Disekolah semua pengurus OSIS sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun sekolah.
Acara tersebut akan diadakan 3 hari lagi. Adnan sebagai ketua OSIS sangat sibuk untuk mempersiapkan segalanya. Tetapi Aksa terlihat lebih sibuk.
LINE : Grup OSIS
Aksa : Nanti pas istirahat kita rapat buat bikin susunan acara ultah sekolah.
Adnan: kenapa pas istirahat sih?
Aksa : nggak usah protes. Daripada pas pulang sekolah?
mario: oke.
Aditya : siaapp
Ketika semua anggota OSIS telah berkumpul, hanya ada satu yang tidak hadir, Ina.
"Kemana sih si Ina? Dia kan sekretaris" tanya Adnan dengan penuh emosi.
"Lo masa nggak tahu sih?? Lo kan pacarnya" tanya Mario ,salah satu pengurus OSIS, kepada Aksa.
Akhirnya rapat itu terus berjalan tanpa Ina.
-----------
Ina tidak mengetahui jika hari ini ada rapat OSIS. Ia pergi kekantin bersama Yudha, karena ia pikir Aksa sedang sibuk bersama Salsa.
Setelah dari kantin, Ina menuju ruang kelas nya berasama Yudha. Ruang kelas Ina melewati ruang OSIS. Ina dan Yudha sampai di depan ruang OSIS bertepatan ketika para Anggota OSIS keluar dari ruangan tersebut.
Ina menatap mereka dengan bingung, sedangkan Aksa hanya terus berjalan melewati Ina.
"Ada apa sih?" Tanya Ina kepada mereka semua.
"Lo yang kemana aja, tadi itu kita habis rapat buat nyusun acara ultah sekolah" kata Mario.
"Keasyikan sama si Yudha sih lo!" Kata Adnan dengan ketus.
Yudha menaikkan satu alisnya karena mendengar perkataan Adan.
"Aksa pasti marah nih sama gue"
Ina langsung menghampiri Aksa yang berada di rooftop sekolah. Untung lah disana sangat sepi.
Aksa sendiri disana. Ia bingung mengapa tidak ada rasa cemburu sama sekali ketika ia melihat Ina--kekasihnya-- bersama cowok lain.
Aksa memang marah kepada Ina. Tetapi marah karena Ina tidak datang di rapat pengurus OSIS yang sangat penting.
"Aksa" panggil Ina lirih
Aksa langsung membalikkan badanya. Ia langsung duduk di sebuah bangku yang ada disana.
"Kayaknya lo deket banget sama Yudha. Sejak kapan?" Tanya Aksa sambil menaikkan sebelah Alisnya.
"Maaf" kata Ina sambil mendekat kepada Aksa.
"Gue nggak masalah kalo lo deket sama dia tapi yang jadi masalah itu kalo lo nggak ikut rapat tadi. Lo tau kan itu penting banget?"
"Gue tau, jadi lo nggak masalah kalo gue deket sama cowok lain?"
"Hmm"
"Karena lo udah ada Salsa? Lo nggak usah mengalihkan masalah deh Sa! Gue tahu lo suka sama Salsa. Dan lo membuat semua drama lo itu biar gue yang salah! Biar mereka ngira kita putus karena kesalahan gue! Dan asal lo tahu gue deket sama Yudha itu jauh sebelum gue deket sama lo!" Kata Ina sambil menitihkan air matanya.
Aksa hanya diam. Ia kesal dengan pernyataan dari Ina tersebut. Kini emosi telah menguasai dirinya.
"Mending kita putus aja deh Na" kata Aksa yang akhirnya mulai angkat bicara.
"Kalo itu mau lo Sa, gue turutiin. Semoga lo bahagia" jawab Ina yang langsung berlari meninggalkan Aksa sambil menahan air matanya yang hendak menangis.
--------------
Ina menuju ke kelas. Ia mengambil tasnya dan langsung pulang. Ia tidak peduli meskipun bel pulang sekolah belum berbunyi.
"Lo mau kemana?" Tanya Sarah teman sekelas Ina.
"gue pulang, ntar kalo ditanya bilang aja gue sakit" jawab Ina yang langsung meninggalkan kelas.
Ina langsung masuk kedalam mobilnya yang terparkir rapih diantara mobil-mobil lain. Ina menancap gasnya dengan sangat tinggi. Ia menyusuri kota ini tanpa arah. Ia tak tahu harus kemana.
-------------
"Ina kemana? Kok bangkunya kosong?" Tanya guru sejarah yang sedang mengajar di kelas tersebut.
"Nggak tahu pak, kayanya sakit. Soalnya tadi dia pulang sambil nangis gitu" jawab Sarah.
Yudha yang mendengar penjelasan tersebut langsung pergi meninggalkan kelas. Ia tidak peduli dengan makian gurunya. Hanya satu yang ia lakukan sebelum keluar kelas, ia memberi tatapan tajam kepada Aksa seolah ia berkata 'lo dalam bahaya!'
Yudha pergi meninggalkan sekolah dengan mobil beast-nya.
Yudha mencoba untuk menelpon Ina, tetapi tidak ada jawaban. Berkali-kali ia menleponya hanya ada suara perempuan dari operator.Akhirnya Yudha menelpon rumah Ina.
"Halo?" Tanya seorang wanita di sebrang sana.
"Mmm.. halo tante, Ina ada di rumah?" Tanya Yudha.
"Ada, dia udah pulang dari tadi. Tapi langsung masuk kekamar dan belum keluar sampe sekarang" jelas perempuan itu-- mamanya Ina.
Setelah mengucapakan terimakasih dan memutuskan telponnya, Yudha lansung menuju ke rumah Ina.
"Eh Yudha, mau ketemu Ina ya? Orangnya ada di kamar tuh" ujar Mamanya Ina ketika Yudha telah sampai di rumah Ina.
Yudha menuju ke kamar Ina.
"Na! Buka pintunya dong" kata Yudha sambil mengetuk pintunya.
"Kalo nggak gue dobrak nih!" Kata Yudha lagi.
Akhirnya, Ina membukakan pintu kamarnya. Ina langsung duduk di balkon kamarnya.
"Lo kenapa sih?" Tanya Yudha dengan lembut sambil menyelipkan anak rambut Ina kebelakang telinga Ina. Kini Yudha dapat melihat mata Ina yang sembab karena menangis seharian.
Ina langsung memeluk erat Yudha. Tangisnya pecah seketika. Yudha membiarkan Ina menangis dalam pelukannya. Dapat ia rasakan bajunya yang mulai basah karena air mata Ina.
"Andai lo tahu perasaan gue. Gue mungkin memang pengecut. Gue nggak berani ngungkapin perasaan gue ke lo. Gue malah memendam semua perasaan itu dalam-dalam. Tapi gue gagal, perasaan itu kembali muncul bahkan lebih dari yang dulu pernah ada. Gue harus gimana Na?"
----------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Tunggu Kau Putus
Storie d'amore"Jangan! Hati Gue nggak boleh jatuh semakin dalam. Gue udah punya pacar" Dana Dyaksa "Gue ngak peduli lo udah punya pacar. Cuman satu yang harus lo tau! ku tunggu kau putus" Salsa Adelia "Jika memang kau bahagia denganya, aku akan berusaha merelakan...