5. Pesan Kertas

144 11 3
                                    

Zeta tidak bisa berhenti menyunggingkan senyumnya hingga masuk ke kamar.

"Senyum terus, hati hati suka" Ledek Alen ketika Zeta sudah berada di ruang tengah dan akan melangkahkan kaki ke kamarnya yang terletak di lantai 2.

"Mamah apaansi, sirik aja wlee" Zeta menjulurkan lidah membalas perkataan mamanya. Ia berlalu dengan berlari hingga masuk kamarnya.




o-o




"Tapi kamu gak tau siapa aku" Orang itu berkata pada Zeta.

"Tolong jangan menyukaiku apalagi menyayangiku. Aku mohon jangan" Orang itu memohon pada Zeta.

"KENAPA TIDAK?!" Zeta histeris, Ia kacau.

"Kumohon jangan" Kata orang itu lalu pergi entah kemana. Zeta mengejarnya namun Ia tidak dapat menemukan orang itu.

Hingga satu suara membuatnya membalikan badan.

"Zeta" Orang itu tersenyum lembut. Orang yang berbeda.

"Belajar memaafkan ya" Orang itu mengulaskan senyum lagi, senyum yang selalu bisa membuat Zeta luluh.

"Garen, Lo datengin Gue? Apa yang harus Gue maafin Ren? Gue udah maafin semua kesalahan Lo." Jawab Zeta hendak memeluk namun tidak bisa.

"Pokoknya kejar kebahagiaan Lo Ta" Kali ini Garen tersenyum pahit dan mengilang dihadapan Zeta.

Zeta terduduk menangis tersedu sedu sambil menelungkupkan wajahnya. Kenapa semua orang yang Ia sayang harus pergi? Zeta merasa takdirnya tidak adil kali ini.

Ia masih histeris memohon agar semua kebahagiaannya kembali. Memohon entah pada siapa

Hingga satu sentakan membangunkannya.


"Ta, bangun Ta. Kamu kenapa lagi?" Alen sedang mengguncangkan tubuh Zeta ketika Zeta terbangun.

Pipi Zeta penuh dengan bekas air mata.


Cuma mimpi.




o-o




"Gimana tidurnya? Gak mimpi buruk lagi kan?" Alen menyapa Zeta yang baru sampai di lantai 1 rumahnya. Alen teringat bagaimana Zeta berteriak histeris memohon sesuatu hingga Alen membangunkannya.

"Gak kok mah, untung mamah bangunin Zeta" Zeta tersenyum simpul, entah apa arti mimpinya semalam. 

Setalah sarapan Alen mengantar Zeta ke sekolahnya.

"Have a nice day, lovely" Alen mencium pipi Zeta disebelah kanan dan kiri.

"U too mah, nanti jemput jangan lupa" Zeta menyalimi Alen sekaligus mengingatkan Alen untuk menjemputnya nanti sepulang sekolah.

"Hello, Ze" Panggil orang disebelahnya, teman sekelasnya.

"Eh, hay" Zeta canggung, Ia lupa nama temannya yang satu ini. Zeta ingat perempuan ini yang mengajaknya ke kantin kemarin saat free class.

Pretty HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang