Didedikasikan kepada @crapinon
●●●
Bianca Kylie Harper. Wanita yang kerab disapa Kylie, tengah menatap langit langit kamarnya sambil memikirkan masalah yang terjadi pada dirinya.6
"Dia itu cuma anak pungut! Dia gak lebih dari sampah. Saya tidak ingin ada anak itu di rumah saya! Secepatnya anak itu angkat kaki dari rumah saya!".
"Tapi ma dia itu tetap adik aku. Aku gak akan biarin dia pergi dari rumah ini. Aku sayang sama dia ma meskipun dia bukan adik aku".
"Tetap saja! Dia selamanya tidak akan pernah merubah status anak pungut menjadi anak kandung mama dan papa. Dia selalu menyusahkan kamu, apa itu orang yang kamu anggap adik?".
"Tapi ma--".
"Sudahlah, kamu tidak usah mengikut campurkan urusan ini. Sebaiknya kamu urus sekolah kamu!".
"Tapi mama masih mau kan nerima dia disini?".
"Iya, itu juga karena demi kamu".
Perkataan itu, membuatnya mendengus kesal. Mengapa dia harus mendengar sebuah kata kata yang melukai hatinya? Apa tidak ada lagi seseorang yang memperdulikannya kini?
Kylie menangis. Sedari tadi dia mencoba menahan air matanya agar tidak keluar di detik itu juga. Namun sayangnya, air matanya tidak dapat dibendung lagi. Alhasil, bendungan itu pecah hingga tidak ada yang berhasil membenarkannya.
Untuk yang kesekian kalinya, Kylie menangis. Menangis dalam suatu hal yang sama. Bahkan selalu, setiap hari.
Beruntungnya, kini Kylie sedang berada di dalam kamarnya. Jika dia menangis di luar sana, dan kakaknya melihatnya, dia pasti akan mengkhawatirkannya.
Kenapa gue terlahir jadi anak pungut sih? Kenapa gak sekalian aja gue mati biar julukan anak pungut di tubuh gue gak ada.batinnya.
Pantas saja, jika selama ini keluarganya tidak ada yang memperdulikannya. Hanya kakaknya saja yang perduli akan dirinya-Leon namanya.
Michael Mileon Harper. Seorang pemuda yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA. Itu artinya, sebentar lagi Leon akan memasuki masa Kuliah. Mau tidak mau, sebentar lagi Leon tidak akan ada di samping Kylie setelah nantinya Leon akan pindah ke London demi mengejar cita citanya.
Tok tok tok!
Bunyi suara ketukan pintu terdengar. Buru buru Kylie menghapus air matanya lalu menatap pintu bewarna coklat itu. Itu pasti Leon.
Siapa lagi seseorang yang datang ke kamarnya kalau bukan Leon? Kedua orangtua angkatnya saja tidak pernah mau memasuki kamarnya hanya sekedar memberi kasih sayang.
Hell, hanya mimpi.
Kylie bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju pintu untuk membukanya.
Pintu pun terbuka, memunculkan sosok laki laki dengan badan tegap dan dada bidang yang sangat disayanginya. Sosok laki laki yang sangat perduli tentangnya.
"Kak?".sapa Kylie dengan nada parau.
Kylie berjalan mendahului Leon. Meninggalkan pria itu yang masih berdiri tegak di depan pintu. Kylie kembali duduk di sandaran tempat tidurnya.
"Kamu lagi ngapain? Udah minum obat?".tanya Leon lembut.
Kylie mengangguk. Kemarin, Kylie sempat jatuh pingsan akibat perutnya yang kosong. Kata dokter, penyakit magh yang sudah mendarah daging itu kambuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXPECTED ✔
Fiksyen RemajaSalahkah aku jika aku memiliki kedua orangtua yang menyayangiku tanpa harus melihat statusku yang sebenarnya? Salahkah jika aku hidup dalam ketenangan dan kedamaian? Salahkan jika aku mencintai seseorang yang juga mencintaiku apa adanya? Apalah arti...