3. New Problem

144 11 2
                                    

AUTHOR POV


Nanti, harus ke kantin sama Gue.

--




Zeta dengar itu, sangat jelas. Namun Ia tidak berniat menoleh sedikitpun, Ia hanya melirik dari ujung matanya.



Afka.



Cowok dengan penampilan seenak jidat, memberi kesan pertama yang tidak terlalu baik pada Zeta. Iya, Afka yang menabrak Zeta di pemakaman kemarin. 


"Lo denger Gue kan? Gak tuli kan?" Zeta menggangguk menanggapi pertanyaan Afka. 

"Lo juga gak bisu kan? waktu di pemakaman Lo jawab deh kayanya pas Gue tanya 'kenapa?' " Lagi-lagi Zeta menggaguk.

"Berasa ngomong sama tembok Gue" Afka menghela nafasnya, Lebay.


Afka melanjutkan apa yang tadinya akan Ia lakukan. Tidur. Ketika Afka hendak merebahkan kepalanya di meja, guru Bahasa Inggris itu langsung menjewer telinganya. Entah sejak kapan guru itu berada di dekatnya. Afka tidak memperhatikan sama sekali.


"Keluar dari kelas saya atau kuping kamu tambah panjang" Ancam guru itu.

"Eh ibu tau aja saya belum sarapan, kebetulan ibu nyuruh saya keluar. Siap deh bu, saya diluar ya" Jawab Afka sambil cengengesan lalu melangkahkan kaki keluar dari kelas tersebut.



Cowok stress. Batin Zeta.



Zeta kembali memperhatikan pelajaran, baru 10 menit-an guru itu menjelaskan materi, tiba tiba terdengar bunyi nyaring bel yang menandakan pergantian pelajaran. Banyak murid yang bersorak, namun guru itu menggerutu tidak jelas di depan kelas, Zeta berani bertaruh kalau guru itu menggerutu karena waktunya habis untuk memarahi Afka.


Namun sorakan murid hilang ketika...


"Rangkum Bab 7, kumpulkan minggu depan saat pelajaran saya." Guru itu menegaskan.

"Yah bu, masa deadlinenya cepet banget bu."

"Ibu gak ber-pri-kesiswaan"

"Ibu tega banget si?"

"Bu tugasnya kebanyakan"

"Bu--"

"Ok, tugas ibu tambah jadi 2 bab. Bab 6&7. Silahkan protes lagi kalau kalian ingin merangkum bab 8 juga." Potongnya lalu Guru itu meninggalkan kelas tanpa rasa bersalah.

Seketika tampang murid X MIA 2 seperti orang yang baru melihat setan, Syok.



Zeta menghela nafas. Ketika Ia hendak mengeluarkan buku kosong untuk pelajaran selanjutnya salah seorang anak laki laki menggunakan kacamata dengan frame kotak berteriak.

Pretty HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang