Tiga Puluh Tiga

21.2K 1.1K 14
                                    

"Ben, I'm so nervous."

Ben merasakan genggaman erat tangan Adriana yang berkeringat karena gugup. Ia lalu menatap Adriana, dan tersenyum menenangkan. Saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju venue acara Businessman Of The Year yang diadakan oleh sebuah majalah bisnis terkemuka di Indonesia.

"As long as you're with me, you're safe."

"Tapi kan bakal ada banyak media. Kalo dia nanya-nanyain aku gimana?"

"Just trust me, okay?"

Adriana menghela nafas, lalu mengangguk.

Tak lama, Rolls-Royce yang ditumpangi Ben dan Adriana pun tiba di venue red carpet. Melihat Ben yang kini menggandeng wanita baru, cahaya blitz kamera langsung bertubi-tubi menghujani Adriana dan Ben.

Sambil bergandengan, Ben dan Adriana pun melangkah melalui red carpet. Setelah berpose sebentar, mereka pun segera masuk ke dalam venue acara yang berada di dalam sebuah hotel bintang lima terkenal di Jakarta.

"See? Gak semenyeramkan yang kamu bayangin kan?" tanya Ben saat mereka berdua telah duduk di kursi yang telah ditentukan.

Adriana cemberut. "That's just the beginning."

Dari kejauhan, Adriana melihat Naomi datang sambil bergandengan tangan dengan seorang cowok asing. Naomi pun melihat Adriana. Naomi dan cowok asing itu pun duduk berdampingan dengan Adriana dan Ben.

"Hai! Kamu cantik banget, Adriana!" ucap Naomi kagum pada Adriana.

Malam itu Adriana mengenakan sebuah dress koleksi haute couture berwarna putih. Sepasang anting dan kalung berlian dipadu dengan tatanan rambut yang berkelas pun semakin mempercantik penampilan Adriana.

Tak pernah sekalipun Adriana merasa dirinya secantik malam ini. Malam ini, ia adalah wanita elegan pendamping sesosok makhluk sempurna bernama Ben.

"Thanks, kamu juga cantik banget kok, Naomi," ucap Adriana lagi. Adriana pun lalu menoleh pada cowok asing itu, dan lelaki itu tersenyum singkat pada Adriana. "By the way, sekarang udah nggak sama si hitam manis nih?"

Naomi tertawa. "Naraka maksud lo? Ah capek nungguin dia. Makin lama makin bete gue sama dia."

Adriana tertawa kecil. "Dulu pertama ketemu benci sama Naraka. Terus waktu di Bali tau-taunya diajak terbang naik helikopter. Eh sekarang sebel lagi?"

"Well, dulunya lo juga sebel, suka, dan sebel lagi sama Ben kan? See yourself now, you fall hard for him," balas Naomi sambil tersenyum penuh kemenangan.

Adriana mencibir. "Damn you're right."

"Oh ya, Adriana, lo hati-hati ya. Biasanya kalo ada acara kayak gini, banyak cewek-cewek kegatelan yang suka modus sama Ben. Protect your man," ucap Naomi sambil berkedip. Kemudian dagu runcing gadis itu pun menunjuk ke sebuah arah. Adriana mengikuti arah tersebut dan melihat 2 orang wanita yang sedang mencuri-curi pandang pada Ben yang sedang mengobrol.

"Well, I won't let that happen," ucap Adriana lalu tertawa kecil.

Beberapa saat kemudian, acara pun dimulai. Ben, Naomi, dan Timothy ditunjuk untuk membacakan nominasi, sehingga Adriana pun ditinggal sendiri. Adriana seketika merasa kerongkongannya kering, lalu ia berjalan kikuk menuju stall minuman. Ketika ia sedang menyesap minumannya, ia merasakan bahunya ditepuk oleh seseorang.

"Well, gak nyangka ya ketemu lagi sama lo."

Adriana menoleh pada sumber suara. Betapa kagetnya Adriana saat ia melihat wanita ini. Matanya membelalak, kakinya serasa terpaku pada lantai, tangannya serasa lemas, seakan gelas kaca yang sedang dipegangnya saat ini bisa jatuh kapan saja.

BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang