Sembilan Belas

33.2K 1.9K 13
                                    

Naomi tiba-tiba muncul dari balik pintu, gadis cantik itu lalu menghampiri ketiga karyawannya.

"Hey girls, ada apa ini? Seru banget?" tanya Naomi.

"Gak kok, Bu, kita cuman istirahat bentar. Capek duduk seharian," ujar Charista.

"Iya, jangan duduk terus ya seharian. Gak bagus buat kesehatan," ucap Naomi. "Oh ya, Charista, saya mau ada urusan modelling jadi saya pulang cepet hari ini. Kamu gak perlu temenin saya."

Charista mengangguk. "Baik, Bu."

Naomi lalu tersenyum. "Ya udah saya duluan, ya. Bye girls."

"Bye," ucap Aura, Adriana, dan Charista hampir bersamaan.

----

Naomi sedang berjalan sambil bersiul ketika ia melihat seorang gadis berpostur tubuh tinggi, agak terlalu tinggi untuk ukuran wanita Indonesia sedang duduk di lobby kantornya. Penasaran, ia menghampiri gadis itu.

Dan Naomi tampaknya menyesali keputusannya menghampiri gadis itu.

"Hey Naomi Mattheson! Ingat aku, kan?" tanya gadis itu saat ia melihat Naomi.

"Err, yeah, ada apa Catherine? Ngapain supermodel kayak kamu datang ke kantor saya?" tanya Naomi malas.

"Hmm, saya mau ketemu Ben, tapi tadi saya malah diusir sama sekretaris kamu."

"Oh ya tadi kami memang ada rapat jadi saya pesan sama sekretaris supaya gak ada yang ganggu."

"Oh begitu. Kalau gitu Ben udah available dong ya?"

"Maaf sebelumnya nanya, ada hubungan apa kamu sama Ben?"

"Hm, saya temen lamanya. Udah lama banget gak ketemu jadi saya pengen ketemu dia."

Naomi mengangguk. "Saya liat dulu ya dia ada atau enggak."

Naomi buru-buru menaiki lift lagi, hendak menuju kantornya. Ia melihat Aura, Adriana, dan Charista yang masih duduk di sofa berbincang-bincang. Ketiga gadis itu pun sedikit terkejut ketika mereka melihat Naomi yang muncul lagi.

"Eh, Bu? Saya pikir udah pergi?" tanya Charista. "Ada yang ketinggalan?"

"Enggak," gumam Naomi. "Saya mau ngomong penting sama kalian. Tadi Catherine Williams datang ke kantor kita?"

Adriana mengangguk. "Iya, terus dia maksa-maksa mau ketemu Pak Ben padahal sudah saya peringatkan kalau Pak Ben sedang tidak bisa diganggu."

Naomi mengangguk-angguk. "Saya bilangin ya, kalo dia dateng lagi kesini, langsung tolak. Saya gak mau liat muka dia di kantor ini."

Aura mengerutkan keningnya, bingung. "Tapi kenapa, Bu? Kayaknya Ibu benci banget sama dia."

Naomi mendengus kesal. "Gimana saya gak benci sama dia? Nih, tuh cewek sialan udah pernah ngerebut job saya 2 kali. Pertama, 5 tahun yang lalu saya udah deal untuk jadi cover girl sama pihak Vogue, terus tiba-tiba pihak Vogue batalin sepihak, dia bilang mereka ganti artikel dan saya kurang cocok untuk jadi cover artikelnya. Eh setelah saya liat, artikelnya sama sekali gak berubah dan yang jadi cover adalah si Catherine kurang ajar itu. Dan kalian bayangin, itu terjadi dua kali!"

"Belum lagi waktu saya 2 tahun yang lalu dateng ke acara red carpet pake gaun desain temen saya Jessica Halim, eh terus beberapa bulan yang lalu si Catherine itu dateng ke acara red carpet dengan menggunakan gaun yang sama persis kayak yang saya pake, cuman beda warna. Terus itu dia bilang adalah gaun karya dia sendiri. Coba deh kalian bayangin, saya yang pake aja marah apalagi Jessica yang ngedesain?" cerocos Naomi lagi. "Pokoknya saya gak mau tau, kalian pikirin alasannya. Saya gak mau ngeliat muka cewek itu lagi."

BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang