Mengejar James.

64 5 0
                                    

Jujur, lingkaran kejujuran tadi itu sangat cepat--bahkan tidak sampai 10 menit, sisanya hanya bentakan dan akhirnya semua pergi menyendiri. Kini aku harus mengejar James, dan aku tahu kehilangan dia di hutan bukan sesuatu yang kami semua inginkan. Dan memang benar bahwa aku menyukainya (sudah kubilang aku ini aneh) bisa dikatakan aku menganggap ini sebagai petak umpet.

Ada berbagai macam spekulasi yang berputar-putar di kepalaku sekarang tentang keberadaan James. Mungkin dia sedang duduk di atas batu berlumut dan melemparkan batu kerikil sambil melontarkan kekesalannya, atau mengambang di danau menatap langit atau mungkin sedang di jurang yang tadi. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah dia melompat dari jurangnya, itu bisa menjadi alasan kuat kenapa aku sekarang aku mulai berlari-lari di hutan sambil memanggil namanya.

Aku bisa merasakan kekecewaan mendalam dalam diri James. Dia kehilangan kepercayaan total terhadap Stewart karena telah menganggapnya pembohong tentang masa lalunya. Aku sepenuhnya percaya dan tidak ada alasan apapun yang bisa membuatku tidak percaya dengan ceritanya. Tapi mungkin ada sedikit saja ketidak-percayaan itu di dalam diriku dan kira-kira itu seperti 2% dari diriku, dan itu saat aku mendengar kegetiran di dalam suara James.

**********

Aku memanggil nama James berulang-ulang sampai tenggorokanku kering. Sinar matahari mulai naik sedikit demi sedikit dan cahayanya menembus pepohonan pinus. Beberapa kali kawanan rusa lewat berlarian mengaggapku sebagai predator mereka. Sungguh mengesankan segala sesuatu di hutan ini sama sekali tidak tampak seperti yang digambarkan buku rantai makananku saat di sekolah dasar, dimana hutan dipenuhi oleh hewan buas dan hewan terlemah dimakan hidup-hidup. Dan tentu saja mengagumi hutan bukan hal pantas dilakukan saat mencari seseorang.

Setiap langkah membawaku semakin dalam ke hutan dan setiap langkah membawaku ke tempat yang aku tidak pernah ketahui sebelumnya. Aku sudah memeriksa jurang, dan tidak menemukannya. Untung saja ini baru pagi, aku tidak bisa membayangkan nasibku dan nasibnya apabila ini terjadi saat malam.

Semakin dalam aku melangkah masuk, semakin berkurang pula pepohonannya dan lahan berumput semakin membesar. Mungkin akhirnya langkahku akan membawaku kepada padang rumput luas dan kemungkinan James sedang berbaring disana. Dan apabila dia tidak disana, sisanya hanya menebak-nebak tempat (seperti yang kukatakan sebelumnya, aku menyukai ini. Mencari-cari orang hilang.) Mungkin juga dia mengejar kelinci dan akhirnya terjatuh ke dalam lubang yang membawanya ke dunia bawah lalu aku harus menjadi temannya Mad Hatter dan melawan Red Queen untuk menemukannya. Kali ini aku mulai terdengar konyol.

Lahan berumput mulai meluas. Kicauan burung mulai semakin ribut. Rusa-rusa terasa seakan-akan membuntutiku dan setelah aku berbalik, mereka berlari beramburan. Tepat di balik pohon-pohon pinus yang tersisa, aku bisa melihat tanjakan lahan hijau yang tidak terlalu tinggi dan ada sedikit jalan tanah buatan disana.

Dengan cepat aku berlari. Tanganku terus-terusan berusaha memegangi kepalaku dan akhirnya menyadari untuk kesekian kalinya kalau aku tidak memakai Beanie atau sejenisnya.

Jadi, di puncak dari tanjakan, aku hanya berdiri, dan aku tahu puncak tanjakan adalah hal yang paling dramatis pada adegan sebuah film yang menyentuh, dan aku harus menyadarkan diriku kalau aku berada di kenyataan. Aku melakukannya sekali sebelum ini saat balapan Trolley pertamaku bersama James dan yang lain saat mencapai puncak tanjakan.

Awalnya agak silau melihat cahaya matahari di balik tanjakan, dan mataku terasa tertusuk dan aku yakin sekarang mataku seperti telur setengah matang sunny-side up, tapi mataku bisa menyesuaikan diri dengan cahaya dengan cepat.

Seperti yang kuduga sebelumnya, aku melihat James terbaring di tengah padang rumput dan memandang langit biru. Syukurlah, jadi aku tidak harus mencarinya ke tempat-tempat lain.

Aku tidak yakin benar apa yang dia pikirkan selagi menatap langit berawan, tetapi kurasa dia dengan cepat melupakan hal yang baru saja terjadi.

Dia mengatakan kalau pola pikirku menarik, dan aku malah berpikir sama tentang pola pikirnya.

Aku tidak yakin perkataan Stewart tentang pribadi dan mood James yang berubah seiring bertambahnya menit, tapi aku melihatnya sendiri sekarang. Aku sekarang tidak yakin apakah aku harus takut atau kasihan kepadanya. Sebenarnya yang terjadi sekarang adalah komplikasi dari takut dan kasihan, apapun yang terjadi, aku adalah pacarnya dan itu baru saja terjadi tadi pagi. Oh Tuhan kukira pikiranku akan berhenti berpikir rumit setelah James menemukanku di hutan.

Awalnya aku berlari, lalu mengendap-endap lalu berbaring di sebelahnya. Aku bisa merasakan tidur di atas rumput tidak senyaman kelihatannya di film-film kebanyakan--rumput tajam menusuk leher, hewan-hewan tanah yang menggeliat, dan tanah basah yang kadang lengket di rambut, itu semua jauh dari rasa nyaman.

James tidak berkata sepatah kata pun, dan aku tidak mau memulainya. Jadi, yang bisa kulakukan sekarang adalah menggenggam tangannya sekeras yang aku bisa berharap angin dan langit tidak menghanyutkannya.

"Rachel," panggilnya.

"Ya," jawabku.

"Kau percaya padaku kan?"

"Akan selalu," jawabku.

Aku berbalik menghadapnya. Aku masih bisa melihat biru jernih di matanya seperti biasa, dan beberapa kali mimpi buruk karena mata James berubah warna.

"Tadi banyak sekali rusa." James masih memandang lagit seakan-akan berusaha mencari rusa-rusa yang baru dikatakannya.

"Iya. Aku tahu," jawabku.

James berbalik menghadapku. Kami meringkuk dan saling menatap dalam di mata.

"Kita pacaran kan?" Tanyanya.

Aku tertawa dan uniknya itu membuat air mukanya berubah menjadi arus yang tenang.

"Kau percaya padaku kan?" Tanyanya lagi.

"Akan selalu."

**********

Apa yang baru saja terjadi tadi--perkelahian, lingkarang kejujuran, James yang takut mengatakan hal yang benar tentang masa lalunya sudah lewat begitu saja, dan sekarang kami di tengah-tengah ladang rumput hijau di bawah matahari pagi dan burung-burung yang berkicauan. Sebenarnya aku tidak peduli dengan masa lalu seseorang--bukan urusanku.

Kami beberapa kali berciuman lalu akhirnya aku menaruh kepalaku di atas dadanya. Detak jantungnya bagaikan musik yang bersatu dengan orkestra kicauan burung.

"Rachel," panggil James lagi.

"Ya," jawabku.

"Kau masih percaya padaku kan?"

"Akan selalu, dan berhentilah bertanya."

A Ride to Home (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang