Ben, Naomi, Timothy beserta ketiga sekretarisnya sudah kembali ke Jakarta dengan selamat. Keesokan harinya mereka langsung bekerja secara normal.
Namun tiba-tiba, Ben menerima panggilan dari Ibunya, Jocelyn.
"Halo, Ma?" sapa Ben sambil terus mengetik di laptopnya. "Kenapa?"
"Ben my baby boy, kamu sama Tim dan Naomi sudah di Jakarta?" tanya Jocelyn dari ujung telepon.
"Seriously, Mom, stop calling me that," ucap Ben sambil memutar bola matanya sebal. "Iya udah di Jakarta. Ada apa, Ma?"
"Gini lho, Ben, Mama perlu banget kamu kesini, ke kantor Mama di Harpe's Bazaar. Mom wants to talk business and it is very important, gak bisa via telepon," ucap Jocelyn. "And I'm ordering, not asking."
Ben menghentikan aktivitasnya. Ben dan kakak-kakaknya tahu bahwa Jocelyn bisa jadi sangat galak kalau perintahnya tidak dituruti. "How long will it take?"
"Depends."
Ben menghembuskan nafas, sedikit sebal. "I'll be right there."
Ben pun lalu menelepon Adriana. "Adriana, 10 menit lagi kita berangkat ke kantor Mama saya, ya. Ada urusan penting katanya. Tolong siapin mobil, ya."
"Baik, Pak."
----
Ben dan Adriana tiba di gedung kantor Harpe's Bazaar. Jocelyn Mattheson adalah CEO sekaligus editor in chief majalah fashion terkenal itu.
Ben lalu membuka pintu ruang kantor Jocelyn Mattheson.
"Hey, Ben!" sapa Jocelyn senang. "And hello, Adriana, nice to meet you again."
Adriana tersenyum kecil. "Senang ketemu Ibu lagi."
"Ada apa sih, Ma pake tiba-tiba nelpon Ben?" sergah Ben. "Ben masih ada kerjaan, nih."
Jocelyn tersenyum kecil. "Sebelumnya Mama kenalin kamu dulu sama seseorang ya."
Jocelyn pun menelpon seseorang. Tak lama kemudian seorang wanita tinggi semampai, memiliki tubuh yang diidam-idamkan setiap wanita, berwajah cantik seperti wanita blasteran, berambut pirang panjang bergelombang memasuki ruangan Jocelyn. Wanita itu tersenyum mempesona.
"Here is the absolutely gorgeous, Catherine Williams," ucap Jocelyn.
Ben menatap wanita itu tak percaya. "Catherine! Long time no see! What happened with your hair? You were brunette back then."
Catherine tersenyum, ia berjalan menghampiri Ben dan memeluk Ben. "Long time no see, Benjamin. You look stunning as always. Yes I dyed my hair."
Adriana tanpa sadar melangkah mundur, tahu ia tidak dibutuhkan disini.
"Jadi Mama mau kamu melakukan photoshoot sama Catherine, model Mama yang paling top," ucap Jocelyn dengan senyum bangga. "Mama janji gak akan lama. Semuanya tergantung kamu nurut sama Mama atau enggak."
"It would be fun, Jo!" ujar Catherine.
"Photoshoot?" Ben menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Aku bukan model, Ma."
"Come on, Ben! We've got the best model here. All you have to do is standing, looking arrogantly to the camera, and let Ms Williams do her job," balas Jocelyn. "Tadinya Mama mau suruh Timothy, tapi setelah Mama lihat, orang-orang lebih tertarik sama kamu. I don't know my children would be that famous."
"Kamu tenang aja, Ben. Gak akan susah kok. Kamu serahin aja semuanya sama aku, ya?" ujar Catherine sambil tersenyum, lalu menggamit lengan Ben manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE
RomanceAdriana Azura adalah seorang gadis sederhana. Selain dari kecerdasan otaknya, Adriana tak mempunyai apapun untuk disombongkan. Ia terlahir dari keluarga pas-pasan yang membuatnya terbiasa bekerja keras membiayai hidupnya sendiri sedari kecil. Apa...