"Huhh...Vio dan Dinda menyebalkan sejak kapan mereka akrab dengan anggota the boys."gerutu Reyna berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya , karena jengah berada di kantin.
Bayangkan berasa jadi kambing congek yang gigit jari..
Ehh emang kambing punya jari 😂Reyna memutuskan balik duluan karena nggak nyambung bahasan para teman-temanya, lagian dia cukup mengantuk hari ini setelah semalam begadang baca buku.
Reyna memasuki kelasnya dan terkejut ada Fabian yang berdiam diri dibangkunya sembari mendengarkan music di headset putihnya.
"Did, tumben kalian mager dikelas?"tanya nya pada Dido yang sibuk menyalin PR nya.
Dido mah selalu gitu,PR selalu saja lupa bukan lupa tapi sengaja.
"Loe nggak lihat Rey, gue lagi menyelamatkan hidup gue dari amukan singa betina."terangnya masih sibuk menyalin.
Sementara Bian yang masih sibuk dengan dunia nya tak peduli dengan kehadiran Reyna yang sudah duduk disebelahnya menghadap kebelakang, ke arah Dido."Nggak capek apa, kerjaan loe nyontek mulu kapan negara maju kalo muridnya aja kayak loe." sindir Reyna.
"Gue udah cukup pusing ngurusin PR dari singa betina Rey, ngapain gue ngurusin negara.Lagian yaa kenapa fisika itu selalu ada PR, heran gue!""Ahhahaha...."reyna tertawa dengan umpatan Dido, meskipun nyebelin kerjaannya nyontek mulu Dido sebenarnya mampu mengerjakan hanya malas saja melakukan.
Pasalnya nilai-nilai ujian Dido cukup lumayan nggak buruk-buruk sekali."Yess...Selesai!Bian, thanks my bro."ungkap nya riang sembari mengembalikan buku Bian.
Yang diajak ngomong malah tidak dengar karena asyik mendengarkan music.
"Isshh nichh anak, kumat nih beku nya.Sini do biar gue aja yang ngasih."Reyna menyambar buku Bian dari tangan Dido.
"Ok lah, gue kantin dulu ye...Laper. "pamit Dido beranjak.Kebetulan jam istirahat masih lumayan lah sekedar untuk makan dan minum.
Reyna menggangguk sembari tersenyum tipis kearah Dido .Speninggal Dido, Reyna bingung harus berbuat apa.
Meskipun berdua dengan Bian, dia sama halnya berdua dengan Batu.
Tiba-tiba ide jail nya memenuhi pikirnya.
Diambilnga satu headset Bian dari telinga nya dan langsung memakainya.Merasa terusik Bian pun menoleh ke arah Reyna.
"Hehehe ..pinjem, gue borring tau Bi."
gerutu nya sembari tersenyum lebar
"Hmm..."hanya itu jawaban Bian.Akhirnya mereka pun menikmati alunan musik dari handphone Bian.
Waktu berjalan merambah maju.
Semakin lama lagu yang bergantian terputar di play list Bian semakin mellow.
Tiba-tiba rasa kantuk menyerang Reyna.
Dan berakhirlah sekarang.
Reyna tertidur menyandarkan kepalanya di bangku mengarah Bian.Bian sedikit terkejut mendengar sedikit suara aneh dari telinga nya.
Dia membuka matanya yang sempat terpejam begitu suara aneh itu mengusik telinga.Bian menoleh ke arah Reyna dan benar suara aneh itu adalah dengkuran halus dari Reyna.
Bian mengamati wajah Reyna lama seolah terpaku.
Reyna begitu damai seperti bayi.
Anak rambutnya yang berantakan menutupi sebagian wajahnya.
"Hmmm cepet banget nih anak tidur."
gerutu nya mengamati Reyna yang tengah terlelap.
Sebagian rambut Reyna menutupi wajah damainya.
"Cantik."gumam Bian lalu tersenyum penuh arti.5 menit lagi, bel masuk berdering nyaring seiring gerombolan anak-anak kelas mulai memenuhi bangkunya.
Tapi kedua insan yang terlelap dengan posisi, yahh bisa di bilang romantis.Kedua nya tidur berhadapan dengan satu headset ditelinga masing-masing.
"Reyna. . kita mau....!"teriakan Dinda berhenti begitu saja ketika melihat posisi Reyna dan Bian yang sangat romantis baginya.
Dia terkikik pelan dan menyeringai jail .
Sementara Vio yang tadi mengekor dibelakangnya terkejut melihat Reyna dan Bian.
Dia pun tersenyum tipis .
Sementra Dido yang datang-datang langsung berisik segera diberi tatapan menusuk dari Dinda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinamika Cinta Reyna
Novela JuvenilMungkin aku menyukaimu sejak lama, tapi kenapa aku tidak bisa mencintaimu lebih lama? Mungkin karena masa lalu mu yang sulit berdamai dengan hati ku. - Reyna Ku kira hanya dendam yang aku punya saat aku pergi, tapi ternyata aku melihat cinta di hati...