Spekulasi?

1.4K 233 11
                                    

I just need a little more space
To live my life
And make my own decisions
Looking through my eyes, oh
I'm not trying to break your trust
It's all I need
But I'm growing up now, so let me breathe

(Let Me Breathe, Harris J)

----------------------------------------

Aku menggigit apelku dengan sedikit melamun di kafetaria. Tadi pagi aku bangun dengan kondisi tubuh yang sudah membaik. Kepalaku tidak lagi pusing dan aku juga tidak lagi demam. Bahkan aku sudah memutuskan untuk tidak lagi meminum obat yang diberikan dokter.

Semalam Choi Seungcheol pulang tepat pada saat jam makan malam. Dia tidak menanyakan apa-apa padaku soal aku yang tidak membalas pesan ataupun mengangkat panggilan teleponnya. Mungkin karena pada saat itu ada Hong Jisoo di kamar bersamaku, yang datang ke kamarku untuk membawakanku makan malam.

Padahal aku sudah menyiapkan alasan jika seandainya Choi Seungcheol menanyakan hal itu kepadaku.

Pagi tadi aku bangun dengan Choi Seungcheol yang masih tidur. Saat aku bangun dan sudah selesai mandi, Choi Seungcheol masih tidur, saat aku mau keluar turun untuk sarapan, Choi Seungcheol juga masih tidur. Mungkin dia kelelahan karena sampai larut malam berkutat dengan laptopnya. Selain itu malam sebelumnya dia juga hampir tidak tidur karena menungguiku yang sedang sakit.

"Akhirnya kau muncul juga."

Tanpa mendongak aku sudah tahu siapa pemilik suara tersebut.

Lee Jihoon.

"Duduklah," kataku tanpa melihat ke arahnya.

Lee Jihoon meletakkan nampannya dan duduk di depanku. "Kau sudah sehat?"

"Kau tahu aku baru saja sakit?" aku malah balik bertanya.

Apa semua penghuni asrama ini tahu kalau aku baru saja sakit?

"Ya," jawab Lee Jihoon sambil mulai memakan sandwichnya. "Choi Seungcheol yang memberitahukannya padaku. Apa kau sudah merasa baikan?"

Aku mengangguk dengan ekspresi curiga.

Jadi Lee Jihoon berbicara dengan Choi Seungcheol? Dan kenapa juga Choi Seungcheol merasa harus memberitahukan keadaanku ke Lee Jihoon?

"Apa kata Choi Seungcheol padamu?" tanyaku penuh selidik. Tentu saja aku tidak mau Choi Seungcheol berbicara yang bukan-bukan tentangku, seperti alasan kenapa aku bisa sakit misalnya.

"Kemarin malam aku bertemu Choi Seungcheol di tangga. Dia bilang mungkin saja aku mencarimu dan ingin tahu keadaanmu."

Dan kenapa juga Choi Seungcheol berpikir kalau Lee Jihoon ingin tahu keadaanku?

"Lalu aku bertanya padanya apa yang terjadi padamu," Lee Jihoon melanjutkan. "Dan dia bilang kalau kau sedang sakit."

Hanya itu?

"Apa dia bilang alasanku bisa sakit?"

Aku harap Choi Seungcheol tidak berbicara macam-macam tentang aku yang menunggunya di tengah hujan.

"Dia bilang bahwa kau kehujanan ketika dalam perjalanan pulang mengerjakan tugas kelas melukis."

Oh Tuhan, aku lupa!

Bagaimana dengan tugas kelas melukisku? Bukankah tugas itu harus dikumpulkan hari ini? Dan aku sama sekali belum mengerjakannya. Apa Choi Seungcheol sudah mengerjakannya? Kenapa aku bisa sampai lupa seperti ini!

Ugh, tapi kalaupun aku mulai mengerjakannya sekarang, tetap saja waktunya tidak akan mungkin cukup. Jadi memang lebih baik kalau aku membiarkannya saja daripada harus mengerjakan perkerjaan yang sia-sia. Sudah tidak ada pilihan lain bagiku selain pasrah dengan apapun yang akan terjadi nantinya. Skenario terburuknya adalah aku akan dimarahi oleh Mrs. Jung dan mendapatkan nilai jelek di kelas melukisku.

Bunga Iris dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang