Part 19

1.1K 77 0
                                    

Hari ini murid SMABinMar heboh karena ada SMA sebelah yang ngajakin tawuran. Yudha dan kawanannya tidak terima di perlakukan seperti ini. Mereka sedang berkumpul di kantin untuk membicarakan hal ini.

"Mereka belum tahu siapa kita Yud! Kata harus tunjukin siapa diri kita" kata doni, teman segerombolannya Yudha.

"Iya yudh! biar mereka nggak berani ngeremehin kita" kata salah satu dari mereka.

Yudha hanya diam. Ia tidak terima di perlakukan seperti ini. Tetapi dia sudah berjanji terhadap seseorang untuk tidak akan pernah berantem lagi.

"Lagi pula yudh, kita juga udah lama nggak tawuraan kayak gini"

Ya. Yudha memang sudah tidak pernah ikut tawuran sejak ada seseorang yang memberinya sebuah cahaya di dalam hidupnya yang sangat gelap.

"Nggak lah. Gue nggak ikut. lagi males berantem" jawab Yudha yang berhasil membuat teman temanya tercengan mendengar pernyataanya tersebut.

Yudha menuju ke kelas yang melewati ruang OSIS. Yudha berhenti dan melihat ke dalam ruangan tersebut.

"Ina?" kata Yudha dalam Hati.

Yudha langsung duduk di sebuah bangku yang berada di sebelah ruangan tersebut. Ia berniat untuk menunggu Ina keluar. tanpa ada urusan denganya.

Tidak lama kemudian, Ina keluar dari ruangan tersebut. Ia melihat Yudha yang sedang duduk sambil memainkan handphone nya.

"Hai Yudha. Ngapain disini?" Tanya Ina sambil duduk di samping Yudha.

"Ng..nggak. gue lagi pengen duduk aja" jawab Yudha dengan alasan sekenanya. Ia bingung harus berbicara apa.

"hmm.. gue denger anak-anak nanti mau tawuran ya?"

"Hmm"

"Lo nggak ikut kan?" Tanya Ina dengan ekspresi khawatir.

"Kenapa?"

Ina hanya memdengus kesal, karena orang yang ditanya malah balik tanya.

"Lo kan udah janji sama gue"

"Iya iya" kata Yudha sambil mengusap pucuk kepala Ina.

#flashback on

ketika Yudha masih kelas X, ia ikutan sebuah tawuran yang isinya anak kelas XII.

Sayangnya, Yudha belum begitu mahir dalam hal berantem.

Ia malah menjadi korban dari tawuran ini.

"Awww! Sakit Na." Kata Yudha meringis kesakitan.

"Gitu aja ngeluh. Pake sok-sok an ikut tawuran." Kata Ina yang dengan tekun mengobati luka Yudha.

Sejak saat itu, Yudha mulai memiliki rasa suka kepada Ina. Tetapi bukannya Yudha mengungkapkan perasaan tersebut, ia malah memendamnya dalam dalam. Hingga kini Yudha masih menyimpan perasaan tersebut.

Setiap kali Yudha berantem dan terluka, ia selalu menuju ke Ina. Hanya Ina orang yang ia anggap peduli denganya. Tetapi kini semuanya telah berubah. Ina sudah milik Aksa.

Hingga terakhir kali ia berantem, ia menghampiri Ina. Ia tidak peduli dengan Ina yang berstatus pacarnya Aksa.

"Lo itu kerjaanya berantem mulu sih"

"Udah. Lo obatin aja luka gue."

"Gue capek tahu.. harus ngobatin lo terus"

"iya, iya gue janji. ini yang terakhir kali gue iku tawuran dan berantem" kata Yudha.

"Lo serius?"

Yudha hanya memanggut manggutkan kepalanya. Yang membuat sebuah senyuman merekah di bibir Ina. Senyiman yang sangat sempurna bagi Yudha.

#flashback end

Aksa melihat Yudha yang sangat akrab dengan ina.

"Sejak kapan mereka akrab?" Tanya Aksa.

Entah mengapa melihat cewenya yang terlihat akrab dengan cowok lain tidak membuat hati Aksa tersayat atau bahakan sesak di dada. Ia sama sekali tidak sakit hati melihat hal ini.

Aksa memilih untuk pergi. Ia menuju ke taman belakang. Disana ada Salsa yang sedang menangis.

"Lo kenapa?" Tanya Aksa.

Salsa langsung menghambur ke dalam pelukan Aksa. Aksa dapat merasakan baju nya yang basah karena tetesan air mata Salsa.

"Apa lo tahu kalo bokap gue bangkrut? Apa lo tahu alasan yang sebenernya kenapa gue pindah ke jakarta?"

Aksa hanya diam. Ia tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa.

"Lo tahu dari mana?" Kata Aksa sambil melepaskan pelukannya.

"Tadi tante Lisa nelpon gue. Dia bilang kalo bokap gue bangkrut dan dia tahu semua alasan gue pindah ke Jakarta yang seaungguhnya. Dan dia ngajakin gue ketemuan di cafe nanti pulang sekolah."

"Nggak lo jangan kesana!" Larang Aksa

"Gue harus tahu semuanya bang"

-----------------

Ketika bel pulang sekolah, semua murid langsung menghambur keluar kelas. Termasuk Aksa. Ia langsung keluar dan berlari menuju kelas Salsa. Ina hanya menatap kepergian Aksa dengan bingung.

"Salsa! Lo pulang sama gue!" Teriak Aksa.

"Nggak! Gue bisa sendiri" jawab Salsa.

Aksa segera menarik lengan salsa dan menuntunnya ke parkiran motor Aksa.

"Gue nggak mau lo kenapa-napa" kata Aksa sambil memberikan helm yang biasa digunakan oleh Ina.

Salsa dan aksa segera keluar dari sekolah. Ina yang melihatnya hanya mampu menahan air mayanya agar tidak menetes.

"Nggak usah sedih" kata Yudha.

"Hahaha. Kayanya posisi gue udah ada yang ngegantiin deh" kata Ina sambil tertawa hambar yang semakin memperjelas kesan mirisnya.

"Itu kan posisi di hati Aksa. Kalo di hati gue lo masih sama kok" kata Yudha.

"Dari dulu Na" tambahnya dalam hati.

Yudha mengatakna hal tersebut dengan keseriusan dan sungguh-sungguh. Sayangnya Ina hanya menganggap itu sebagai usaha Yudha untuk menghibur dirinya.

"Makasih Yudh. Makasih lo mau ngehibur gue pas gue sedih" jawab Ina.

"Kapan pun" kata Yudha sambil menarik kedua ujung bibirnya membentuk senyuman tulus.

--------------

Haiiii!! Buat para readers jangan lupa vote dan comment nya yaaaaaa!!

Maaf kalo alurnya ngga nyambung / kecepetan.

Part ini menceritakan hubunganya Ina sama Yudha ya tapi ada sedikit bagian Salsa.

Semoga kalian suka.

Buat yang udah ngasih vote dan comment nya
Maksih banyaakk

Dan tunggu terus kelanjutan ceritanya!!!

Ku Tunggu Kau PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang