I've found out a reason for me
To change who I used to be
A reason to start over new
And the reason is you(The Reason, Hoobastank)
--------------------------------------
Pelayan pergi meninggalkan meja kami setelah mengantarkan pesanan.
"Maaf karena membuatmu menunggu."
"Tidak apa-apa," balasku. "Aku tidak menunggu terlalu lama."
Kim Yuri, wanita imut dengan rambut ikal panjang dan pipi sedikit chubby, berdarah campuran Korea Selatan dan Jepang yang tengah duduk di depanku ini mengedarkan pandangan ke penjuru café. "Café ini sungguh nyaman. Aku terkejut kau mengetahui tempat seperti ini."
"Aku tahu dari seorang teman."
"Oh?" Yuri mengangkat sebelah alisnya. "Apakah teman ini adalah seorang wanita?"
"Bukan. Dia teman satu asramaku."
"Jadi begitu," Yuri kembali menyunggingkan senyumnya dan memperlihatkan gigi taring kanannya yang gingsul. "Sekarang kau punya banyak teman?"
"Tidak juga."
Kami terdiam sejenak untuk menikmati pesanan kami. Yuri dengan cupcake-cupcake dan milkshake strawberry-nya sedangkan aku dengan muffin-muffin dan lemon tea-ku.
Yuri menatapku dengan pandangan tertarik. "Apa sekarang kau suka makanan manis?"
"Tidak juga."
Bukan maksudku untuk menjawab semua pertanyaan Yuri dengan jawaban final dan singkat sehingga kembali terjadi kebisuan di antara kami seperti ini. Sejujurnya aku tidak tahu topik apa yang harus aku angkat. Aku tidak tahu begitu banyak tentangnya untuk bisa membuka obrolan yang menyenangkan.
"Aku begitu kaget ketika bertemu lagi denganmu," kata Yuri memecah keheningan. "Kau banyak berubah. Sekarang kau terlihat lebih ramah dan mudah didekati."
Aku mengangkat pundakku sebagai reaksi atas pernyataannya. "Kau juga telah banyak berubah."
"Benarkah?"
"Begitulah."
"Memangnya apa yang menurutmu berubah dariku?"
Aku mengamati Yuri sejenak sebelum menjawab pertanyaannya, "Cara berpakaianmu, gaya rambutmu yang sekarang panjang, dan tentu saja sekarang kau memakai make up."
"Apa itu berarti aku sekarang semakin cantik?"
Apa Yuri ingin mendengar pujian dariku?
"Ya, kau semakin cantik."
"Terima kasih," Yuri tersenyum dengan mata yang berbinar. "Setiap orang pasti akan berubah. Apapun yang terjadi di dalam hidup mereka, kemungkinan akan merubah mereka. Termasuk kita."
Yuri memang benar. Aku dan dia telah sama-sama banyak berubah. Dan bukan usia yang merubah kami, melainkan apa yang kami jalani dan apa yang mampu kami pelajari dari kejadian-kejadian yang menimpa kami.
"Tapi ada juga hal-hal yang tidak bisa berubah dari kita," lanjut Yuri. "Contohnya adalah nomor ponselmu. Aku kaget sekali. Setelah bertemu denganmu, aku mencoba nomor ponsel lamamu dan ternyata masih bisa dihubungi."
Jadi itu sebabnnya dia bisa menghubungiku lagi?
"Aku tidak terlalu suka melakukan hal-hal yang merepotkan seperti berganti-ganti nomor ponsel," gumamku, entah Yuri mendengarnya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Iris dan Takdir
FanfictionIris Art University adalah salah satu universitas seni ternama di Seoul, Korea Selatan. Salah satu tempat yang dituju bagi mereka yang merasa mempunyai bakat bermusik, akting, tari, lukis, dan juga kesenian lainnya. Tidak pernah ada batasan umur unt...