Lima Belas

40.2K 2.4K 26
                                    

Hari ini Ben, Timothy, Naomi beserta sekretarisnya masing-masing akan berangkat ke Dubai untuk menghadiri undangan dari salah satu anak perusahaan Mattheson Corporation yang membuka cabang disana.

Berangkat ke Dubai mungkin hal yang biasa bagi Timothy, Naomi, dan Ben, tetapi tidak bagi para sekretarisnya. Oh mungkin Aura Lee pun merasa berangkat ke Dubai merupakan hal yang biasa karena sebenarnya gadis itu adalah putri satu-satunya pengusaha asal Korea terkaya nomor 30 di Indonesia.

Adriana pernah ke luar negeri ketika ia mendapatkan beasiswa kursus singkat di Singapore dari Universitasnya, tetapi sekalipun ia tak pernah membayangkan bisa bepergian ke luar Asia Tenggara. Pernah pergi ke luar negeri saja sudah merupakan pengalaman termewah dan tak bisa ia lupakan seumur hidupnya.

Apalagi kali ini ia bepergian dengan jet pribadi.

Adriana tak bisa mencegah matanya untuk menjelajahi seluruh interior jet pribadi keluarga Mattheson yang mewah, juga tak bisa mencegah mulutnya menganga lebar.

Charista dan Aura sudah pernah masuk ke dalam jet pribadi ini, sehingga mereka tak begitu terkaget-kaget seperti Adriana.

Tingkah laku polos Adriana membuat Naomi dan Timothy tertawa, dan membuat Ben menepuk dahinya malu.

"Udah selesai liat-liat jet pribadi saya?" celetuk Ben sebal.

Naomi sepertinya yang tertawa paling lepas. "Adriana kamu lucu banget sih."

Adriana tersenyum kikuk, menyadari bahwa tingkah noraknya membuat dirinya ditertawakan.

"Maklum, Bu, saya gak pernah naik jet pribadi. Naik pesawat komersial aja bisa diitung pake jari," ujar Adriana polos. Ben menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.

"Moodbooster banget sih kamu Adriana," ujar Timothy. "Ben makanya ajak Adriana jalan-jalan dong."

Ben memutar bola matanya. "Ain't got no time for that."

Adriana mendengus mendengar perkataan Ben.

Ben, Naomi, dan Timothy duduk di bagian yang terpisah dengan Adriana, Charista, dan Aura. Hal ini membuat Adriana bersyukur. Adriana selalu takut bepergian dengan moda transportasi udara ini, terutama saat take off dan landing. Ekspresi wajahnya pasti sangat aneh ketika pesawat hendak take off atau landing. Tak hanya itu, Adriana bahkan terkadang muntah.

Charista tertawa lepas ketika melihat ekspresi Adriana.

"Sumpah deh, Ri, kalo kita ke luar negeri bareng klien gimana? Gak malu lo diketawain sama sekretarisnya klien?" tanya Charista sambil tertawa.

"Tunggu bokap gue beli jet pribadi ya, Ri, ntar gue ajak lo jalan-jalan biar terbiasa," ujar Aura.

"Eh sumpah deh lo pada jahat banget sih gue ketakutan tau," balas Adriana. Tubuh gadis itu kaku. Tangannya memegang lengan kursi pesawat dengan erat.

Ketika pesawat sudah berada dalam kondisi stabil, barulah Adriana menghela nafas lega.

"Gue belom pernah deh ke Dubai. Lo pernah gak, Ra?" tanya Charista.

"Pernah waktu SMA kalo gak salah," jawab Aura sambil membetulkan riasan wajahnya.

"Gue sih paling jauh cuman ke Singapore," ujar Adriana. "Tapi kalo gue ke Dubai gue pengen banget bisa lihat Burj Khalifa."

"Pastilah, Ri. Kita kan nginep di Armani Hotel. Armani kan di Burj Khalifa," balas Charista.

Adriana membelalak. "Serius lo? Bukannya itu hotel mahalnya minta ampun?"

BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang