9

14.3K 1K 14
                                    

Leon mengetuk ngetuk jarinya di atas meja seraya memikirkan sesuatu. Menyadari hal itu, membuat ketiga temannya menatap Leon bingung.

"Gak biasanya dia ngelamun kaya gitu".ujar Vino teman satu bangku Leon.

"Iya, biasanya juga bahagia gitu".tambah Bima sahabat Leon yang duduk didepannya bersama dengan Tomi.

"Woi yon. Lo mikirin apaan sih?".tanya Vino sambil menepuk bahu Leon.

Leon menatap Vino sinis. "Apaan sih ganggu aja".

Vino mendengus sedangkan Tomi dan juga Bima sama sama memutar kedua matanya jengah.

"Lo kenapa sih yon, gak biasanya ngelamun gitu. Cerita dong".kali ini Tomi membuka mulutnya.

Leon menggeleng pelan mencoba meyakini ketiganya bahwa dirinya baik baik saja.

Baik baik gimana, udah jelas gue lagi banyak pikiran gini.pikirnya.

Ya, sedaritadi pikiran Leon terusik kepada semua perdebatan dia dengan tante Lia tadi malam. Belum lagi, dia juga memikirkan adik angkatnya itu. Kylie.

"Gue tebak. Pasti karena adik lo kan? Emangnya kenapa sih?".tebak Vino.

Leon berdecak. "Jangan keras keras nyet ngomongnya".gerutu Leon menatap Vino sinis.

Vino nyengir. "Iya deh maaf. Buruan cerita".

Baru saja Leon hendak menceritakan soal pikirannya, mereka berempat dikejutkan oleh sebuah pintu yang terbuka dengan kencang. Membuat decitan suara yang mampu membuat seisi kelas menoleh ke orang yang membuka pintu tersebut.

"Ganggu aja".sahut Bima.

Dia Kiara. Anak kelas 10 IPA 5. Dia menghampiri Leon dan juga ketiganya.

"Kak! Buruan tolongin Kylie, dia lagi dikerjain sama gengnya Jennifer di lapangan sekolah. Jennifer ngebukain bajunya Kylie kak".sahut Kiara dengan nada paniknya.

Mendengar omongan itu, membuat Leon melototkan matanya. Terkejut. Hal yang sama dilakukan oleh ketiganya. Buru buru dia bangkit dan berlari menuju lapangan sekolah. Ketiganya juga ikut berlari mengejar Leon setelah mengucapkan terimakasih kepada gadis itu.

Kiara keluar dari kelasnya menuju kelas 11 IPA 1. Dimana kelas Aga dan teman temannya berada. Dia berlari sembari ingin memberitahukan soal Kylie.

Aga dan teman temannya sedang membicarakan sebuah hal yang tidak penting untuk dibahas. Tidak. Aga hanya sesekali mengeluarkan suaranya untuk ketiga temannya itu. Dia tidak berniat untuk terlalu mengikuti obrolan ketiga temannya yang tidak pernah jelas asal usulnya.

Mereka berempat bahkan seisi kelas terkejut ketika Kiara meneriaki nama Aga.

"Kak Aga! Tolongin Kylie! Dia lagi dikerjain sama gengnya Jennifer, bajunya dibukain sama Jennifer kak!".ujar Kiara pamit lalu pergi meninggalkan kelas itu.

Mata Aga sukses terbelalak. Dia sungguh tidak percaya dengan Jennifer. Setiap harinya, dia selalu dihadiahi dengan Jennifer yang suka membully Kylie.

"Kenapa harus gue?".gumamnya.

"Mampus, si Jennifer hilang otaknya kali. Woi ga buruan tolongin dia!".teriak Vero.

"Kenapa harus gue? Kan udah ada kakaknya kali".gerutu Aga.

"Ya gue tau, setidaknya lo tolongin dia juga geblek. Lo bawa jaket lo terus lo tutup badannya".perintah Calvin.

"Lagian lo gak mau kan lihat Kylie nahan malu gak pakai seragam gitu pula. Apalagi di lapangan sekolah".tambah Calvin

Aga mengangguk. Lalu dia dengan sigap mengambil jaketnya dan berlari menuju lapangan sekolah disusul dengan ketiga temannya.

EXPECTED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang