Reyna berjalan menyusuri koridor dengan malas, langkahnya seperti di seret dan serasa tidak kuat untuk berjalan.
Dia rapat kan jaket nya dan kedua tangan nya dia sembunyikan di kantong jaket.
Hari ini Reyna tampak tidak baik-baik saja,dia tidak enak badan tapi tetap memaksakan masuk."Kalau saja hari ini tidak ada ulangan,gue kan bisa ijin tidak masuk, huftt miris nasib gue."keluh Reyna dalam hati merutuki nasibnya, disaat tidak fit gini malah harus ada ulangan.
"Reyna."panggilan itu membuat Reyna mendongak dan melihat siapa yang memanggilnya.
Reyna mengembangkan senyum nya ,berharap Vino tidak menyadari wajah pucatnya.
Vino tersenyum lalu berjalan mendekati Reyna.
Seperti biasa kehadiran Vino membuat Reyna gugup."Tumben Vin, pagi gini udah ada disini."ujar Reyna basa basi.
"Iyaaa sengaja, biar bisa antar kamu ke kelas dan juga ketemu kamu."
Ucapan Vino membuat Reyna tersipu malu tapi reyna berusaha menyembunyikan nya.
Dalam hatinya ketar ketir semoga tidak bertemu Bian dulu.
Mereka pun berjalan berdampingan menyusuri koridor.
Tak jauh dari posisi mereka, ternyata Fabian mengamati mereka dari belakang.
Lagi-lagi hanya bisa diam dan terus mengamati.
Tapi akhirnya dia mempercepat langkahnya dan menjajarkan diri di samping Reyna.
Untuk kali ini dia akan menahan emosi nya agar Reyna bisa mengerti dia."Hey...cewek jutek." Fabian dengan sengaja merangkul pundak Reyna dan tersnyum cerah ke arah Reyna.
Reyna yang terkejut hanya bisa nyengir kuda memandang bian yang kini masih tetap merangkulnya.
Sementara Vino melihat dengan tidak suka."Loe tau etika kan, ini sekolah bro jangan umbar kemesraan."ujar Vino dingin dan cukup membuat Fabian tersenyum tipis tapi syarat dengan kebencian.
"Siapa loe ngalarang gue, Reyna tidak masalah.Iyaa kan Rey."Reyna hanya diam lalu mengangguk seadaanya.
Sumpah rasanya tubuhnya semakin menggigil saja begitu menyadari kini dia di apit dengan 2 gunung Es.
Kedua orang yang berjalan disamping kanan kirinya ini benar-benar saling bersikap dingin."Sudah sampai, loe bisa pergi!"ujar Fabian bermaksud mengusir Vino.
"Bukan hak loe nyuruh-nyuruh gue,harusnya loe yang pergi.Gue masih ada perlu sama Reyna."ujar Vino tak kalah dinginnya,memandang Bian dengan tatapan tajam.Sementara Reyna hanya diam menunduk,ntah kenapa dia tidak mau banyak bicara.
Sesaat dia akan melangkah masuk,tanganya di cekal Vino."Rey, gue mau bicara sebentar."
Reyna hanya memandangnya tak mengerti lalu dia mengangguk pasrah.
Begitu dia akan beranjak,sebuah tangan sudah mengganndeng tangan Reyna satunya, jadilah Reyna seeperti rebutan.
Semua anak-anak yang berlalu lalang berhenti menyaksikan adegan yang seperti sinetron itu.
Reyna memutar kedua bola mata nya ke atas, rasanya jengah dengan kelakuan kedua orang itu.
"Uhhh...tidak tau apa, kalau gue udah tidak kuat gini.pusing sekali rasanya."bathin Reyna memandang ke arah Vino lalu Bian secara bergantian.Tiba-tiba penyelamat datang.
"Hey...kalian berdua apa-apaan megang Reyna kaya gitu."umpat Violet segera keduanya melepas cekalan tangan mereka.
Sementara Dinda berdiri disamping Reyna merangkul pundak reyna."Gue hanya ada perlu dan Dia!"ujar Vino sembari menunjuk ke arah bian "mengacaukan nya."lanjut Vino menjelaskan.
Violet kini memandang Fabian, untuk meminta penjelasan tapi Bian hanya mengangkat pundaknya masa bodoh."Kalian pergi sajalah, kaliian tidak lihat jam ! ini sudah mau masuk kelas kan." terang Violet.
Akhirnya semua nya pun mengerti Vino pamit untuk pergi dan Bian sudah nyelonong masuk duluan."Thanks...guys, kalian menyelamatkan gue."keluh Reyna.
Dinda melepas rangkulannya dan tersenyum nyengir ke arah Reyna.
"Yeii....loe hebat Reyna, loe jadi rebuatan Vino dan Bian..cieee...cie..."goda Dinda, tapi hanya dibalas tatapan mata jengkel Reyna.
"Hahahaa...ayo Vi, kita balik! Reyna kesayangan kita ini pasti lagi salting."seru Dinda ,segera merangkul Violet mengajaknya balik ke kelas mereka.
Dan Reyna pun juga memutuskan masuk.menuju kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dinamika Cinta Reyna
Teen FictionMungkin aku menyukaimu sejak lama, tapi kenapa aku tidak bisa mencintaimu lebih lama? Mungkin karena masa lalu mu yang sulit berdamai dengan hati ku. - Reyna Ku kira hanya dendam yang aku punya saat aku pergi, tapi ternyata aku melihat cinta di hati...