3

21.4K 1.2K 33
                                    

Hari berubah menjadi terang. Warna di langit itu juga berubah warna menjadi biru serta putih. Apalagi, matahari di hari itu telah bersinar meskipun tidak terlalu terik. Membuat Aga terbangun dari tidurnya yang lelap. Pemuda tampan itu menutup kedua matanya dengan tangan kanannya begitu sinar matahari mengenai wajahnya.

Dia menoleh ke samping, sambil menutup sebagian wajahnya dengan tangannya. Menghindari dari cahaya tersebut. Dan dia mendapati gorden kamarnya yang telah terbuka. Akibatnya, cahaya matahari langsung menembus jendela kamarnya.

"Mck, mama apa apaan deh. Lagi tidur juga dibukain".gerutunya kesal sendiri.

Aga bangkit dari tidurnya lalu menuju ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajahnya serta menyikat gigi. Setelah itu, ia langsung pergi keluar kamar dan menuruni tangga rumahnya. Disana tepatnya di meja makan, terdapat beberapa anggota keluarga yang sangat disayangi Aga.

"Aga sayang anak mama udah bangun. Sini mas..".perintah ibunya-tante Ika dengan senyum yang mengembang.

Aga mendecak mendengar panggilan ibunya terhadap dirinya. "Mama apa apaan sih, aku kan udah gede tau".gerutunya.

Aga berjalan menghampiri keluarganya. Lalu seorang anak kecil perempuan berumur kira kira 4th berlari ke arahnya.

"Mas Aga!!".teriak anak kecil itu.

Aga dengan sigapnya mengambil anak tersebut dan menggendongnya. Aga tersenyum sambil mencubit pipi chubby anak tersebut. Tak lupa, ia juga mengecup kedua pipi anak tersebut.

"Kamu kok lari lari gitu sih sayang".ucap Aga lembut.

"Lembut banget mas udah kaya selimut".ledek seorang wanita yang duduk di meja makan sebelah tante Ika.

Dia Tala. Syaremy Athalla Collin. Kakak sulung dari keluarga Collin-tepatnya dia adalah satu satunya kakak perempuan Aga.

Aga berjalan ke meja makan sambil melirik Tala dengan pandangan datarnya.

"Serem banget bos".ucapnya lagi.

"Talaaaa..".tegur om Hendra-papa Aga yang sedang membaca koran tersebut.

Mendengar teguran dari laki laki paruh baya tersebut membuat Tala memasang cengiran khasnya. Aga menarik kursi sebelah Tala dan menduduki anak kecil tersebut di kursi sebelahnya.

"Nara mau duduk dekat mas Aga".seru anak kecil tersebut.

"Iya Nara sayang, kan kamu duduk di sebelah mas Aga sekarang".jawab Aga sambil menyendokkan nasi ke piring putih itu.

Nara. Teremy Aclyanara Collin. Anak bungsu dari keluarga Collin dan juga adik satu satunya Tala dan Aga. Nara baru menginjak umur 4 tahun. Aga sangat menyayangi Nara, begitu juga Tala. Mereka berdua selalu membawa Nara berpergian. Namun, karena Tala selalu pulang malam dan dia juga banyak memiliki kesibukan, untuk itulah saat ini Nara menjadi semakin dekat dengan Aga.

"Aga, papa mau nanya satu hal sama kamu".ucap om Hendra dengan nada tegasnya.

Aga meneguk air putih yang berada di depannya lalu memandang om Hendra bingung.

"Apaan pa?".

"Kamu udah punya pacar?".

Pertanyaan om Hendra barusan sukses membuat Aga tersedak kala ia menyendokkan sesuap nasi ke mulutnya. Buru buru Aga meneguk air putih tersebut dengan cepat. Tala dan juga Nara tertawa melihat tingkah Aga yang selalu seperti itu ketika ditanyakan soal pendamping hidupnya kelak.

"Mck, papa apa apaan sih. Kenapa jadi bahas itu coba?".tanya Aga kesal.

Jujur saja. Dalam diri Aga, perempuan begitu tidak penting. Mengapa? Karena dia mengira bahwa perempuan akan mengubah hidupnya menjadi tidak baik. Entahlah karena apa, yang jelas hanya Aga sendiri dan Calvin satu satunya sahabat Aga yang mengetahui alasan Aga tentang mengapa dia belum memiliki pasangan sampai saat ini.

EXPECTED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang