubuhnya di atas meja tadi membeku dengan posisi berdempetan. Begitu pula dengan orang-orang yang bersorak di bawah. Mereka memasang wajah bersorak dengan mulut berbentuk O bulat dan mengapung di udara layaknya balon yang terlepas. Pemandangan ini sangat mengerikan mengingat beberapa menit sebelumnya mereka masih berteriak dan berdansa satu sama lain. Lalu, seketika sunyi senyap karena sumber suara yang terbungkam secara bersamaan.

Aku merinding dan bergetar sekaligus. Keheningan di sekitar hanya diimbuhi helaan nafas pelan Damian di telingaku. Ia melingkarkan tangannya di tubuhku lebih erat seolah ingin membawaku pergi dari sana. Dagunya berada di puncak kepalaku ketika aku semakin tenggelam memeluknya. Aku merengut baju bagian depannya seperti hanya itulah satu-satunya yang mampu menyelamatkanku saat ini. Sebanyak apapun aku menolak untuk percaya, jauh di belakang kepalaku menyadari jika ini adalah ulah makhluk lain.

"Damian..." aku memanggilnya ketakutan. Benar-benar suatu ketakutan karena diantara banyaknya tubuh-tubuh kaku melayang disini hanya aku dan Damian yang masih normal seperti biasa. Bukan berarti menjadi kaku dan melayang di udara adalah pilihan yang lebih baik, hanya saja pengecualian diriku dan Damian masih bergerak dengan bebas saat ini hanya menjurus pada hal lain yang kuyakini akan lebih buruk.

"Sshhh..." Damian mendekapku erat. Dan memang hanya itu yang kuperlukan. Damian melepas sebelah pelukan untuk merogoh sesuatu di saku celananya ketika suara angin berhembus terlalu nyaring di tengah ruangan, menghentikan gerakan Damian.

Aku mencengkram lengan Damian lebih kuat ketika angin itu seolah berkumpul dan berpusat di satu titik. Seperti tornado yang mampu menyingkap lapisan apapun yang menghalanginya. Damian dengan sigap membawaku berdiri dan menempatkanku di belakang tubuhnya. Punggung bidang yang biasanya selalu menggugahku untuk memeluk sekarang seolah terlupakan karena apa yang sedang terjadi di depan sana.

Aku menilik melalui bahu Damian, mencoba mendapat arah yang tepat untuk mengetahui siapa dalang dibalik semua kekacauan ini. Namun mataku tak bisa menangkap apapun selain suara angin kencang dan tubuh-tubuh yang masih melayang di langit-langit ruangan.

Angin itu berhembus nyaring namun tidak seperti layaknya angin pada umumnya. Angin itu tidak menjatuhkan satu benda pun di ruangan ini. Bahkan tidak ada yang bergerak dari tempatnya hingga gulungan angin itu berubah menjadi kepulan asap hitam pekat di tengah lantai dansa. Membentuk sebuah rongga besar yang sama hitamnya.

Aku yakin pernah melihat asap serupa seperti itu sebelumnya. Tapi dimana? Semua yang telah terjadi disini membuatku sama sekali tak bisa berfikir. Yang kutahu saat ini aku hanya ingin pergi. Bersama Damian. Menjauh dari segala hal mengerikan di depan sana.

Nafasku kembali tercekat ketika rongga besar dari asap hitam itu perlahan memudar. Ketebalannya menipis dengan perlahan sehingga memperjelas penglihatanku saat kepulan asap hitam tadi menampakkan wujud nyata dari beberapa sosok yang berdiri di sana. Membentuk kelompok yang berbaris segitiga dengan pakaian serba hitam dan tubuh tinggi.

Shadow Kiss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang