Jam pelajaran sedang berlangsung. Salsa meminta izin untuk ke toilet. Ketika ia menuruni tangga menuju lantai satu ia melihat Adnan sedang merokok. Salsa berusaha untuk mengabaikannya dan terus berjalan menuju ke toilet.
Ketika ia keluar dari toilet, Salsa dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang tidak sengaja ia tabrak. Orang itu adalah Adnan.
"Lo ngapain disini?" Tanya Salsa dngan ketus
Tiba-tiba Adnan mendekatkan wajahnya kepada Salsa. Aroma itu tercium jelas dari mulut Adnan. Bau yang sangat Salsa benci.
"Lagi jalan-jalan. Bosen dikelas terus"
"Oh" jawabku singkat. Salsa segara pergi meninggalkan Adnan. Namun baru saja Salsa melangkah menjauh dari Adnan tanganya telah dicengkram kuat oleh Adnan.
"Aw! Lepasin gue!" Kata Salsa memberontak
"Nggak! Lo harus temenin gue bolos lagi besok, baru gue lepasin."
Dengan sekuat tenaga salsa mencoba untuk melepaskan genggaman Salsa hinga akhirnya terlepas.
"Kenapa harus gue?" Tanya Salsa dengan sedikit mebentak
"Karena lo orang yang gue suka!"
"Tapi gue nggak suka sama lo"
"karena lo suka sama Aksa?"
Whaatt?! Kok dia bisa tahu? Ini orang siapa sih sebenarnyaa?
setelah pertanyaan itu terlontarkan tidak ada jawaban yang membalasnya. Yang ada hanyalah sebuah keheningan.
"Lo nggak bisa jawab pertanyaan gue kan?"
"Gue udah ngga takut sama lo lagi! Gue nggak suka sama lo! Mungkin bener kalo gue suka sama Aksa karena dia lebih baik dari lo!"
"Dan gue mohon jangan sampe ada yang tahu tentang perassaan gue ke Aksa! Jangan hancurin privasi gue! Dan satu lagi gue nggak suka bahkan gue benci sama orang yang ngerokok!"
Adnan hanya bisa diam. Ia terperana dengan apa yang barusan Salsa katakan. Ia berusaha mencerna kata demi kata yang dikeluarkan oleh Salsa.
"Kenapa semua orang yang gue sayang lebih suka sama Aksa?! Apa hebatnya dia?!" Kata Adnan dengan suaara yang sangat kecil, tetapi Salsa masih bisa mendengarnya dari kejauhan.
Entah kenapa mendengar perkataan Salsa barusan membuat hatinya sakit.
-------------
Salsa kembali ke kelas. Kelasnya sudah sepi karena bel pulang telah berbunyi. Hanya Zeena yang tersisa disana. Ia sengaja menunggu Salsa karena ia baru saja mendapat informasi tentang Adnan. Hari ini Salsa mampir lagi ke rumah Zeena untuk membicarakan siapa Adnan sebenarnya. Sebelum Zeena bercerita, Salsa mendahuluinya dan menceritakan semua yang ia alami tadi ketika di toilet.
"Whaatt? Lo serius?" Tanya Zeena
"Ya Zee gue udah terlanjur kesel sama dia. Jadi gitu deh emosi gue udah nggak bisa gue tahan"
"Asal lo tau, gue baru dapet informasi dari temen sekelasnya Adnan. Jadi gini, waktu itu yang kepilih jadi ketua OSIS sebenarnya Aksa. Tapi ketua yayasan sekolah nggak setuju. Dia pengenya Anaknya yang jadi ketua OSIS yaitu Adnan. Jadiii Adnan itu anaknya yang punya sekolah kita. Dia juga punya beberapa perusahaan. Intinya semua orang disini pada takut sama Adnan termasuk guru maupun kepala sekolah."
"Terus?"
"Waktu Adnan yang jadi ketua OSIS, Aksa sempet pengen berontak tapi dia diancam sama kepsek kalo beasiswanya bakal dicabut jadi Aksa cuma bisa diam. Mungkin dia sadar kalo dia bukan siapa-siapa"
Salsa hanya terdiam. Dia teringat akan perkataan Adnan tadi.
"Kenapa semua orang yang gue sayang lebih suka sama Aksa?! Apa hebatnya dia?!"
"Semua?! Berarti selain gue ada yang lain dong?" Kata Salsa tiba tiba yang membuat Zeena kaget.
"Hah? Maksud lo?"
"Eh nggak papa. Gue pulang dulu ya"
"Yaudah iyaa. Lo tau lewat jalan mana? Perlu gue anter?"
"Nggak usah. Pasti tau lah. hehe"
Salsa segera keluar dari rumah besar nan mewah tersebut. Jalanan yang ramai dan banyaknya kendaraan umun membuat Salsa bingung.
"Gue harus naik yang mana nih?"
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Salsa dari belakang. Salsa terkejut dan hampir menjerit. Reflek ia langsung memutar badanya ke belakang.
"ADNAAN?! lo ngapin disini?"
"Ayo gue anter pulang"
"Nggak!! Gue ngga mau"
"Kalo lo nggak mau lo harus temenin gue bolos sekolah besok kalo lo masih nggak mau juga gue bakal keluarin lo dari sekolah atau gue cabut bea-"
"Yaudah ayo!" Jawab Salsa dengan cepat.
Salsa langsung masuk kedalam mobil bersa Adnan. Selama perjalanan Salsa terus saja bergeming tidak jelas. Adnan menatap wajah cewek disebelahnya dengan bingung.
"Mmhh.. gue turun di depan mini market yang waktu itu aja deh"
"Nggak perlu. Gue bakal anter lo sampe rumah. Kalo sampe Aksa marah gue yang bakal tanggung jawab"
"Lo tau apa aja tentang gue?"
"Gue tau semuanya bahkan hal yang belum lo tau"
Sesampainya di rumah, Salsa heran karena tidak biasanya ada sebuah mobil terparkir di halaman rumah Aksa.
Adnan yang tadinya berhenti, kini menancap gas mobilnya lagi. Ia tahu jika itu adalah mobil Ina.
"Kenapa lo jalanin lagi mobilnya? Berhenti sekarang juga!" Ucap Salsa sambi memaki Adnan.
"Gue nggak bakal ngebiarin lo lihat pemandanganseperti yang di halaman sekolah waktu itu."
"Jadi mobil tadi milik kak Ina?"
Adnan pun mengajak Salsa ke sebuah taman favoritnya itu. Ia ingin menghibur Salsa yang sedari tadi terlihat murung.
"Udah nggak usah dipikirin. Lo nya juga sih suka sama orang yang jelas-jelas udah punya pacar!" Kata Adnan sambil mengusap puncak kepala Salsa.
Salsa hanya bisa tersenyum. Ya satu senyuman pertama yang ia beri kepada Adnan. Melihat sebuah senyuman yang terukir di wajah Salsa membuat hati Adnan sangat senang.
"Gue boleh nanya sesuatu sama lo?"
"Boleh"
"Kenapa lo benci ngelihat orang merokok?"
"Oke! Gue bakal jawab. Tapi nanti lo juga harus jawab pertanyaan gue. Kalo nggak lo dilanrang mengganggu gue disekolah maupun di luar sekolah"
"Oke. jadi apa jawaban lo?"
"Trauma. Iya gitu. Gue punya kakak laki-laki namanya Bang Dimas. Gue nggak tahu kenapa alasan dia ngerokok. Tapi yang gue tahu dia ngerokok sejak kelas 2 SMP. Pas SMA kelas satu dia meninggal gara-gara kanker Paru-paru."
"Oh lo pasti sayang banget ya sama Abang lo itu?"
"Iyalah! Sekarang giliran gue."
"Apa?"
"Waktu itu lo bilang kalo semua orang yang lo sayang suka sama Aksa. Berarti selain gue ada siapa lagi?"
"Nyokap gue"
"Hah? Kenapa?"
"jatah lo buat tanya cuma satu kenapa jadi dua pertanyaan"
"Sial" kata Salsa mengumpat

KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Tunggu Kau Putus
Romance"Jangan! Hati Gue nggak boleh jatuh semakin dalam. Gue udah punya pacar" Dana Dyaksa "Gue ngak peduli lo udah punya pacar. Cuman satu yang harus lo tau! ku tunggu kau putus" Salsa Adelia "Jika memang kau bahagia denganya, aku akan berusaha merelakan...