Dalam kebebasan, terdapat Corn Flakes.

168 13 9
                                    

Aku sekarang bebas. Sudah melebihi dari selangkah menuju kebebasan. Karena aku bebas. Dan aku tidak pernah memakan Corn Flakes sebelumnya. Apalagi di ladang jagung.

Hal pertama yang harus kami lakukan adalah mencari ladang jagung. Aku tahu tidak banyak ladang jagung di Virginia, tetapi James sangat yakin ada banyak--aku sudah mencoba meyakinkannya. Dan ternyata, ladang kuning terhampar luas jauh di luar hutan di dekat padang rumput. Sungguh mengesankan melihat hal-hal yang dikatakan James muncul dengan cepat--mungkin suatu hari aku akan memintanya untuk mengatakan ada hujan uang.

Hal kedua yang harus kami lakukan adalah mencari supermarket atau apapun sejenis itu. Jadi kami harus berjalan menuju utara untuk mencari supermarket agar bisa ingat dimana ladang jagungnya, dan saat kami lupa yang harus dilakukan adalah menuju selatan. Dan kali ini kami harus berjalan berkilo meter jauhnya ke atas tanjakan. James bilang Hiccup--nama vannya--tidak bisa menaiki tanjakan tinggi, jadi apa boleh buat.

**********

"Astaga. Kenapa kita tidak mengganti bannya saja," gerutu Stewart. Kurasa dia hanya bersuara saat menggerutu dan kalau dia benar-benar ingin bertanya seperti saat dia menanyakan apakah aku ini nyata.

"Ini bukan tentang ban, T," balas James. James memanggil Stewart dengan T. Aku baru menyadarinya. Atau mungkin dia baru saja memanggilnya dengan "T". "Ini tentang mesin. Dan aku tahu kau akan mengatakan 'kenapa kita tidak mengganti mobilnya saja?'"

Stewart terdiam.

Beberapa menit berlalu diisi dengan lelucon Stewart yang tidak lucu sama sekali, dan beberapa kali Jane mengoceh tentang sepatunya yang basah. Dan lima menit seterusnya. Dan kami akhirnya bisa mencapai puncak dari tanjakan. Disana, di sebelah jalan, supermarket kecil dengan lampu-lampu huruf yang menyala warna-warni berdiri, sisanya hanya jalan dan padang rumput dan hutan dan bukit--tidak ada yang lain selain itu semua.

Lalu mereka semua berlari dan tanpa ragu aku mengikutinya. James mengambil dua troli, lalu memberikan satu kepada Stewart. "Baiklah gadis-gadis. Silahkan naik ke troli," ujarnya.

Awalnya aku tidak tahu apakah harus menuruti perkataannya. Aku pernah beberapa kali melihat Amy dan gengnya melakukan balapan troli di supermarket. Sesuatu seperti mengendarai troli sangat tidak cocok untukku. Tapi aku bukan siapa-siapa disini, melainkan salah satu dari teman James. Jadi intinya, aku mengiyakan.

Menaiki troli tidak senyaman yang kupikirkan. Besi-besinya yang menonjol membuat punggungku sakit dan berbekas. James mendorongnya dengan cepat sembari menaruh beberapa kotak sereal Corn Flakes. Setelah mengangkut beberapa kotak sereal dan beberapa botol air, kami meninggalkan tokonya dengan meninggalkan beberapa lembar uang di kasir. James mengatakan kalau dia kenal dengan tukang kasirnya, dia dulu sudah pernah ke tempat ini beberapa kali. Aku tahu seharusnya aku tidak bertanya terlalu banyak, tetapi aku benar-benar ingin tahu dimana James dan teman-temannya mendapatkan uang.

"Aku berkerja sebagai fotografer alam, Jane bekerja sebagai guru kursus perselancar di East Coast, dan Stewart adalah anggota palang merah--kadang Stewart diberi uang sebagai tanda terima kasih, tapi kita tahu bahwa palang merah tidak dibayar, dan kadang dia mengajar di beberapa sekolah," jawab James. Jadi aku tahu, mereka penjelajah, dan mereka lebih memilih hidup di jalanan daripada di rumah. Dan aku hanyalah cewek pecundang yang tidak memberitahu mereka siapa aku sebenarnya, dan aku bersyukur sekali James tidak bertanya.

**********

Kami berhenti di atas tanjakan. James dan Stewart melihat satu sama lain lalu tersenyum. Jane berseru "Ayo lakukan ini!" dan aku tahu apa yang mereka pikirkan. Kami akan meluncur.

Aku tahu mereka adalah sekumpulan orang-orang baik yang menyelamatkanku di hutan, aku tahu aku yang meminta untuk ikut, aku tahu aku yang mengiyakan untuk menaiki troli, dan aku tahu aku sudah bebas. Tetapi ini adalah hal gila. Apa ini yang selalu mereka lakukan? Tetapi entah kenapa aku tidak berani berbicara untuk menolaknya. Dan apapun yang terjadi kami tetap akan meluncur.

James dan Stewart mendorong Trolinya beberapa meter, lalu menaikkan kakinya saat troli meluncur dengan sendirinya menuruni tanjakan tinggi. Aspal yang berbatu membuat trolinya bergetar-getar dengan hebat. Angin terlihat seperti menghampiriku--berlari menghampiriku. Pada kenyataannya kamilah yang jatuh membelah angin dengan cepat. Jane, Stewart, dan James berteriak dengan hebat, dan tidak ada yang bisa mencegahku untuk melakukannya juga. Keringat dingin meluncur dari berbagai pori-pori yang ada di kulitku. Jantungku berpacu dengan cepat. Adrenalinku beradu. Kalau hidup mereka selalu seperti ini, aku juga ingin memilikinya.

Dan pada titik ini tidak akan ada keraguan pada diriku lagi. Ini yang kumau, maka aku akan terus menginginkannya dan aku tidak akan pulang. Dan saat tanjakan berakhir, James memelukku.

A Ride to Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang