"Maybe it's better - it's better this way."
(Beast - Beauty And The Beast)
--------------------------------------
"Ji—"
"Tidak!"
Tidak membiarkan laki-laki di depanku melanjutkan kata-katanya, aku segera memotong ucapannya sebelum kemudian menyuapkan sarapanku dan sengaja tidak mengacuhkannya.
"Jihoon..." tidak menyerah, dia terus saja merayuku. "Tolong aku..."
"Aku bilang tidak!"
"Kenapa kau tega sekali padaku?" sahutnya dengan nada menuduh. "Apa kau tidak mendukung hubunganku dan Jeonghan, dan karena itu kau membiarkan saja Jeonghan mengabaikanku selama empat hari ini?"
Demi Tuhan, Choi Seungcheol menyebalkan!
Hari ini lagi-lagi dia telah mengganggu acara sarapanku. Lebih tepatnya sudah tiga hari ini dia terus saja menggangguku dengan mengikutiku kemanapun aku pergi dan meminta supaya aku mau membantunya membujuk Jeonghan untuk berbicara padanya.
Menghembuskan napas lelah, akhirnya aku menatap Seungcheol yang saat ini tengah memasang wajah memelasnya. Selama kurang lebih dua tahun menjabat sebagai ketua asrama, aku baru melihatnya berada dalam kondisi yang lumayan kacau seperti ini. Wajah Seungcheol terlihat kusut dan lingkaran hitam sedikit menghiasi matanya yang menandakan bahwa dia kurang tidur. Bahkan kepergian Jang Doyoon berobat ke Amerika tidak membuatnya sampai seperti ini.
"Tidak mendukung hubunganmu dengan Jeonghan?!" ulangku sedikit kesal. "Oh, ayolah! Apa kau sudah lupa bahwa dulu aku lah yang memberimu saran untuk sedikit menjaga jarak dengan Jeonghan supaya dia menyadari bagaimana sebenarnya perasaan dia padamu? Kemudian bukankah aku juga yang telah membantumu mendesaknya untuk mau menganalisa apa yang dia rasakan lebih jauh lagi?"
"Tapi ke—"
"Bisa dipastikan jika dulu kau terus saja menempel pada Jeonghan dan memberikan kesan bahwa kau akan selalu ada untuknya, kalian akan tetap berada dalam lingkaran friendzone yang cukup memprihatinkan," sergahku, tidak memberikan kesempatan pada Seungcheol untuk berbicara terlebih dulu. "Dan kau bilang bahwa aku tidak mendukung hubungan kalian?!"
Jangan lupakan bahwa aku juga telah beberapa kali memberikan Seungcheol informasi yang diperlukan mengenai Jeonghan, dan salah satunya adalah mengenai pertemuan Jeonghan dan mantannya dulu.
Dan bagaimana mungkin Seungcheol bisa mengatakan bahwa aku tidak mendukung hubungannya dengan Jeonghan setelah apa yang aku lakukan selama ini untuknya?!
Seungcheol memberikan ringisan menyesalnya menanggapi perkataanku yang telak. "Maafkan aku."
"Choi Seungcheol, ingatanmu benar-benar berjangka pendek!" gerutuku sebelum kemudian kembali fokus pada sarapanku yang baru kuhabiskan setengah.
Hah!
Apa aku tidak terlalu berlebihan dengan bersikap sinis seperti ini?
Tolong silahkan salahkan Kwon Soonyoung karena telah membuatku sedikit uring-uringan seperti ini. Aku tahu tidak seharusnya aku menanggapi pernyataan Seungcheol dengan berapi-api seperti tadi. Hanya saja apa yang dilakukan 'si sipit' itu padaku pagi ini benar-benar membuat moodku menjadi buruk.
Untuk beberapa saat Seungcheol tidak lagi menggangguku dengan bujukannya. Meskipun saat ini dia masih duduk di depanku dengan tatapannya mengamatiku yang sedang menyuapkan makanan demi makanan ke mulutku, setidaknya dia membiarkanku menghabiskan sarapanku dalam tenang. Untung saja aku sudah terbiasa menerima tatapan tajam dari banyak pasang mata sejak dulu sehingga tatapan Seungcheol saat ini dengan mudah bisa kuabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Iris dan Takdir
FanfictionIris Art University adalah salah satu universitas seni ternama di Seoul, Korea Selatan. Salah satu tempat yang dituju bagi mereka yang merasa mempunyai bakat bermusik, akting, tari, lukis, dan juga kesenian lainnya. Tidak pernah ada batasan umur unt...