Tok tok tok
"Kylie!".suara ketukan pintu terdengar begitu jelas bersamaan dengan suara bariton yang sangat dikenali Kylie.
Kylie membuka kedua matanya setelah mendengar ketukan pintu dan teriakan dari seorang pria-Leon. Kylie bangkit dari kasurnya, berniat untuk membuka pintu tersebut dengan senyum yang merekah. Entah mengapa, kehadiran Leon membuat Kylie tersenyum.
Clek!
Pintu pun terbuka. Menampilkan sosok laki laki dengan wajah yang mampu membuat Kylie terkejut. Dia bukan Leon, melainkan..
Aga.
Kylie merutuki kebodohannya. Bisa bisanya dia mengira suara bariton tadi berasal dari kakaknya. Padahal, suara itu berasal dari pria yang tidak berniat untuk menjadi temannya.
"Lho, A-Aga?".tanya Kylie heran.
Aga memandangnya datar kemudian menyerahkan sekantung plastik bewarna putih kepada Kylie.
"Buat lo".
Kylie menerima kantung plastik itu dengan ragu. Kemudian dia tersenyum. "Thanks".
Tapi ada yang menjanggal hatinya kini. Mengapa Aga bisa berada di kosnya saat ini? Padahal, dia sendiri hanya memberitahukan alamatnya kepada Leon. Apa mungkin, Leon membeberkan alamatnya kepada orang lain? Ah itu tidak mungkin. Sebelumnya, Leon tidak pernah mengenal Aga dan ketiga temannya yang lain.
"Ngomong ngomong, lo kok bisa tau alamat gue sih?".pertanyaan yang sedaritadi muncul di otak Kylie keluar begitu saja dari mulutnya. Membuat Aga mendengus pelan.
"Tuh".tunjuk Aga ke samping kanannya.
Kylie menolehkan kepala ke arah tunjuk Aga. Disana dia mendapatkan Calvin, Audi, Vero dan juga Leon tengah tersenyum kepadanya. Namun, tidak bagi Leon. Senyuman itu berubah menjadi sebuah cengiran. Melihat perubahan senyuman dari bibir Leon, membuat Kylie mengerti dan memasang tampang kesal.
"Ah kakak! Kakak yang ngasih tau alamat aku ke mereka kan?!".ujar Kylie kesal dengan setengah berteriak.
Kylie berjalan masuk ke dalam kamar kosnya meninggalkan kelima pria tampan yang masih tetap berdiri tegak di depan pintu. Tak lama, mereka ikut memasuki kamar kos Kylie kecuali Aga. Dia masih setia berdiri di sisi pintu kamar Kylie.
"Kakak terpaksa harus ngasih tau mereka kyl. Soalnya mereka yang bantuin kakak buat nyari kamu".kata Leon lalu duduk di sisi tempat tidur Kylie.
Kylie duduk di sandaran tempat tidurnya sambil menatap Calvin, Audi, Vero dan juga Aga dengan tatapan tidak percaya.
"Se-serius kak?".
Leon mengangguk. "Lagian ngapain sih lo kabur kyl?".tanya Calvin.
Pertanyaan itu sukses membuat Kylie dan Leon saling pandang. Namun keduanya malah bungkam, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan dari Calvin.
"Tau nih, lo gak tau kyl gue khawatir sama lo".sambung Audi.
"Ye! Kepedean banget sih lo".celetuk Vero sambil melemparkan Audi sebuah bantal dan tepat mengenai wajahnya.
"Kalau lo gak tau mau tinggal dimana kyl, rumah gue siap kok buat nerima lo hehehe..".cerocos Audi lagi.
Ketiganya langsung melemparkan Audi sebuah benda yang berada di kamar kos Kylie kepada Audi. Kemudian, mereka menatap Audi tajam terkecuali Aga. Dia menatap temannya dengan tatapan sulit diartikan, lalu pandangannya beralih menatap Kylie yang sedang tertawa kecil melihat ula ketiga temannya.
"Ngomong ngomong, kakak kok bisa kenal sama mereka sih?".tanya Kylie begitu tawa ketiganya perlahan mereda.
"Bisa dong, gue apa kali yang gak bisa".jawab Leon dengan nada sedikit sombongnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXPECTED ✔
Genç KurguSalahkah aku jika aku memiliki kedua orangtua yang menyayangiku tanpa harus melihat statusku yang sebenarnya? Salahkah jika aku hidup dalam ketenangan dan kedamaian? Salahkan jika aku mencintai seseorang yang juga mencintaiku apa adanya? Apalah arti...