Ini hari Senin, dan semua orang benci hari Senin. Termasuk Zeta, Zeta benci hari ini. Ia bangun dengan terburu buru, memakan rotinya di dalam mobil dan mamahnya telah berangkat lebih dulu. Ketika Ia memasuki sekolah, sekolah masih sepi. Zeta langsung mengarah ke papan pengumuman, mencari letak kelasnya yang di acak karena hari ini hari pertama UAS di sekolahnya.
Kelasnya masih sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang duduk sambil membaca buku pelajaran yang akan di ujikan di jam pertama. Zeta bingung, padahal Ia tadi terburu-buru. Harusnya Ia telah, harusnya.
Zeta mengambil handphonenya yang Ia letakkan di dalam tas.
6.15 a.m
Pantas saja sekolah masih sepi! Gozen masuk jam 7.00 dan sekarang baru jam 6.15, mungkin siswa-siswi yang lain masih berkutat dengan selimutnya di kamar. Sial bagi Zeta yang Ia perkirakan jam di kamarnya mati, sehingga menunjukkan waktu yang salah.
Zeta melirik sekelilingnya.
'Sibuk dengan buku.'
Ah, Zeta terlalu malas untuk membuka bukunya. Lagipula, semalam Zeta belajar hingga larut. Ia memutuskan untuk merebahkan kepalanya. Masih ada waktu setengah jam sebelum bel jam pertama berbunyi. Untungnya hari ini UAS, jadi tidak ada upacara bendera seperti biasanya.
---
"Sst, bangun Ze." Zeta merasa lengannya di senggol seseorang. Tapi bodolah, matanya sangat berat untuk terbuka.
"Ze, bangun. Udah ada pengawas!" Orang itu menarik tangan yang menjadi bantalannya. Kepala Zeta jatuh dengan kencang ke meja.
"Lo apaan sih?!" Zeta mencak mencak. Sekarang seluruh pasang mata menatap ke arahnya.
Matanya mengerjap ngerjap, otaknya sedang berfikir.
"Hm, puas tidurnya Nak?" Tanya pengawas UAS yang sedang berdiri di sampingnya sekarang.
"Eh, pak." Zeta nyengir serba salah.
'Najis Gue malu-maluin banget Yatuhannn.' Batinnya berkali kali merutuki kejadian hari ini.
"Silahkan cuci muka kamu. Segera masuk kelas, waktumu terbatas."
"I-iya pakk!!!" Zeta langsung bangkitt.
BRUK
Sekarang posisinya tengkurap, tak berani mengangkat wajahnya. Demi apapun, pagi ini Zeta benar benar baru. Ia tersandung kakinya sendiri.
'Dasar ceroboh!' Batinnya lagi lagi merutuk.
"Ze bangun, ayo." Orang itu menarik tangan Zeta hingga Zeta berdiri.
"Eh, makasih." Zeta langsung buru buru keluar kelas dan menuju toilet tanpa melihat orang yang menolongnya.
Setelah dirasa wajahnya tidak se muka bantal tadi, Zeta kembali ke kelas. Waktunya untuk mengerjakan soal sangat terbatas.
Saat melihat soal dihadapannya, Zeta lagi-lagi merutuk.
'Tidak bisakah hari ini jadi lebih baik lagi?!'
Soalnya sangat-sangat meguras logika, soal Bahasa Indonesia ini masing-masing hanya berbeda satu kata. Menurut Zeta semuanya benar. Logikanya sangat payah.
"Lo udah Ze?" Tanya orang di sebelahnya dengan suara pelan.
Omong omong, Zeta belum tahu siapa yang duduk di sebelahnya. Ia tidak punya waktu untuk memperhatikan orang di sekelilingnya.