Rumah dan Sekolah

130 12 4
                                    

Author Pov

Pagi yang sangat panas, iyaa pagi dengan matahari begitu terik nya membuat butiran-butiran keringat membentuk di dahi dan pelipis  seorang perempuan cantik, putih, dengan hidung mancung. Begitu sempurna dengan warna matanya yang unik, biru kecoklatan.

REYNA MICELLIA ALVARO  terpaksa harus lari-lari an menuju gerbang sekolahnya yang akan segera ditutup oleh Pak Satpam.

"Mati aku!!! Umpatnya mempercepat langkahnya.

"Eeiiitt... Pak pak tunggu, ijinin saya masuk dulu!"
"Jegreekk."

Bunyi gerbang di tutup, tapi Reyna bersyukur Satpam sekolahnya itu mengijinkannya masuk.

Reyna terengah-engah mengatur nafas nya, berjalan jauh dan lari-larian sangat menguras tenaganya.

"Lho tumben Non Reyna tidak bawa motor nya."tanya Pak jonny Satpam sekolah nya yang sudah akrab dengan seorang Reyna

Reyna tersenyum menanggapi pak jonny sebelum menjawab pertanyaan Pak Jonny.
"Lagi sakit pak, mogok sekarang opname di bengkel."terang Reyna seolah mendramatisir, tapi dibalas anggukan Pak Jonny yang seolah mengerti maksud Reyna.

"Oalahh gitu non, kalau gitu buruan non masuk! sudah Bel lho, gini- gini saya masih berbaik hati ngijinin non Rey masuk."
"Ohw iya pak, thanks ya Pak, nanti Rey kasih hadiah. "
Reyna segera berlari menyusuri koridor , semoga tepat waktu sebelum guru pelajaran pertama masuk.
Sembari terus menpercepat langkahnya Reyna mengingat-ingat pelajaran apa jam pertama.

"Mati aku, Bu joice!" guru fisika yang terkenal amat killer di sekolah adalah guru pertamanya sekarang, dengan terus berdo'a dalam hati Reyna mempercepat langkahnya.

Dan akhinya keberuntungan memihak Reyna lagi, Bu joice belum hadir
Reyna segera menerobos kelas dan menghempaskan diri ke bangku karena saking capeknya.

"Akhirnya Tuhan, Kau lah penyelamat ku."
gerutunya sembari mengatur nafas.

Sementara itu sahabatnya yang sudah setia menunggu dibangku menatapnya heran.
Reyna melirik sekilas sahabatnya itu dan kembali menyederkan kepalanya di bangku.

"Ntar gue jelasin, sekarang gue lagi capek banget sumpah dari rumah harus jalan kaki rasanya tuh amazing huft." ungkap Reyna

Dinda nama sahabat Reyna itu  terkejut tak percaya, seperti hal yang tak mungkin dilakukan seorang Reyna, yang notabene seorang anak orang kaya.
Bokap nya aja pemilik perusahaan ternama , mempunyai Kakak super keren seorang CEO pula.

"Loe serius jalan kaki Rey?"tanya Dinda

"Gak sepenuhnya jalan sich, tapi tepat nya gue diturunin ditengah jalan."

Dinda semakin penasaran, tapi memilih nyerah untuk tidak bertanya lagi karena Bel pelajaran pertama sudah berbunyi nyaring beberapa menit yang lalu dan Dinda harus kembali ke kelasnya, untuk tingkat 3 ini mereka harus rela pisah kelas.
Sebelum pergi Dinda mengingatkan Reyna untuk menceritakan hal yang terjadi dengan tatapan penasaran lalu beranjak keluar kelas.

Reyna Pov

Sungguh hari yang sangat menyebalkan, semua ini gara-gara Kakak ku, niat nebengin malah diturunin ditengah jalan gara-gara ada berkas kantor yang ketinggalan, ikutan balik kelamaan harus putar arah bakal telat sekolah, terpaksa jalan kaki sembari-nyari angkot dan sialnya tak ada satu pun yang mau berhenti karena full, nyari taksi uang nipis, dompet ketinggalan pula.

"Sitttt rasanya kesel banget."

Ini semua tidak akan terjadi kalau saja aku tidak sakit gara-gara kemaren.
Diserempet sebuah motor yang tidak tau tanggung jawab, sampai aku terjatuh dan menyebabkan tangan sebelah kiri ku terluka.

Dinamika Cinta Reyna  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang