Kepastian?

1.6K 231 42
                                    

Well, you done done me and you bet I felt it
I tried to be chill but your so hot that I melted
I fell right through the cracks, now I'm tryin to get back

(I'm Yours, Jason Mraz)

--------------------------------------

"Kau ingin beristirahat dulu, Jeonghan?" tanya Jisoo yang sedang berdiri di ujung sisi lain lapangan tenis dengan net yang memisahkan kami.

"Ya, boleh."

"Baiklah," Jisoo terdiam sebentar untuk melihat ke jam tangan yang terpasang di pergelangan tangan kanannya. "Kau boleh istirahat kurang lebih lima belas menit."

"Oke."

Aku pergi meninggalkan lapangan dan kemudian menghampiri Jihoon yang sedang menungguku, duduk di salah satu kursi panjang yang terletak di samping lapangan.

"Terima kasih," ucapku ketika menerima uluran air mineral dari Jihoon sebelum akhirnya meminumnya sampai hanya tersisa setengah botol. "Apa kau bosan hanya melihatku latihan saja selama satu jam ini?"

"Tidak, aku cukup menikmati melihatmu dan anggota klub tenis lainnya latihan."

"Omong-omong, aku benar-benar tidak menyangka kau akan menerima ajakanku untuk melihat latihanku hari ini," aku melepaskan topi dari kepalaku dan menyeka keringat di wajah dan leherku dengan handuk. "Biasanya kau kan selalu sibuk."

"Aku sedang bosan dan tidak tahu harus melakukan apa," gerutu Jihoon. "Sial! Itu semua karena anak itu yang tiba-tiba saja ada urursan dengan klub dramanya."

"Anak itu?"

"Soonyoung."

Oh?

Bukannya Lee Jihoon adalah tipe orang yang sudah terbiasa melakukan apapun sendiri dan selalu bisa fokus dengan apa yang dia kerjakan? Bagaimana mungkin seorang Lee Jihoon bisa bosan sendirian dan tidak tahu harus melakukan apa hanya karena Soonyoung tidak menempel lagi padanya?

Benar-benar menggelikan.

"Kenapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu?" tanya Jihoon dengan wajah yang galak. "Hapus segera seringaian menyebalkan itu dari wajahmu! Apa sebegitu anehnya kalau aku merasa bosan?"

Aku berani bersumpah, saat ini Jihoon yang terlihat jengkel dan memarahiku dengan galak hanya untuk menyembunyikan rasa malunya terlihat sangat imut di mataku.

Apa mungkin sisi Jihoon yang seperti ini adalah salah satu alasan Soonyoung masih betah menempel padanya meskipun selalu digalaki?

"Jihoon, kau benar-benar sudah jatuh dalam perangkap Kwon Soonyoung."

"Yang benar saja! Hal itu tidak akan pernah terjadi," Jihoon mendengus. "Lupakan topik tentang Soonyoung karena aku akan memujimu untuk permainan tenismu tadi. Belum ada satu minggu kau belajar tenis dan kau sudah bermain cukup baik."

"Terima kasih. Tapi sayangnya aku masih tertinggal cukup jauh dari anggota lain, terlebih lagi dari Jisoo. Sepertinya aku tidak akan pernah bisa menang melawan ketua klub kami."

Jihoon mengalihkan perhatiannya ke lapangan, mengamati Jisoo yang sedang bermain bersama salah satu anggota klub, di mana Jisoo kembali mencetak skor hanya dari servis yang dia lakukan.

"Kau benar," ujar Jihoon setelah beberapa saat hanya terdiam memandangi Jisoo. "Hong Jisoo terlihat sangat yakin pada dirinya sendiri ketika berada di lapangan. Dan aura seperti itu hanya bisa dimiliki oleh pemain-pemain professional."

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku menyetujui. Benar sekali.

"Jeonghan?"

"Apa?"

Bunga Iris dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang