Bekas Ciuman?

1.5K 166 94
                                    

'Cause I, I feel like I'm ready for love
And I wanna be your everything and more
And I know every day you say it
But I just want you to be sure
That I'm yours

(Yours, Ella Henderson)

--------------------------------------

Tiba-tiba tersandung di ruangan yang gelap, aku terjatuh terduduk dan mendapati seekor ular python besar berada tepat di depanku. Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisku karena perasaan takut yang teramat besar.

Aku harus bangkit dan berlari sebelum...

...terlambat!

Ular python besar itu mulai melilit kakiku.

Demi Tuhan!

Aku harus meminta tolong. Hanya saja meskipun otakku meyuruhku untuk bergerak, tubuhku tidak mau meresponsnya. Begitu pula ketika otakku menyuruh mulutku untuk berteriak sekencangnya. Tidak ada yang keluar dari tenggorokanku kecuali isakan takut.

Seongcheol...

Kupejamkan mataku erat-erat ketika kurasakan ular python tersebut sudah melilit tubuhku. Mengunciku dengan kuat menggunakan tubuhnya, dia tidak hanya membuatku tidak bisa bergerak tetapi juga membuatku semakin susah bernapas.

Berat!

Aku tidak bisa bergerak.

Seungcheol...

Dengan segera aku membuka mataku, sedikit mengerjap untuk menyesuaikan diri dari suasana gelap ruangan yang ternyata adalah kamarku. Jantungku masih berdetak dengan cepat sebelum beberapa detik kemudian mulai berangsur normal secara perlahan. Samar-samar aku bisa melihat cahaya sinar matahari menerobos melalui celah-celah yang ada di atas jendela kamar.

Ternyata hanya mimpi.

Sialan!

Tapi... Ugh!

Benar-benar berat.

Setelah berhasil menenangkan diriku juga menormalkan napasku yang sedikit kesusahan karena sesuatu seperti sedang menjepitku, aku baru menyadari bahwa saat ini tubuh Seungcheol sedang menindihku.

Pantas saja rasanya berat.

Dengan posisinya yang meringkuk menyamping, sementara aku dengan posisi terlentang, sebagian tubuh Seungcheol benar-benar berada di atas tubuhku. Tangan kanannya melintang di atas dadaku sedangkan paha kanannya berada tepat di atas perutku. Seakan tidak ingin memberikan ruang gerak padaku, dia membungkusku dengan begitu erat dan meletakkan dagunya di atas pundak kananku. Seungcheol bergelung padaku seperti seekor koala. Selimut yang kami gunakan bersama entah bagaimana bisa merosot ke bawah dan kini bertumpuk di kakiku.

Demi Tuhan! Mungkin apitan lengan dan kaki Seungcheol tidak akan terlalu masalah bagiku kalau saja tubuhnya yang menindihiku tidak sebesar dan seberat ini. Meskipun tinggi kami yang hampir sama, bisa dikatakan bahwa Seungcheol dua kali lipat lebih besar dariku.

Hembusan napas lembut juga teratur yang menerpa leher bagian samping kananku memberi tahuku bahwa pelaku yang mengganggu tidurku masih larut dalam tidur nyenyaknya. Sementara waktu tidur berhargaku... Sial!

Ini semua gara-gara Seungcheol yang tiba-tiba semalam memaksa untuk tidur bersamaku. Dia menagih syarat yang diajukannya untuk kesediannya menungguku siap melanjutkan hubungan kami ke tahap selanjutnya yang adalah kesepakatan sepihaknya. Entah kenapa kesepakatan sepihak kemarin menjadi tidak hanya dia yang bisa menyentuhku di bagian manapun yang dia mau, tetapi juga bertambah dengan aku yang harus mengizinkannya untuk bisa tidur satu tempat tidur denganku kapan pun dia mau. Dan jika berurusan dengan Seungcheol ketika dia sedang ingin sangat keras kepala, bantahan adalah pekerjaan sia-sia dan sebuah bentuk kegiatan 'membuang tenaga secara percuma'.

Bunga Iris dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang