Rusa.

70 8 0
                                    

Hujan turun dengan lebatnya, dan tidak ada satu pun rusa berlari melewati jalan besar yang bisa dilihat James kecil. Ibunya sudah membuat seluruh lengan bajunya basah terkena air mata. Beberapa kali James membersihkan air mata ibunya dengan sapu tangannya, lalu menyimpan kembali sapu tangannya. Disana, di pergelangan tangan ibunya, James kecil bisa melihat gelang buatannya saat ibunya berulang tahun untuk yang 36. Hampir setengah kotak tisu juga habis untuk membersihkan air mata ibunya. James kecil tahu ini bukan saat yang tepat untuk bertanya pada ibunya, jadi dia hanya membekam mulutnya tak bersuara.

Perjalanan panjang menuju rumah paman sangat membuatnya bosan. Hujan tidak henti melanda kota kecil di ujung Kentucky ini. Hujannya melebat setiap menitnya, sampai seakan-akan titik-titik air hujan itu menampar-nampar jendela mobilnya dan hanya Tuhan yang tahu kapan pecahnya.

James kecil bersenandung lagu Hickory Dickory Dock karena dia tahu sedikit suara saja bisa membuat ayahnya marah. Ibunya sekarang menangis terisak dan mulai tidak bersuara. Ayahnya hanya diam bergeming dan wajahnya seakan-akan pecah berkeping-keping. Dan dari depan sana, munculah seekor rusa yang berlari melintasi mobil mereka. Dengan cepat ayahnya membanting setir dan menginjak rem sampai-sampai jalanan basahnya berbekas dan berasap.

"James. Kau bisa menangkapkan ayah rusa itu?" tanya Ayahnya tak lama kemudian.

Ibunya hanya menangis dan lama-kelamaan mengangguk pelan.

Dengan cepat James kecil membuka pintu mobil dan dengan kikuknya berlari keluar mengejar rusa yang mulai berlari ke hutan. Air hujan menetes dengan cepat tiada berhenti membasahi James sampai kulit di bawah bajunya. Lalu akhirnya dia tersandung. Dia menangis. Dia bingung, dan kilat mewarnai matanya. Dia memanggil ibunya berkali-kali dan tidak ada yang datang. Dia kembali berjalan menuju jalan yang tadi. Lalu dia tidak dapat menemukan apa-apa.

James kecil menangis sejadi-jadinya sampai tidak ada yang bisa membedakan air mata dan air hujan, dan isakan dan guntur. Satu-satunya yang dia punya hanyalah sapu tangan ibunya.

Di tengah hujan yang terus mengguyur dan kilat murka dan guntur mengamuk, James tetap berjalan dan mencoba mengingat jalan menuju rumah pamannya.

Kakinya tidak seimbang, jalannya tertatih-tatih, matanya sakit dipenuhi air. Dan akhirnya dia bisa melihat rumah itu. Lalu dia terjatuh.

**********

12 Januari, 2009.

"JAMES!"

Aku terbangun lalu terduduk termegap-megap mencari udara. Aku mencoba melihat ke sekelilingku dan mendapati teman-temanku mengelilingiku. Itu tadi hanya mimpi. Aku sudah lama tidak memimpikan itu.

"Apa kau baik-baik saja?" Rachel duduk di sebelahku, lalu dia mengusapkan tangannya ke dahiku.

Aku menjawab pertanyaannya dengan gelengan.

Aku bisa merasakan air keringat yang meluncur turun melewati hidungku, punggungku, dan bahkan mungkin tubuhku mengecap di bajuku karena basah terkena keringat. Rambutku menempel di wajahku. Nafasku juga masih tidak stabil.

"Kau tidur berjalan tadi malam. Kau berteriak-teriak." Stewart berusaha berbicara denganku, lalu aku menyuruhnya untuk menjauh, lalu mengatakan kalau aku membutuhkan waktu.

"Baiklah. Aku bisa mengambilkanmu air kalau kau mau." Lalu mereka semua berjalan pergi.

Aku berusaha agar terduduk tapi tubuhku lemas. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah memasukkan tanganku ke kantong bajuku agar mendapatkan kehangatan. Dan tepat di dalam kantongku, aku merasakan lembutnya sapu tanganku.

**********

James kecil terbangun di dalam rumah pamannya. Dia menyadari tidak ada paman atau bibinya, hanya ada kursi goyang tua, gulungan wol, rajutan belum jadi, dan perapian yang dibiarkan menyala. Radio di atas perapian mengeluarkan lagu-lagu Rolling Stones kesukaan kakeknya.

Paman dan bibinya tinggal bersama kakek dan neneknya, jadi bisa dipastikan James kecil sedang terbarig di kamar kakek neneknya.

Hujan mulai melambat, sinar matahari mulai merambati langit. James kecil berdiri dari kasurnya. Semua lantainya berderit. Dia berjalan untuk mencari-cari paman atau bibinya atau kakek atau neneknya.

Dia berhenti di ruang keluarga saat melihat neneknya menangis dan kakeknya mengeluarkan kata-kata yang James kecil seharusnya tidak boleh mendengarnya. Butuh waktu bagi James kecil untuk menyadari kata-kata itu dilontarkan pada orangtuanya.

James kecil berjalan kembali ke kamar. Dia menutup pintunya, lalu dia duduk di kasurnya. Dia mengambil sapu tangannya lalu memegangnya erat. Tidak cukup muda bagi James kecil untuk menyadari bahwa dia dibuang. Ayahnya tidak menginginkannya bahkan ibunya. Yang pasti, tidak akan ada yang bisa menggantikan ibunya.

Cahaya matahari mulai terang sepenuhnya, lalu memunculkan pelangi tak tampak. Lalu dari dalam hutan, rusa-rusa menyapanya.

A Ride to Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang